"Disini kan ya tempatnya yang dibilang dengan Sunoo?" Gumam Chenle dengan melihat rumah kayu di hadapannya.
Tanpa bertele-tele lagi, Chenle langsung masuk kedalam dan benar saja ia melihat seorang pria paruh baya dengan sesajen didepannya sembari mata terpejam dengan mulut yang berkomat Kamit, seperti nya tengah membaca mantra.
Itu dukunnya, tebak Chenle yang sedikit tidak percaya karena dukun itu terlihat sangat tampan dengan wajah tegas nya.
"Permisi" ujar Chenle yang kemudian membuat sang dukun itu membuka mata dan melihat kearah Chenle.
Sang dukun tersebut kemudian tersenyum lalu menyapa Chenle untuk masuk.
"A-anda benar yang bernama mbah Jeno?" tanya Chenle terlebih dahulu.
Tampak dukun itu mengangguk, "Silahkan masuk anak muda, ada apa gerangan kau kemari?" tanya dukun tersebut.
Chenle pun berjalan mendekat dan kemudian duduk bersila dihadapan Jeno.
"Begini mbah, nama saya Chenle. Saya kesini ingin menjadi kaya seperti teman saya yang bernama Sunoo mbah, katanya dia menjadi kaya karena mendatangi Mbah dengan cara pesugihan."
"Lele juga mau ikut pesugihan biar jadi kaya dong" kata Chenle yang langsung to the point.Jeno terkekeh sebentar, "Iya benar. Tapi apakah kau yakin anak muda?" tanya Jeno kemudian.
Chenle langsung mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa ragu, "Iya Mbah, Lele sudah cape kerja dan jadi miskin terus diinjak-injak terus sama orang."
"Itu hal yang mudah, tapi apakah kau sanggup dengan resiko maupun pantangan yang akan kau jalanin dan dapatkan kedepannya?" tanya Jeno lagi
"Resiko dan pantangan?" gumam Chenle yang mendadak menjadi sedikit ragu.
"Iya, karena semuanya harus ada yang dikorbankan untuk mendapatkan semua itu, teman mu pun juga mendapatkan pantangan dan resikonya jika kau melanggar pantangan yang diberikan" kata Jeno lagi
Chenle berpikir sejenak, dan kemudian ia kembali mengangguk dengan yakin.
"Lele sanggup! Apapun pantangan dan resiko nya, asal Lele menjadi kaya dan kalau bisa jangan memakai tumbal ya Mbah" ucap Chenle sembari meminta."Tenang saja, pesugihan ini tidak memakai ataupun memakan korban untuk menjadi tumbal, kecuali jika kau melanggar pantangan itu. Kau mengerti?" Ujar Jeno kembali
"Baik Mbah, selain itu apa ada lagi supaya Lele menjadi kaya raya?" tanya Chenle lagi
"Oke, ada persyaratan nya. Persyaratan nya kau hanya melayani nya saja setiap malam Jumat ataupun malam Kliwon, setiap setelah kau melakukan hubungan badan tersebut maka dibawah ranjang mu akan menghasilkan uang yang kau inginkan untuk menjadi kaya. Tapi ingat jangan sesekali siapapun orang yang memasuki kamar itu, atau lebih baik kau harus mempunyai ruangan khusus untuk melakukan ritual setiap malam Kliwon dan malam Jumat" jelas Jeno, sementara Chenle sedikit bingung mendengar penjelasan Jeno.
"H-hah Lele harus melayani siapa Mbah?" tanya Chenle yang memang sedari tadi bingung dengan yang satu itu.
"Seekor ular" jawab Jeno langsung
Kedua mata Chenle membola kaget, bagaimana mungkin pikirnya. Sementara dirinya saja sangat takut dengan binatang satu itu, bagaimana mungkin ia harus berhubungan badan dengan ular. Memegang nya saja ia sudah tidak berani, apalagi bergelut di atas ranjang.
"Jangan khawatir, ular itu bukanlah ular sembarangan. Dia tidak akan mencelakai mu apalagi menyerangmu, kecuali jika kau melanggar pantangan darinya." Balas Jeno yang seperti tau apa yang ada di pikiran Chenle saat ini.
"Jadi semua pantangan itu dari si ular itu? Tapi bagaimana mungkin Mbah? Lele tidak bisa bahasa ular, apakah Lele harus belajar bahasanya?" tanya Chenle dengan wajah yang polos
KAMU SEDANG MEMBACA
Snake Ritual || JICHEN🔞 (END) ✔️
FanfictionZhong Chenle, pemuda yang dulunya sangat miskin namun tiba tiba mendadak menjadi kaya raya atas usulan salah satu sahabat nya untuk mendatangi dukun pintar langganan nya dengan kata lain PESUGIHAN ULAR. Walau dirinya sudah menjadi kaya, namun ada p...