Bab 18

5 2 0
                                    

Kembali ke posisi Eilaria dan Sebastian yang sudah keluar dari rumah tersebut tapi masih dikejar oleh hantu mirip bayi hingga sekarang, dengan perasaan takut yang berkecamuk, Eilaria berlari sekencang mungkin agar tak tertinggal sama Sebastian. Walau kaki hantu yang mengejar mereka terlihat memiliki masalah pada lututnya, tetap saja tidak bisa dianggap remeh.

"ARK!" Disaat keduanya sudah berada ditengah-tengah titik jalan perkotaan, tiba-tiba Sebastian mengerang kesakitan. Ternyata, rasa sakit tersebut berasal dari kakinya yang digigit oleh hantu mirip bayi di belakangnya dan berhasil menggigit bagian betisnya. Darah segar pun mengalir keluar bak air terjun, bahkan tempat gigitannya berubah menjadi ruam-ruam kebiruan yang pucat, urat nadi disekitarnya berubah menjadi hitam. Karena tak sanggup menahan rasa sakit, Sebastian langsung memegang erat tangan Eilaria hingga membuat perempuan itu menoleh ke belakang.

"Sebastian, kenap—ya ampun!" ucapnya terkejut setelah melihat pemuda berambut kelabu di belakangnya berusaha melepaskan gigitan dari hantu tersebut. Eilaria mencoba mencari benda yang bisa digunakan sebagai alat pemukul, tapi... mereka lagi ditengah-tengah jalan. Pikiran Eilaria jadi amburadul, mau tidak mau ia harus merelakan ranselnya dipukul-pukul ke kepala hantu sambil berharap sang hantu melepas gigitannya.

"Pergi kamu! Pergi kamu, mahkluk gak jelas!" teriaknya histeris sembari melayangkan ranselnya kearah sang hantu. Sampai ranselnya bonyok pun, hantu tersebut enggan melepas gigitannya, namun itu tak membuat Eilaria menyerah.

Pupil coklatnya menangkap sebongkah batu kerikil yang tergeletak agak jauh darinya, karena jaraknya cukup jauh serta dengan keadaan Sebastian yang tak boleh ditinggal, membuatnya terpaksa harus mengambilnya sambil meraihnya dengan susah payah menggunakan sebatang ranting yang ditemukan di sebelahnya pada saat memukul hantu pakai ransel.

Batu kerikil, ukurannya cukup besar dari telapak tanganku, semoga bisa membantu. Gumamnya. Dengan mengumpulkan banyak tenaga sekaligus menjinjit kan kakinya, Eilaria dengan susah payah meraih batu tersebut. Karena belum sampai juga, ia melangkah sedikit kedepan dan sesekali melihat kearah Sebastian yang masih menjerit.

Bukan hanya menggigit kaki saja, hantu tersebut juga meraih jas Sebastian dan berusaha merobeknya, kali ini celananya yang menjadi korban. Hantu itu juga menarik-narik kaki Sebastian dengan menggunakan kekuatan rahangnya, bak hewan buas yang menarik mangsanya yang sekarat ke sarangnya untuk disantap. Tentu saja sakitnya semakin bertambah, apalagi gigitnya sambil cakar-cakaran.

"Udah dapat belum batunya?!" tanya Sebastian yang tengah memukul kepala hantu dengan tenaganya yang tersisa.

"Sabar, ini... mau... dapat..." Berkali-kali gagal, berkali-kali juga tenaganya terkuras, berkat sifat pantang menyerahnya, Eilaria berhasil meraih batu kerikil tersebut dan langsung memberikannya kepada Sebastian. Dengan kekuatan penuh, pukulan telak Sebastian kena tepat di kepala dan mata hantu tersebut, membuat bagian tubuh di kepala hantu itu rusak dan mengeluarkan semacam cairan hitam menggumpal yang mirip seperti kulit mayat yang direndam terlalu lama didalam air.

"HUEK!" Karena baunya menyengat dan menyebar kemana-mana, membuat Eilaria sedikit memuntahkan isi perutnya. Jika disandingkan dengan bau kotoran mahkluk hidup, masih mending bau kotoran mereka dibandingkan air yang dikeluarkan dari tubuh hantu dibelakangnya yang sedang berteriak kesakitan sekarang.

Mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya, "rasakan ini hantu brengsek!" Dari kedua tangan Sebastian, terpancar cahaya terang yang menyinari hantu tersebut. Saat terkena pancaran sinar, kulit hantu tersebut sedikit demi sedikit berubah menjadi debu abu yang semakin hari semakin mencacatkan tubuhnya. Ketika kulitnya menjadi abu, Eilaria bisa melihat organ dalam hantu tersebut mengeluarkan api, itu berarti cahaya tersebut membakar organ dalamnya terlebih dahulu baru organ luarnya, mirip dengan proses memasak.

Imlek : The Lost FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang