Adegan berganti ke posisi Hijrah yang sedang melangkahkan kakinya ke depan, kali ini ia tidak tahu harus kemana, di depan, samping, maupun di belakangnya gelap gulita. Saking gelapnya, ia sampai tidak bisa melihat tubuhnya sendiri, hampa, lembab, itulah tempat kesukaannya setan.
Ting!
Suara deringan kecil muncul dari sisi samping pinggulnya, rupanya kaca Patkwa pemberian Isaac mengeluarkan cahaya dari bulatan kacanya. Tangannya yang cantik meraih kaca suci itu dan tak sengaja mengarahkan kaca Patkwa tersebut ke wajahnya sendiri, bak disinari oleh senter, mata Hijrah langsung berkedip menghindari cahaya.
Silau! Gumamnya sambil mengarahkan kaca Patkwa nya kearah lain lalu mengarahkannya kedepan. Ternyata kaca Patkwa bisa menggantikan peran senter, karena arah jangkauan cahayanya yang panjang dan luas. Namun, itu membuat Hijrah mengurungkan niatnya untuk terus melangkah maju, takutnya jalan yang dilaluinya adalah jalan buntu dan dia akan balik ke tempat yang sama.
"Gak jadi atau terus jalan ya?" tanya nya kepada dirinya sendiri. Rasa ragu muncul di dalam hatinya, andaikan Isaac ada disampingnya, pasti ia tidak akan seperti ini. Disaat Hijrah sedang dilanda ketakutan dan keraguan, tiba-tiba bisikan misterius terdengar di telinganya, menyuruhnya untuk terus berjalan karena jalan yang dilaluinya memiliki pintu keluar.
"Jalan... jalan... jalan..." Hanya 1 kata saja yang masuk ke gendang telinganya, sisanya hanya sampai di daun telinga gara-gara saking jauhnya suara tersebut.
Terdengar seperti suara laki-laki, kek kenal. Gumamnya sembari berjalan mengikuti arah cahaya kaca Patkwa. Kaki jenjangnya menginjak lantai tak terlihat tersebut, di samping kanan dan kirinya sangat sempit, lebih tepatnya ia sekarang sedang berada di lorong misterius.
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Selain suara bisikan, ia juga ditemani oleh suara hentakan kakinya sendiri. Semakin dekat, semakin terlihat pintu yang dimaksud. Karena sudah jenuh berada di tempat tergelap selama seumur hidupnya, ia memilih berlari mendekati pintu berwarna putih itu tanpa mengubah arah kaca Patkwa nya, yang diinginkannya sekarang hanya kebebasan.
"Akhirnya sampai juga!" serunya saat jaraknya sudah tak jauh dari pintu tersebut. Akhirnya, Hijrah bisa sampai di depan pintu itu tanpa terjadi hal yang tidak diinginkannya, ia menarik napas lalu menghembuskan nya perlahan, berharap ini bukan mimpi selama tidur. Dipegangnya gagang pintu itu, menggerakkannya, lalu membukanya perlahan-lahan. Sesudah pintu itu dibuka, tak ada benda yang ada di dalamnya, kecuali cahaya putih yang menerangi seluruh tempat itu. Tetapi Hijrah tidak peduli, kakinya langsung melangkah masuk ke dalam pintu tersebut sebelum pintunya tertutup sendiri usai ia sudah sepenuhnya masuk ke dalam.
Skip
"Sin, tunggu saya!"
"Novi! Jangan cepat-cepat larinya!"
"Teman-teman! Tunggu saya!"
Hentakan cepat siswi-siswi pemilik seragam putih-biru tua terdengar di lorong bagian atas, remaja-remaja pubertas tersebut berbondong-bondong masuk ke dalam kelas, ada yang satu kelas dan ada juga yang berbeda kelas. Diantara mereka semua, hanya 2 siswi saja yang menghuni kelas yang sama.
Teeeeeeett!
Teeeeeeett!
Teeeeeeett!
Teeeeeeett!
Bel listrik yang terpasang di setiap kelas berkumandang dengan keras sebanyak 4x, pertanda jam pelajaran pertama ingin dimulai. Seluruh siswa/i yang masih asik sendiri diluar kelas juga langsung berbondong-bondong masuk ke kelas masing-masing usai mendengar bel tersebut. Di ruangan kelas 1 A SMP Negeri 9 Yogyakarta, terdapat 2 siswi yang sangat akrab dengan satu sama lain. Mereka bercanda ria dan bergosip sesuatu yang keren sampai guru pelajaran pertama masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imlek : The Lost Friend
HorrorSebuah pengalaman yang tak pernah kami menyangka bakal terjadi. Sebelumnya kami belum pernah mengalaminya, hingga semua itu membuat kami parno. Kami yang mendapat tugas KKN di kota Madya, Singkawang. Dengan bekerja sebagai pengurus para Tatung di kl...