bab 9

2.3K 119 31
                                    



⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛


Saat ini Lian sedang berada di taman dengan duduk disalah satu kursi yang berada disana, tadi niatnya sih hanya ingin mencari udara segar. Tapi saat melihat taman Lian jadi tertarik untuk mampir ke sana.

"Suasana disini bikin gue tenang," gumam Lian sambil menatap kedepan dimana bunga-bunga cantik berada.

Lian memejamkan matanya sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya membuat Lian tambah betah untuk berlama-lama disana.

Sebenarnya dimansion juga ada taman tapi ya suasananya berbeda dengan taman ini dan taman yang berada dimansion.

Tapi tiba-tiba Lian mendengar suara anak kecil yang merintih kesakitan membuat Lian kembali membuka matanya dan menatap kedepan yang di mana ada seorang anak laki-laki yang sedang terjatuh.

Lian segera bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri anak tersebut. Lian berlutut di depan anak laki-laki itu lalu membantunya untuk bagun serta membersihkan kotoran yang menempel dibajunya.

"Kamu gapapa dek?" Tanya Lian dengan posisi masih sama.

Anak itu tersenyum kearah Lian. "Aku tidak apa-apa kak, terimakasih sudah membantu," ujar anak itu sopan.

"Syukul lah kalau begitu, kalau boleh tau nama kamu siapa?" Tanya Lian.

"Nama ku Devano," jawab anak itu dan Lian mengangguk pelan.

"Kamu kesini sama siapa?" Lian menatap sekitar yang sepertinya tidak ada orang sedang mencari seseorang.

"Sama abang," jawabnya, anak itu berumur sekitar 5 tahunan.

"Telus sekalang abangnya kemana? Kok bisa sendilian?" Lian mengusap wajah Devan karena merasa gemas dengan wajahnya.

"Emm tadi Devan di suruh nunggu soalnya abang mau ke toilet, tapi Devan ga sengaja liat kucing karena kucingnya imut jadi Devan kejar eh malah kesasar," jelasnya.

"Gi-

"Devano!" Panggil seorang pemuda kepada Devano.

"Abang," girang Devano lalu berlari menghampiri sang abang dan memeluknya dengan erat, sebenarnya tadi tuh dia takut. Takut ga bisa ketemu sama abangnya tapi sekarang dia lega soalnya udah ketemu sama abangnya.

"Kemana ajah? Kan abang suruh tunggu," sambil mengelus rambut sang adik.

"Maaf tadi Devan ngejar kucing jadi kesesat terus ga sengaja jatoh untung ditolongin sama abang itu," Devano menunjuk Lian.

Sang abang mengikuti arah tunjuk Devano dan dia dapat melihat Lian yang masih berlutut sambil menatap mereka berdua.

Tapi tak lama Lian bangun dan berniat untuk pergi dari sana. "Lian tunggu," panggil pemuda itu yang tak lain adalah Regan.

Ya tadi Regan di suruh oleh mommy nya untuk mengajak si bungsu bermain di luar, karena sang mommy sedang sibuk membersihkan rumah sedangkan si kecil sangat aktif membuat mommy Regan kesalahan.

Lian berbalik menatap Regan, padahal niatnya tadi mau balik soalnya setiap liat Regan ga tau kenapa Lian jadi kaya punya penyakit jantung. Karena jantungnya suka tiba-tiba jedag jedug kek lagi nge dj.

"Ya kenapa bang?" Tanya Lian sambil tersenyum, yakali dia natap sinis yang ada dibunuh nanti dia ama si Regan.

"Thanks udah nolong adek gue," Regan sambil menatap Lian dengan pandangan yang sulit diartikan membuat Lian bergidik ngeri, tapi kalau tatapan cinta mah lain lagi ceritanya.

Lian hanya mengangguk pelan dan tersenyum. "Iya bang sama-sama," jawabnya.

"Kalau gitu gue pamit pulang ya bang, takut di caliin," ujar Lian sopan.

"Bang main sama Devan yok," ajak si kecil sambil menarik jari Lian pelan.

Ingin rasanya ia menolak tapi sayangnya itu tidak bisa karena wajah Devan sangat imut bagi Lian. Sepertinya nanti pulang dari sini Lian akan meminta sang mommy untuk membuat kan adik untuknya.

Lian terdiam lalu mengangguk pelan. "Emang nya mau main apa hmm?" Tanya Lian lembut dan mengelus pipi Devan yang membuat Lian ingin memakan anak itu saking gemesnya.

"Main mobil-mobilan yok di rumah Devan," ajaknya.

Main mobil-mobilan di rumah Regan? Berarti nanti dia bakal ketemu camer dong? Ck mikir apa sih Lian ini, sadar Lian lo itu segender sama Regan, lagian Regan juga sudah pasti normal dan anti belok-belok.

Regan terus memperhatikan wajah Lian yang sekarang sudah seperti menjadi candu baginya.

"Emm maaf keknya abang gabis-"

"Gapapa main ajah," sela Regan, ia tau Lian ingin bermain dengan adiknya tapi tidak enak kepada Regan.

Lian menatap Regan. "Serius gapapa nih?" Tanya nya tak yakin.

Regan mengangguk justru ini kesempatan emas baginya karena dia bisa mendekati Lian tanpa ada gangguan, soalnya kan kalau di sekolah Lian itu memiliki banyak penjaga membuat Regan tidak bisa dengan leluasa mendekati Lian. Sedangkan sekarang kan para menjaga itu sedang tidak ada.

Ya itung-itung pdkt lah ya, sapa tau abis ini bisa langsung pacaran atau langsung nikah juga boleh Regan mah hayuk wae asalkan nikahnya ama Lian seorang hhh😭

Nih orang kalau udah jatuh cinta emang ngeri ya manteman










•••

Jangan lupa Vote and komen

Thank you semuanya🤗

Si Cadel kesayangan (bl) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang