Berapa usia kalian? Pilih salah satu dari 4 pilihan di bawah dengan emot 💕
13-16 tahun
17-24 tahun
25-32 tahun
33++ tahun
Pastikan kalian menekan tombol bintang (vote) dan beri komentar sebanyak-banyaknya.
Dering suara ponsel di saku membuat wajah yang bersungut-sungut mengerutkan dahi. Kerisauan hati karena rasa ingin tahu atas kondisi sahabat perempuannya membuat Fikra segera menjawab telepon tanpa melihat siapa yang memanggil.
"Alenta?"
Disebutnya nama seorang perempuan membuat Keisya sempat melirik sambil memakai cadarnya kembali.
"Halo, Fikra."
Ternyata telinganya disambut oleh suara laki-laki paruh baya sedikit serak. "Oh-iya, iya, ada apa Pak Sidiq?" Digigitnya bibir bawah bagian dalam karena perasaan sungkan pada seorang pengusaha senior yang bersedia menanamkan modal cukup besar di warung kopinya yang masih tertatih-tatih dalam dunia bisnis.
"Fikra, bagaimana kalau meeting kita di Bali ditunda? Saya harus ke Malaysia besok pagi-pagi sekali. Kamu sudah terlanjur ke sini?"
"Belum, Pak. Saya baru akan siap-siap ke bandara."
Keisya yang duduk di kursi rias menoleh pada Fikra. Pasalnya, dia mampu mendengar percakapan dua manusia yang tak langsung bertatap muka.
"Kalau begitu tidak perlu ke Bali. Kita bertemu di Jakarta saja. Nanti saya refund uang tiket pesawat kamu yang hangus."
"Tidak perlu, Pak Sidiq."
"Tidak apa-apa. Lagian, kamu baru saja menikah. Nikmati dulu bulan madunya. Urusan meeting ditunda sebentar."
Fikra tersenyum miring. "Business is business, Pak. Kapanpun saya siap kalau masalah kerjaan."
"Pengusaha muda biasanya memang masih ambisius. Nggak seperti saya." Sidiq tertawa ringan. "Ya sudah, Sampai bertemu di Jakarta."
"Sehat dan sukses selalu, Pak." Fikra mengakhiri panggilan. Sebuah pesan segera masuk di layar. Notifikasi dari bank karena nomor rekeningnya menerima sejumlah uang.
Mata Fikra melebar. "Lima puluh juta?" Dilihatnya detil pemberitahuan. Tertera nama pengirim dan ucapan singkat.
Selamat atas pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANAH BAGHDAD
SpiritualMenikah dengan seseorang yang pernah kamu cintai dalam diam saat hatimu sedang dirundung kecewa? Bukankah itu indah? Begitulah harapan Keisya saat menerima lamaran Fikra, usai kecewa menghadapi kenyataan dia hanyalah anak angkat Umi dan Abah yang sa...