bab 7

2.2K 121 17
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Beberapa hari telah terlewat kan, sekarang kehidupan Lian sudah menjadi Damai tanpa gangguan dari para hama. Karena apa? Karena para hama tersebut sudah musnah ditangan keluarga Arteza.

Ingin tapi apa yang mereka lakukan kepada Alka? Ya mereka membunuh Alka secara tragis, Menjual organnya, dicincang bagian tubuhnya lalu di berikan kepada singa pelihara keluarga Arteza, sang tragis bukan?

Dan luka yang di derita oleh Lian pun sudah sembuh karena diberi obat mujarab dari para dokter.

(Sebentar ini si Lian punya penyakit jantung ga? Engga kan? Sumpah author suka kebalik ama cerita yg lain maafin ya😭😭🙏)

"Hola semuanya, good molning molning molning," sapa Lian ceria seperti biasanya.

"Morning too baby," jawab mereka serempak.

"Ayok sini sarapan dulu nak," ujar bunda Ara.

"Adek mau sarapan apa?" Tanya bunda Ara.

"Emm Ian mau mam sama loti pake selai coklat," jawab Lian.

"Baiklah," bunda Ara segera menyiapkan apa yang sang anak inginkan.

"Topi adek mana?" Tanya Arga kepada sang adik, ia takut jika Lian lupa membawa topinya karena sekarang kan hari senin dan wajib mengikuti upacara.

"Ada kok bang nih di tas," jawab Lian.

"Syukur lah kalau begitu,"

Setelah selesai sarapan mereka langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat Kesekolah.

"Kami berangkat kesekolah dulu ya Yah, Bun," ujar Arga mewakili saudara nya yang lain.

"Iya hati-hati ya sayang," ujar bunda Ara.

"Tidak perlu ngebut bawa kendaraannya," nasihat ayah Afgan.

"Baik bun yah," jawab mereka lalu menyalami yang orang tuanya dan langsung pergi dari sana.

Seperti biasa Lian akan always nebeng sama abang-abang nya.

Skip

Sampai sekolah mereka selalu menjadi pusat perhatian membuat mereka sudah tidak heran lagi, ya walaupun itu membuat mereka risih. Tapi mereka bisa apa? Diberi tatapan tajam? Itu tidak mempan sama sekali atau harus baku hantam dulu? Itu sangat melelahkan.

Lian berbaris di samping para sahabatnya, Zio, Gara, Alden.

"Topi lo mana Yo?" Tanya Lian kepada Zio.

"Gue lupa hehehe," jawabnya sambil cengegesan.

"Dih kebiasaan lo," ujar Alden.

"Ini lama banget deh, kapan selesai nya ini," kelih Zio.

"Gimana mau selesai orang ini baru di mulai, aduh Zio gue tau lo g*blok tapi jangan g*onlok" banget lah," ujar Alden.

Zio menatap tajam Alden. "Lo ngatain gue g*blok?"

"Kalau bukan ke lo kesiapa lagi? Setan?"

"Ck si anying emang," kesal Zio.

Akhirnya mereka pun terdiam sambil memperhatikan para petugas upacara. "Pak Oji kalau udah ceramah lama bener, ini udah satu jam tapi kaga beres-beres mana yang dibahas itu lagi itu lagi. Dia mah enak adem lah kita kepanasan anjirr," keluh Zio.

"Hooh Yo, kaki gue dah pegel nih," sambung Alden.

Zio menatap Lian dan gara yang sedari tadi hanya diam seperti patung.

"Yan," panggil Zio.

Lian menoleh kearah Zio. "Ngapa?" Tanya nya.

"Lo pura-pura pingsan buru," titah Zio.

Lian mengernyitkan dahinya binggung. "Lah ngapa halus gue? Kenapa ga lo ajah?" Ujar Lian.

"Ya gue mah ga bisa akting anjirr yang ada nanti pas digotong malah ketawa," ujar Zio yang memang apa adanya.

"Caelah ngapain dah pura-pura pingsan?" Heran Alden.

"Ya biar kita bisa ngadem di UKS lah, lo tau kan kalau pak Oji udah ceramah itu 2-3 jam baru beres," jawab Zio.

"Iya juga ya, buru Yan lo pura-pura pingsan," titah Alden kepada Lian.

"Lah kok jadi pada nyuluh gue sih," kesal Lian.

"Udah lah gapapa demi kebaikan bersama kita teh harus bekerja sama,"

"Dih nyambung nya apa anying,"

"Berisik," tegur Gara membuat mereka langsung diam.

"Mau ya Yan, gue itung sampe tiga terus lo pura-pura pingsan ya," ujar Zio yang hanya mendapat deheman dari Lian.

"Satu,"

"Dua,"

"Tig- LIAN," teriak Zio saat tiba-tiba pria itu terjatuh untung saja Gara menahan nya.

"Yan gue kan ngitung belum sampe tiga tapi kok lo udah pingsan duluan sih," ujar Zio pelan.

"Itu bukan pura-pura Zio, itu si Lian pingsan beneran anjing," greget Alden yang rasanya ingin membuat Zio ke sungai Amazone.

"Kenapa disana?" Tanya pak Oji saat melihat keributan disebelah pinggir.

"LIAN PINGSAN PAK," teriak Alden menjawab pertanyaan kepala sekolah itu.

"Cepet bawa UKS sana," perintah pak Oji.

Saat Gara akan menggendong tubuh Lian, tiba-tiba ada seseorang yang mengambil tubuh Lian dari Gara lalu membawanya pergi dari sana.

"Lah si B*ngk* itu si Lian mau di bawa kemana woy," teriak Alden lalu mengerjar orang itu yang di susul oleh Zio dan Gara serta para abang Lian.










•••

Maaf ya kalau buat kalian nunggu lama dan maaf kalau cerita tidak sesuai ekspetasi kalian 🙏

Si Cadel kesayangan (bl) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang