Ada yang kangen Tanah Baghdad?
Update wattpad Tanah Baghdad part 25 akan disesuaikan dengan keadaan authornya. Masih trauma diomel-omelin pembaca :(
Tiket menuju part 25: 3.1K vote + 3.5K komentar
" Apa yang orang-orang tak sadari dari sebuah perjalanan? Siap pergi, maka siap meninggalkan. Siap jauh, maka seharusnya juga siap untuk ditinggalkan."
-Wattpad Tanah Baghdad by frasaberliana-
***
"Bang, ini udah bukan yang pertama kalinya Zalina pergi keluar negeri sendiri."
"Iya, tapi kamu sekarang jadi kayak ketagihan gitu pergi kemana-mana sendiri. Mana—"
"Abang, jangan rusak mood aku yang lagi shopping."
"Uzbekistan cuacanya lumayan dingin di musim gugur. Kamu juga bilang mau pergi ke gunung. Gimana Abang nggak khawatir?"
"Aku sama sahabatku ke Uzbekistan cuma 2 minggu. Fourteen days only. Why jadi posesif gini? Papa aja nggak ngomel, kok."
Zalina berbicara dengan kakak laki-lakinya melalui ponsel yang menempel di telinga kirinya. Sementara tangan kanannya sibuk memilih-milih jas yang di dalam kainnya terdapat bulu angsa dengan desain tidak terlalu tipis, tapi juga tidak terlalu tebal. Zalina merasa pakaian yang dijual oleh brand favoritnya cocok jika dikenakan saat musim peralihan antara gugur dan dingin di Uzbekistan.
"Janji selalu angkat telepon Abang selama di sana. Janji makannya harus teratur. Janji minum air putihnya nggak kurang. Bawa alat bantu dengar cadangan. Nanti di pesawat—"
"Di pesawat jangan ketiduran waktu take off dan landing supaya telinganya nggak sakit. Na udah hafal. Udah, ah, Bang. Na mau shopping dulu sama Keisya. Assalamu'alaikum." Zalina memasukkan ponselnya kembali ke tas bahu yang tergantung di bahu kanannya sambil geleng-geleng kepala menyikapi tingkah kakaknya.
"Keisya, kalau ini kamu suka, nggak?" Zalina menunjukkan jaket rajut warna hitam.
"Lebih suka yang model gini atau gini?" Tangan kiri Zalina memperlihatkan coat atau jaket musim dingin yang berbentuk jas dengan kancing di bagian tubuh depan.
Perempuan bercadar yang duduk di depan cermin besar tak menggubris apa-apa. Dia tertunduk seperti tidak terlalu tertarik dengan aktivitas yang dipilih sahabatnya. Saat lebih dalam memperhatikannya, Zalina dapati pandangan mata Keisya masih sama kosongnya sebagaimana kemarin. Seperti ada ruh yang hilang dari jasad sahabatnya.
Tersebab saat waktu beranjak maju menuju keberangkatan mereka untuk berlibur ke kawasan Asia Tengah, Keisya justru tak begitu nafsu makan. Lebih banyak merenung, melamun, dan terlihat tidak antusias di setiap kegiatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANAH BAGHDAD
SpiritualMenikah dengan seseorang yang pernah kamu cintai dalam diam saat hatimu sedang dirundung kecewa? Bukankah itu indah? Begitulah harapan Keisya saat menerima lamaran Fikra, usai kecewa menghadapi kenyataan dia hanyalah anak angkat Umi dan Abah yang sa...