bab 12

1.5K 90 17
                                    


Halo guys

Maaf ya bikin nunggu lama, terus bab nya juga ga bisa panjang soalnya... Gatau kenapa 😁😭🙏🙏

Terus maaf ya kalau ketikannya berbelit-belit😁🙏🙏

Selamat membaca, jangan lupa Vote dan Komen

Terimakasih 🙏


        ⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Seperti biasa, sesampainya disekolah mereka akan selalu menjadi pusat perhatian, kenapa? Ya gatau ya mungkin karena mereka tampan tapi... Tapi kan masih ada yang lebih tampan dari mereka tapi yaudah lah suka-suka mereka bae. (Pabelit amat dah🗿)

"Bang, adek ke kelas duluan ya," pamit Lian kepada para abangnya itu.

Kalau bareng sama abangnya mah kelamaan, lumutan Lian nunggu nya jadi mending duluan ajah. Moga-moga ketemu ayang pas lagi jalan mau ke kelas iya kan? Iya dong.

Arga menoleh kearah si bungsu, lalu mengangguk pelan. "Hati-hati gausah lari-lari," peringat Arga yang di iyakan oleh Lian.

"Siap bang," jawab Lian lalu langsung pergi dari sana.

Lian terus berjalan di lorong sekolah untuk segera sampai ke kelasnya, tapi Lian melihat pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat. Pemandangan yang membuat nya sakit hati dan tidak mau berharap lagi dengan seseorang.

Lian mengabaikan itu dan terus berjalan agar cepat sampai ke kelasnya hingga tak lama ia sampai dan langsung masuk kedalam kelas lalu duduk di bangkunya sambil menyembunyikan wajahnya diatas lipatan tangan.

Zio yang melihat itu pun langsung menatap kedua sahabatnya yang lain seakan bertanya 'Kenapa?'

Alden pun mengedikkan bahunya tidak tau sama hal nya seperti Gara, Zio ingin bertanya tapi melihat dari raut wajah Lian seperti pemuda itu sedang tidak ingin diganggu jadi Zio menunggu waktu yang pas untuk bertanya kepada Lian.

"Kenapa? Kenapa dia lakuin itu sama gue?" batin Lian dengan posisi yang masih sama seperti tadi.

"Ck Lian, lo kenapa sih! Inget lo itu bukan siapa-siapa nya dia, jadi lo gapunya hak buat ngelarang dia dekat dengan siapa pun itu," batin Lian.

Tadi Lian tidak sengaja melihat Regan yang sedang di gandeng mesra oleh seorang siswi yang Lian pun tidak mengenalnya, bukan hanya itu Lian juga melihat mereka sangat dekat bahkan Regan yang notabene nya lelaki dingin bisa tertawa karena gadis itu.

Lian sadar bahwa dirinya dan Regan hanya lah sebatas teman jadi Lian tidak memiliki hak untuk melarang Regan agar tidak dekat dengan perempuan mana pun itu bahkan lelaki sekalipun.

Jadi yang Lian ingin kan sekarang hanya lah melupakan.

•••


Kringgggg

Bel istirahat sudah berbunyi, guru yang yang sedang mengajar pun langsung pamit undur diri karena disekolah itu setiap guru wajib keluar kelas saat bel pergantian pelajaran, istirahat ataupun pulang berbunyi, entah apa alasannya.

"Kantin yok, laper nih," ajak Alden.

Ia sudah berdiri dari duduknya sedangkan ketiga sahabatnya masih duduk manis di bangku milik mereka sendiri.

"Yan, lo kenapa sih? Kok dari lagi gue perhatiin lo lesu banget  mana tuh muka ga enak di pandang," canda Zio yang hanya di jawab singkat oleh Lian.

"Gpp," jawabnya lalu langsung keluar dari kelas menuju kantin.

Lian masih tidak mood karena kejadian tadi pagi.

"Udah lah yan, gausah dipikirin dong," batin Lian.

Tak lama Lian sampai di kantin dan langsung menghampiri meja yang di mana diisi oleh para abang-abangnya.

"Bang gabung ya," izin Lian sambil duduk di sana.

"Gabung ajah dek gausah bilang juga gapapa," jawab Lion yang mendapat anggukan pelan dari Lian.

Arga, Lion, Aska dan Rafa saling pandang saat merasa ada yang aneh dengan adik bungsu mereka itu.

"Kenapa?" tanya Lion sambil mengusap rambut sang adik, karena kebetulan dirinya duduk di samping Lian.

Lian menatap Lion lalu menggeleng pelan. "Gapapa kok, cuman pusing dikit," jawab Lian. Ya dirinya memang sedang pusing, bukan sekedar pengalihan semata.

Mungkin karena karena banyak pikiran, wajah Lian juga terlihat sangat pucat membuat keempat abangnya khawatir kepada Lian.

Lion menaruh tangannya di dahi Lian dan Lion dapat merasakan bahwa sang adik sedang demam membuat nya tambah panik.

"Adek demam," ujar Lion membuat Arga, Aska dan Rafa langsung menghampiri Lian.

"Kita ke UKS ajah ya," Aska.

"Gausah bang, Adek gapapa kok," kata Lian menenangkan para abangnya.

"Ga ada tapi tapian baby," ujar Arga lalu langsung menggendong sang adik ala koala.

"Bang, tapi adek gapapa cuman demam biasa ajah ini mah,"

"Gapapa apa nya hmm? Kamu kalau demam nunggu 3 hari dulu baru demamnya turun," jawab Arga.

Akhirnya Lian hanya bisa pasrah dari pada kena omel, mending diem ajah cari aman.

Regan yang tadinya ingin menghampiri Lian, langsung menghentikan langkahnya saat melihat Arga yang menggendong Lian dengan melihat wajah Lian yang sangat pucat.

"Lian sakit? Kok pucet banget mukanya," binggung Regan dalam hati.

Saat akan mengikuti Arga ke UKS tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri nya membuat Regan mengurungkan niatnya.

Sedangkan teman-teman Lian yang melihat itu segera menyusul Lian dan para abangnya ke UKS untuk melihat kondisi sang sahabat.


Si Cadel kesayangan (bl) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang