bab 3

3.5K 162 7
                                    


⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛


Lian sedang berjalan sambil bersenandung ria, Lian berencana akan ke indomart untuk membeli camilan karena stok cemilan Lian sudah habis.

Dan karena suasana hatinya sedang bagus, Lian memutuskan untuk berjalan kaki sambil olahraga.

"Jalan kaki lebih baik dali pada pake motol," gumam Lian karena ia bisa menikmati hembusan angin sore.

Sesampainya di indomart Lian langsung masuk dan mulai berbelanja sesuka hatinya, Lian terus berkeliling mencari apa yang dia inginkan. Setelah puas membeli ini itu akhirnya Lian memilih untuk membayar ke kasir agar ia bisa cepat pulang.

Lian keluar dari indomart dan kembali berjalan santai untuk pulang kerumah karena Lian sudah mulai lelah.

Lian tak sengaja melihat bekas kaleng minuman yang sudah kosong, karena gabut Lian pun menendang kaleng kosong tersebut hingga tak sengaja mengenai seseorang.

"Aduh mampus nih Lian," gumam Lian sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Beberapa pemuda menghampiri Lian dengan wajah garangnya membuat nyali Lian tiba-tiba menciut, Lian menundukkan kepalanya dalam-dalam. Walaupun Lian bisa bela diri tapi tak mungkin ia bertarung dengan mereka karena Lian pasti kalah.

"Heh, lo ya yang nendang nih kaleng kosong sampai kena gue?" Tanya salah satu dari mereka dengan wajah datar sambil memegang kaleng kosong yang tadi sempat Lian tendang.

Lian meringis pelan, lalu mulai perlahan mengangkat wajahnya menatap mereka sambil nyengir lucu.

Mereka menahan nafas saat melihat wajah imut Lian, ingin sekali mereka mengurung makhluk menggemaskan itu hanya untuk mereka seorang.

"Hehehe, solly bang. Lian ga sengaja suel deh tadi Lian ga sengaja," ujar Lian sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf :V

"Gue ga peduli, pokonya lo harus tanggung jawab," ujar pemuda tadi.

Lian menatap pemuda tersebut. "Emm yaudah ayok, nanti Lian minta daddy buat bayal pengobatan nya," ujar Lian.

"Kenapa ga lo ajah yang bayar?" Tanya pemuda lainnya.

Lian menatap pemuda itu. "Lian kan masih sekolah, jadi belum punya uang. Bolo-bolo mau bayalin pengobatan nya abang, biaya hidup Lian ajah masih di tanggung sama daddy," jawab Lian polos membuat mereka memekik gemas.

"Lo cadel ya?" Celetuk salah dari dari mereka menatap Lian penasaran.

Lian cemberut kesal, kenapa orang-orang selalu membahas itu sih? Sudah tau Lian cadel pake acara ditanya lagi. Bikin kesel ajah kan.

"Ga bang, Lian ga cadel cuman ga bisa ngomong L(R) ajah," ketua Lian, membuat mereka terkekeh gemas melihat nya.

"Sama ajah itu cil,"

"Sama-sama, pala abang tuh ada satu," balas Lian asal.

"Ya iyalah kepala mah ada satu, yakali ada lima. Gimana sih lo cil,"

"Ada tuh yang kepalanya lima,"

"Siapa?"

"Gatau,"

"Lah,"

"Ck ya ada lah yang kepalanya lima, tapi kalau di adain," mereka menatap Lian cengo, ada apa dengan pemuda manis di hadapan mereka ini.

Drtt

Drtt

Drtt

Tiba-tiba ponsel Lian bergetar, ternyata ada yang menelpon nya, yang tak lain abang tercinta Arga.

Si Cadel kesayangan (bl) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang