Suara ketukan di pintu ruangannya membuat Seokjin mengalihkan fokusnya pada pintu itu. Dilihatnya Jisoo yang memasuki ruangannya sambil membawa beberapa map. Matanya menatap intens sang kekasih yang menghampirinya.
"Permisi sajangnim, 30 menit lagi ada rapat final mengenai acara anniversary perusahaan. Ini hasil rapat kita minggu lalu, dan ini beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani." Ucap Jisoo sambil menyerahkan beberapa dokumen pada Seokjin
Seokjin tidak bereaksi, hanya diam menatap Jisoo. Dia masih sedikit kesal dengan kekasihnya ini. Tadi pagi dia memaksa untuk menjemput Jisoo dan ingin berangkat bersama, tapi gadis ini malah menolaknya mentah-mentah dengan alasan tidak mau orang-orang sampai tau soal hubungan mereka, karena mereka sepakat untuk merahasiakannya dulu dari orang-orang.
Merasa tidak ada respon Jisoo mendongak menatap Seokjin, matanya bertatapan dengan mata hitam jelaga itu. Dilihatnya Seokjin sedang menatapnya intens, tak lama dia bangkit dari kursinya menghampiri Jisoo.
Jisoo tersentak saat Seokjin mendorong nya pelan ke meja kerjanya, kedua tangan Seokjin bertumpu pada permukaan meja mengurungnya di kedua sisi. Dia merendahkan tubuhnya sejajar dengan Jisoo. Dalam jarak sedekat ini, Jisoo bisa melihat dengan jelas mahakarya Tuhan yang paling indah yang pernah dia temui. Alis yang tebal dan rapi menaungi mata monoloid berwarna hitam, hidungnya tinggi dengan proporsinya pas, dan bibir penuh yang lembab dan berwarna merah alami.
Pipi Jisoo merona, ditatap sedekat dan seintens ini di tambah dia mengingat kejadian semalam saat Seokjin menciumnya. Jangan lupakan jantungnya yang berdetak lebih cepat.
"Ada apa sajangnim kenapa seperti ini??"
Seokjin mendengus saat mendengar Jisoo terus bersikap formal padanya.
"Kenapa kau terus bersikap formal padaku, aku kesal karena kau tadi tidak mau berangkat bersamaku, dan sekarang kau malah berbicara formal padaku.''
"Sajangnim.. maksudku Seokjin-ssi kita sedang di kantor, tentu saja aku harus bersikap formal padamu karena saat ini kau atasanku."
"Tapi disini kita hanya berdua, bisakah jika kita berdua saja jangan berbicara formal padaku, jangan bersikap seperti itu dan jangan memanggilku seperti itu."
"Lalu aku harus memanggilmu apa?"
"Hmmm panggil aku Oppa atau Jagiya??" Ucapnya manja
Jisoo hanya tertawa, dia senang bisa melihat sikap manja Seokjin yang baru dia ketahui ini.
"Itu menggelikan." Ucap Jisoo sambil tertawa
"Hey apanya yang lucu kenapa tertawa?? Aku serius Kim Jisoo."
"Haha hentikan.. ampun... iya.. iya.. Aku akan memanggilmu Oppa." Jawab Jisoo sambil mencoba melepaskan tangan Seokjin yang sedang mengelitiknya pinggangnya.
"Nah seperti itu kan aku senang mendengarnya."
"Baiklah Oppa, ayo kita bekerja lagi."
Seokjin menggeleng dan malah mengurung Jisoo lagi dengan tangannya iya tumpukan pada meja kerjanya. Jisoo mengernyit heran, kenapa lagi pikirnya.
"Berikan aku satu kecupan maka aku akan membebaskanmu.'
'Oppa ini kantor"
"Kau lupa kantor dan perusahaan ini milikku? jadi aku bebas mau melakukan apapun. Lagi pula saat ini cuma kita berdua disini sayang. Ayolah biar aku semangat bekerjanya."
"Cihh sombong sekali, ya.. ya.. ya.. aku tidak lupa bahwa kau Bos nya."
"Jadi ayo beri aku satu kecupan."
Seokjin mendekatkan wajahnya pada Jisoo hendak mencium bibir love itu, jarak mereka hanya tinggal beberapa senti saja namun gagal saat pintu di buka tiba-tiba membuat mereka tersentak. Jisoo segera mendorong Seokjin pelan dan langsung berdiri tegak. Sedangkan Seokjin hanya memasang wajah masam dan kembali pada kursinya. Ternyata yang membuka pintu adalah Yoongi. Sama hal nya dengan Jisoo dan Seokjin yang terkejut, Yoongi juga tak kalah terkejutnya melihat kejadian yang baru saja dia lihat itu.
"Maaf Sajangnim menganggu, saya ingin memberikan hasil meeting saya dengan vendor kemarin."Ucap Yoongi
Seokjin mengangguk kemudian mengambil map yang Yoongi serahkan. Jisoo yang masih gugup sekaligus malu karena terpergok oleh Yoongi memutuskan untuk undur diri.
"Permisi sajangnim... tuan min... saya akan menyiapkan ruang meeting terlebih dahulu dan menghubungi para ketua tim. 10 menit lagi rapat akan kita mulai"
Seokin dan Yoongi hanya mengangguk membiarkan Jisoo berlalu dari hadapan mereka. Yoongi menatap pintu yang tertutup itu lalu beralih ke Seokjin yang sedang memeriksa berkasnya.
"Bisakah kau mengetuk pintu ruanganku dulu sebelum masuk?" Ucap Seokjin sedikit kesal
"Aku terbiasa tidak mengetuk pintu, kau sendiri kan yang bilang tak usah bersikap formal padamu jika kita berdua"
"Ya memang aku penah mengatakan itu, tapi bisakah mulai sekarang kau harus mengetuk pinu ruanganku dulu sebelum masuk?
Yoongi hanya menganggukan kepala sebagai responnya
"Ada yang ingin kau ceritakan padaku Jin?"
Seokjin mengangkat pandangannya menatap Yoongi, dia bimbang harus menceritakannya atau tidak pada Yoongi. Tapi selama ini tidak ada yang bisa ia tutupi dari sahabatnya itu. Jadi dia menceritakan tntang hubungannya dengan Jisoo.
"Jadi begitulah sampai kami sekarang akhirnya berkencan."
Yoongi merasakan sakit di dadanya. Perempuan yang ia suka ternyata berkencan dengan teman sekaligus atasannya sendiri. Baru saja dia ingin mengutarakannya pada Jisoo, tapi dia malah kalah start. Dia terkekeh dalam hati menertawakan nasibnya.
"Ahh begitu, baguslah selamat Jin semoga hubunganmu berjalan lancar. Jaga Jisoo dia sepertinya adalah wanita yang baik."
"Terimakasih Yoon, semoga kau juga segera menemukan seseorang yang mencintai dan menyayangimu. Kau bilang ada wanita yang kau sukai. Apakah hubunganmu dengannya berjalan baik??"
"Tidak, dia bahkan menolakku sebelum aku mengutarakan perasaanku."
"Bagaimana bisa?"
"Nanti kalau ada waktu akan aku ceritakan, sekarang kita harus ke ruang meeting."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamsi Anyeongchorom (Hanya perpisahan sesaat)
RomanceBersamamu ku terluka, melepaskanmu aku lebih terluka #kimseokjin #kimjisoo #jinsoostory #bts #blackpink #blackbangtan