17

108 5 2
                                    

Part ini mengandung adegan dewasa. Mohon bijak dalam membaca.

Happy reading..










Jam 11 malam, ketika Seokjin terbangun dan menyadari bahwa dia ketiduran di kantor. Kemudian menyadari bahwa dia belum mengabari Jisoo, begitupun sebaliknya Jisoo juga belum ada kabar lagi setelah mengatakan bahwa dia sudah sampai di tempat acara. Dia meraih handphone yang tergeletak di meja kerjanya, bermaksud ingin menghubungi Jisoo tapi sial baterai handphone nya habis.

Seokjin memutuskan untuk pulang ke apartemennya, mengingat dia belum packing untuk keberangkatannya esok hari ke Jerman. Melangkah keluar ruangan, dan berpapasan dengan Yoongi yang sepertinya habis dari pantry dengan membawa secangkir kopi yang masih mengepulkan asap tipis.

"Aku kira kau sudah pulang"
"Aku akan begadang dan menginap disini. Kau akan pulang sekarang Jin?"
"Ya, aku belum packing."
"Baiklah, hati-hati di jalan."

Seokjin hanya menganggukan kepala sebagai responnnya, lalu melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar.

Sementara itu di sebuah kamar Jisoo benar-benar sudah tidak sadar dengan apa yang terjadi. Kepalanya terasa berat, pandangannya berkunang-kunang dan seluruh badannya terasa panas. Maka saat Taehyung membaringkan tubuhya di ranjang, dia segera menanggalkan pakaiannya dan hanya menyisakan sebuah tantop bertali tipis dan hotpants.

Taehyung yang melihatnya semakin menatap penuh gairah, dia segera menghampiri Jisoo dan memposisikan diri di atasnya. Dia sudah tidak tahan ingin segera menyetubuhi Jisoo namun dia tidak ingin melakukannya dengan terburu-buru, dia ingin menikmati setiap momen ini dengan perlahan.

Dia membelai pipi Jisoo dan memandangi wanita yang di bawahnya ini penuh minat. Jisoo terlihat berkali-kali lebih cantik di lihat dari posisi ini.

"Oppa tolong nyalakan AC nya disini masih panas." Jisoo kembali meracau sambil menggeliat tak nyaman. Lalu dengan tidak sadar dia menarik tengkuk Taehyung dan mencium bibir Taehyung secara tiba-tiba membuat Taehyung sedikit kaget tapi tak ayal membalas ciuman Jisoo tak kalah panasnya.

Akhirnya.. akhirnya Taehyung bisa merasakan bibir manis Jisoo yang selama ini hanya bisa dia bayangkan saja bagaimana rasanya. Tapi sekarang dia benar-benar bisa merasakan bagaimana manisnya bibir itu. Taehyung mengerang di sela-sela ciumannya merasakan bagaimana candunya bibir Jisoo untuknya.

Hasrat untuk menyentuh Jisoo lebih jauh semakin besar, maka dia memutus ciuman itu dan membantu Jisoo menanggalkan kain yang tersisa di tubuhnya. Taehyung menatap takjub bagaimana indahnya tubuh Jisoo yang polos tanpa apapun. Tangannya menangkup buah dada yang begitu menggoda dengan ujung nya yang berwana pink alami. Kemudian di hisapnya puncak dada Jisoo dengan tangan satunya yang memilin dan meremas payudara yang lain. Jisoo melengkungkan punggungnya saat Taehyung menghisap dada nya.

Puas dengan bagian dada, Taehyung kembali memberikan kecupan seringan bulu di setiap inci tubuh Jisoo. Mulai dari wajah, leher, dada, hingga perut rata Jisoo. Tangannya tidak tinggal diam menjalar pada pusat tubuh Jisoo memainkan dua jarinya di dalam sana, menggerakan dengan acak membuat Jisoo kewalahan dan akhirnya mendapat pelepasan pertamanya.

Taehyung tersenyum evil, ini bahkan baru permulaan tapi Jisoo sudah tampak tak berdaya. Dia ingin terus menjamah tubuh Jisoo. Kembali di bukanya kedua paha Jisoo, kemudian dia merendahkan kepala mensejajarkan dengan kewanitaan Jisoo dan mulai menjilat benda yang ada di hadapannya. Jisoo kembali melengkungkan tubuhnya saat lidah Taehyung menerobos masuk area kewanitaanya.

"Oppa jangan terlalu lama memainkannya, masukan saja aku sudah tidak kuat."

Taehyung mengeraskan rahangnya saat mendengar Jisoo masih saja menganggap bahwa dirinya Seokjin. Hatinya semakin diliputi rasa cemburu saat mengingat mungkin Jisoo dan Seokjin sudah sering melakukan aktivitas panas ini. Dia kembali membungkam Jisoo dengan ciuman panas nya kemudian bangkit menanggalkan pakaiannya sendiri. Memposisikan kejantanannya di tengah-tengah pusat tubuh Jisoo kemudian mendorongnya tanpa aba-aba sehingga membuat Jisoo menjerit kesakitan.

Jamsi Anyeongchorom (Hanya perpisahan sesaat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang