15

106 8 0
                                    

Sebagian part ini mengandung unsur dewasa, mohon bijak dalam membaca. Maaf bila ada yang kurang nyaman









Semua terjadi dan berjalan begitu saja, dilanjutkan dengan Seokjin yang beranjak sambil menggendong wanitanya ala bridal style, dan Jisoo yang refleks mengalungkan tangannya di leher Seokjin selama pria itu membawanya menuju tempat tidur.

Lalu saat Seokjin menjatuhkan dirinya ke ranjang, Jisoo telah tau kemana ini akan berlanjut. Dimulai dari Seokjin yang kembali menciumnya setelah memposisikan tubuh diatasnya, di lanjutkan dengan pakaian yang satu persatu tergeletak di lantai kamar, hingga kuku Jisoo yang terasa menancap pada punggung Seokjin saat inti dari tubuh Seokjin mulai memasukinya.

"Rileks sayang jangan menjepitku terlalu kencang, aku tidak bisa masuk." Ucap Seokjin sambil memberikan beberapa kecupan pada wajah Jisoo untuk mengalihkan rasa sakit wanitanya

"Ini masih terasa sakit untukku Oppa."
"Maka dari itu kau harus rileks dan biarkan aku masuk sepenuhnya."

Kemudian Seokjin kembali melumat bibir Jisoo, mengalihkan perhatiannya sementara pinggangnya mendorong perlahan agar tubuh mereka besatu sempurna. Dia mulai bergerak konstan saat Jisoo mulai rileks. Jisoo seperti menahan desahannya mati-matian saat kesakitannya berubah menjadi kenikmatan yang luar biasa.

"Jangan di tahan sayang, desahkan namaku." bisik Seokjin di telinga Jisoo
"Bagaimana kalau orang tuamu tau apa yang sedang kita lakukan saat ini Oppa?" Jawab Jisoo terengah
"Kamar ini kedap suara, dan kamar orang tuaku ada di lantai bawah kau tenang saja. Lagi pula mereka pasti mengerti kita sudah sama-sama dewasa."

Dengan nafas terengah dan erangan pelan, Seokjin mempercepat gerakannya membawa mereka menuju puncak gairah masing-masing . Seokjin mengeram merasakan tubuh Jisoo mencengkram kejantanannya dengan kuat. Dia kembali melumat bibir Jisoo membungkamnya dengan ciuman panas meredam suara Jisoo yang sudah tidak tertahan saat Jisoo mencapai pelepasannya.

Kepalanya mulai pening penuh dengan gairah membuatnya tak tahan lagi hingga kemudian dia mencapai puncak kenikmatannya dan pelepasannya di dalam tubuh Jisoo.

"Terimakasih" Seokjin mencium pelipis Jisoo

Nafas Jisoo masih memburu, ia membuka mata dan melihat Seokjin tersenyum menatapnya. Ia mengusap kening Seokjin yang basah karena keringat sambil menganggukkan kepalanya.

Seokjin kembali memberikan kecupan dibibir Jisoo, kemudian menarik diri dan melepaskan penyatuan tubuh mereka dengan hati-hati. Menarik selimut untuk menutupi tubuh polos keduanya dan membawa Jisoo dalam pelukannya.







Pagi-pagi sekali sekitar pukul 6 pagi Jisoo terbangun. Melirik ke samping kanannya dan menemukan Seokjin yang masih terlelap sambil memeluk pinggangnya.

Jisoo berbalik mencium kening Seokjin sekilas dan bergeser perlahan melepaskan pelukan Seokjin lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, mengingat semalam dia yang tidak sempat membersihkan dirinya.

Suara gemericik air membangunkan Seokjin, membuat ia membuka matanya dan tak menemukan Jisoo di sampingnya. Tak lama pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Jisoo yang sudah segar dengan berbalut piyama yang Seokjin bawa semalam. Jisoo tersenyum dan menghampri Seokjin.

"Oppa sudah bangun?"
"Kenapa kau bangun pagi-pagi sekali? dan sudah wangi begini hmm?" Seokjin yang sedang bersandar di headboard ranjang menarik tangan Jisoo agar duduk di sampingnya. Dia menghirup aroma sabun yang berpadu dengan feromon yang menguar pada tubuh Jisoo.

"Semalam kita tidak sempat membersihkan diri karena kelelahan, jadi aku ingin mandi pagi biar lebih segar. Oppa mandi lah juga."
"Mengapa tidak mengajakku mandi bersama" Seokjin tersenyum jahil
"Aishh" Jisoo memukul dada Seokjin pelan dengan semburat merah muncul di pipinya membuat Seokjin terkekeh gemas melihatnya

Jamsi Anyeongchorom (Hanya perpisahan sesaat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang