bab 5

3K 132 9
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

"Baby wake up," panggil bunda Ara, sambil menepuk pelan pipi sang putra.

"Eughh," Lian segera meregangkan ototnya lalu bangun terduduk untuk mengumpulkan nyawanya sebentar.

"Lian sudah menyiapkan semuanya?" Tanya Bunda Ara kepada anaknya.

"Sudah bunda," jawab Lian dengan mata yang masih tertutup.

"Yasudah sekarang Lian siap-siap okey, ingat jangan tidur lagi atau kamu akan telat. Bunda mau ke kamar abang kamu dulu," ujar Bunda Ara sambil mengelus rambut Lian, lalu pergi dari sana menuju kamar anak-anaknya yang lain.

"Hah malasnya," keluh Lian lalu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan pelan.

Setelah beberapa menit bersiap-siap, Lian langsung turun kebawah untuk melakukan rutinitas pagi yaitu sarapan.

"Morning all," sapa Lian kepada keluarga nya.

"Morning to baby/sayang," sapa balik mereka.

"Ian mau bawa kendaraan sendiri atau bareng sama abang?" Tanya ayah Afgan kepada anak bungsu nya.

"Emm Lian baleng sama abang ajah Yah, soalnya lagi males bawa kendalaan hehehe," ujar Lian sambil cengegesan.

Mereka tersenyum gemas melihat itu, lalu melaksanakan sarapan dengan tenang.

Setelah selesai sarapan mereka langsung kembali dengan kegiatan masing-masing.

"Yah, Bun, kami pamit dulu ya," pamit Arga sambil mewakili adik-adiknya yang lain

"Iyaa sayang, Hati-hati ya," ujar Bunda Ara.

"Jangan ngebut-ngebut bawa kendaraan nya boy's," peringat Ayah Afgan.

"Iyaa Bun, Yah," jawab mereka serempak.

Lalu mereka pun menyalami tangan kedua orang tuanya sebelum keluar masion.

Mereka membawa kendaraan masing-masing yaitu sebuah mobil, kecuali Lian yang menumpang dengan abang pertamanya Arga.

Selama di perjalanan hanya diisi oleh celotehan si manis yang sesekali ditanggapi oleh sang abang.

Seperti biasa, sesampainya di sekolah mereka langsung menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak terkenal! Mereka semua anak dari pemilik sekolah dengan visual yang tidak main-main.

Kembar 4 dan Lian segera keluar dari mobilnya masing-masing dengan kacamata hitam yang membuat penampilan mereka semakin keren, lalu berjalan beriringan dengan Lian yang berada di tengah.




Aaa mereka keren abis

Yang di tengah manis banget

Visual keluarga Arteza emang ga ada tandingannya

Kalau jadi model pasti banyak yang suka ini mah

Betapa beruntung nya gue kalau bisa dapetin salah satu dari mereka

Dalam mimpi mu

Makin hari makin keren ajah sih kalian ini

Pokoknya gue fans mereka no debat

Dll.

"Eh itu bukannya si imut ya?" Tanya seorang pemuda kepada teman-temannya.

Mereka langsung mengikuti arah pandang teman nya itu. "Lah iya, dia sekolah disini ternyata," ujar pemuda lainnya.

"Ya iya lah, kan kemarin dia bilang adiknya si kembar 4," ucap pemuda lainnya lagi malas.

"Hehehe sorry kemarin gue kurang nyimak," ucap si pemuda tadi sambil cengegesan tidak jelas, membuat Teman-teman nya memutar bola mata malas.

"Cabut,"

"Dingin amat sih bos," ujar pemuda pertama lalu mereka pun pergi dari sana.

•••

Kembar 4 mengantarkan si bungsu hingga kedepan pintu kelasnya.

"Belajar yang bener, jangan bolos," peringat Arga.

"Kalau adek sampai bolos nanti abang hukum ya," ancam Lion.

"Nanti pas jam istirahat kami jemput, jadi adek tunggu disini okee?" Ujar Aska.

"Ingat jangan asal berteman," ujar Rafa mewanti-wanti sang adik.

"Iyaa abang ku sayang, Ian ngelti kok," jawab Lian.

"Good boy," ujar ke 4 abang nya.

"Yaudah kalau gitu kami pamit ke kelas dulu ya," pamit Lion.

"Iyaa abang," jawab Lian, mereka pun mencium pipi Lian terlebih dahulu sebelum pergi dari sana.

Sedangkan Lian? Ia sudah terbiasa dengan itu semua, jadi ia sudah tidak kaget. Berbeda dengan murid-murid yang tidak sengaja melihat adegan itu, atau lebih tepatnya mengintip dari jendela kelas.

Lian segera masuk kedalam kelasnya, yang langsung mendapat sapaan hangat dari teman sekelasnya.

"Halo Lian," sapa Rena, bendahara kelas.

Lian tersenyum lalu menyapa balik. "Hai juga,"

"Lian, akhirnya lo datang juga," ujar Zio.

Lian duduk di bangkunya. "Iyaa, tadi telat dikit," jelas Lian.

"Woy katanya bakal ada murid baru, yang masuk kelas ini," ujar Alden.

"Sapa? Laki atau cewe?" Tanya Gara.

"Katanya sih Laki, tapi cantik. 11 12 lah sama Lian," jelas Alden.

"Owh yaudah sih bodo amat," ujar Zio.

Lalu tak lama guru pun masuk bersama seorang pemuda manis dan cantik untuk ukuran laki-laki sepertinya.

"Halo anak-anak, sekarang kelas kita kedatangan murid baru nih. Ayok nak perkenalkan diri kamu," ujar bu Lily.

"Hai semua nya, perkenalkan nama gue Alkan Dylan Burchard.  Kalian bisa panggil gue Alkan," perkenalkan Alkan.

Skip ajah ya author males ngetik bagian Alkan 😭😭🙏🙏

Kringgg

Bel istirahat telah berbunyi.

Lian dkk. Masih berada di kelas nya menunggu jemputan abang-abang Lian.

Tapi tak lama kembar 4 datang untuk menjemput sang adik bungsu.

"Maaf ya nunggu lama," ujar Aska.

"Engga kok bang," jawab Lian.

Lalu mereka pun pergi menuju kantin.

Sesampainya dikantin, mereka langsung memesan dengan menu bakso dan es teh.

"Gimana tadi belajar nya?" Tanya Rafa kepada sang adik.

"Lancal kaya biasanya bang," jawab Lian.

"Syukur kalau gitu," ujar Lion.

"Abang nanti sebelum pulang mampil ke indomalet dulu ya," pinta Lian kepada Arga.

"Iyaa baby," jawab Arga.

Byurr

"Argghhhh,"

"LIAN!"

Si Cadel kesayangan (bl) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang