⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛
"Dia imut banget, kalau gue pepet sabi kali ya," ujar Bima tiba-tiba, sambil membayangkan wajah Lian yang imut dimata nya.
"Dia mana mau sama lo, pastinya juga dia lebih milih gue ketimbang lo," ujar Nathan.
"Lo pada kok pd banget sih, yang jelas dia pasti milih gue. Secara kan gue ganteng banget," ujar Erik dengan wajah songong nya.
"Enak ajah dia pasti milih gue," kekeh Bima.
"Gue!" Sentak Nathan.
"Pasti gue," ujar Erik.
"Gu-"
"Berisik!" lerai Regan.
Mereka menatap Regan yang wajahnya sudah tak bersahabat. Lalu melirik satu sama lain, seolah tengah berbicara lewat pikiran.
"Lo tertarik ya sama dia bos?" tanya Sebastian kepada Regan yang hanya terdiam dengan wajah datarnya.
"Ga!" jawab Regan lalu pergi begitu saja dari sana.
"Piks ini si bos suka ama tuh bocah cadel," ujar Bima.
"Sepemikiran kita Bim," ujar Erik.
Lalu mereka pun pergi dari sama menyusul Regan.
•••
"Loha, Lian yang ganteng dan kelen ini sudah pulang," ucap Lian saat sudah memasuki masion Arteza, dengan diikuti oleh Lion di belakangnya.
Aska dan Rafa langsung menoleh kearah si bungsu. "Abis kemana ajah hmm?" tanya Aska sambil berjalan mendekati Lian, lalu mengelus pelan rambut sang adik.
"Hehehe maaf bang Aka, tadi Lian niatnya mau ke indomalet, eh pas di jalan Lian nendang kaleng kosong. Telus ga sengaja kena kepala salah satu dari bebelapa pemuda jadina ngobrol dulu sebental, eh malah lupa kalau mau ke indomalet," jelas Lian dengan suara cadel nya membuat mereka menahan gemas dengan sang adik.
"Terus itu apa yang Adek bawa?" tanya Rafa, saat melihat paper bag yang Lian bawa.
Lian melihat paper bag yang ia bawa, lalu menyerahkan nya kepada Rafa. "Ini buat bang Afa sama bang Aka," jawab Lian.
Rafa pun menerima paper bag itu sambil mengerutkan keningnya binggung. "Tumben," gumam Rafa, sambil menatap paper bag yang ada di tangannya.
Lion berjalan melewati Rafa sambil berbisik pelan. "Nyogok," setelah itu langsung pergi menuju kamar nya untuk menyelesaikan sesuatu.
Rafa mengangguk ngerti. "Yaudah kalau gitu sekarang adek, kekamar terus mandi. Abis itu langsung istirahat, nanti abang bangunin pas jam makan malam," suruh Rafa.
Lian mengangguk pelan mendengar itu. "Lian kekamal dulu ya bang Fa, bang As," pamit Lian.
"Iyaa baby/sayang," jawab keduanya.
•••
Sedangkan dilain tempat, terdapat seorang pemuda yang sedang terdiam sambil memikirkan sesuatu.
Mengapa bayang-bayang pemuda manis itu selalu menghantuinya? Apakah ia tertarik dengan pemuda tersebut? Tapi mana mungkin ia tertarik, mungkin hanya sekedar kebetulan. Pikir pemuda itu.
Lagian mereka baru bertemu sekali jadi tak mungkin jika ia langsung menyukai pemuda itu bukan?
"Arghhh sial, ada apa sama gue sih," kesalnya.
Lalu tak lama ia mulai terlelap, karena kelelahan.
•••
Tok tok tok
"Adek bangun yuk, kita makan malam dulu," ujar Rafa, sambil mengetok pintu kamar Lian.
Tak lama pintu terbuka, memperlihatkan seorang pemuda manis yang sepertinya baru bangun dari tidurnya.
"Sebental bang Afa, bang Afa duluan ajah nanti Lian nyusul. Lian mau cuci muka dulu sebental bang," ujar Lian.
"Yaudah kalau gitu abang tunggu di bawah ya," ujar Rafa yang mendapat anggukan pelan dari Lian.
"Iya abang," jawab Lian.
Skip
Setelah bersih-bersih Lian langsung turun ke bawah, dan dapat ia lihat bahwa para abang-abang nya sedang menunggu dirinya di sana.
"Maaf ya abang, Lian lama," ujar Lian tak enak.
"Iya sayang, gapapa kok. Sini duduk deket abang," ucap Arga, yang sudah kembali kerumah.
"Abang kapan pulang?" Tanya Lian penasaran.
"Tadi sebelum Rafa bangunin adek," jawab Arga yang mendapat anggukan pelan dari Lian.
Mereka pun mulai memakan-makanan masing-masing dengan khidmat.
Dan setelah selesai, mereka langsung memilih untuk bersantai diruang keluarga. Sambil menonton televisi.
"Abang-abang sekalian, apakah kalian sudah memiliki pacal? Kalau sudah kenalin dong sama adek," celetuk Lian tiba-tiba membuat mereka kaget.
"Abang belum ada niat buat pacaran dek," jawab Arga.
"Abang belum nemuin pasangan yang sesuai sama kriteria abang," jawab Lion.
"Kalau abang lagi males pacaran, soalnya kalau menurut abang. Pacaran itu ribet," jawab Aska.
"Abang mau pokus belajar dulu dek, kalau urusan nyari jodoh mah gampang," jawab Rafa.
Lian mengangguk pelan mendengar jawaban dari para abang-abang nya.
"Kenapa Lian tiba-tiba nanya in ini? Atau jangan-jangan adek udah punya pacar lagi? Hayo ngaku," tuduh Lion.
Mendengar itu Lian menggeleng keras. "Engga abang, Lian mah anak baik-baik. Jadi tidak mungkin pacaran," ujar Lian dengan pd nya. Membuat mereka terkekeh gemas.
"Emang Lian anak baik?" Tanya Arga menggoda sang adik.
"Ih Lian mah anak baik abang," kekeh Lian membuat mereka tertawa gemas. Dengan tingkah Lian yang menurut mereka lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cadel kesayangan (bl) [HIATUS]
Jugendliteraturpenasaran? langsung baca ajah ya BxB Gay Bl Hati-hati salah lapak