19

96 8 0
                                    

Bau khas rumah sakit langsung dapat Jisoo rasakan saat dia sadarkan diri. Kepalanya masih agak berdenyut, dan Jisoo bisa merasakan tangannya yang sakit karena terdapat infusan disana.

Jisoo melirik ke samping kanannya terdapat seorang laki-laki yang sedang duduk dan sibuk dengan Ipad nya.

"Yoongi-ssi..." Panggilnya lirih
"Jisoo.. kau sudah sadar?'' Yoongi menyimpan Ipadnya dan mengalihkan perhatiaanya pada gadis di depannya. "Sebentar aku panggilkan dokter dahulu"

Tak lama dokter datang dan langsung memeriksa Jisoo.

"Syukurlah tidak ada yang perlu di khawatirkan, pasien hanya kelelahan dan mengalami shock selebihnya aman. Luka di lutut dan kakinya juga sudah kami obati. Tunggu cairan infusan habis pasien sudah di perbolehkan pulang."
"Ahh begitu, baiklah dokter terimakasih."

Jisoo yang hanya diam memperhatikan Yoongi dan dokter yang sedang membicarakan kondisinya. Dia mengira kejadian tadi pagi adalah mimpi, tapi ternyata itu bukan mimpi. Air matanya hendak menetes kembali tapi buru-buru dia mengerjapkan matanya guna menghalau cairan itu keluar dari sudut matanya.

"Jisoo kau jauh lebih baik?"
"Aku haus ingin minum"
Dengan sigap Yoongi mengambilkan air dan membantu Jisoo duduk lalu membantunya untuk  minum.
"Terimakasih, maaf merepotkanmu Yoongi-ssi"
"Tidak masalah Jisoo ini bukan apa-apa. Ada lagi yang kau butuhkan?"
Jisoo menggelengkan kepalanya. Hening sesaat diantara mereka sampai Jisoo kembali memulai percakapan.

"Kau yang membawaku ke rumah sakit?"
"Ya, aku menemukanmu hampir pingsan di bandara lalu aku membawamu ke rumah sakit terdekat."
"Bagaimana bisa kau ada di bandara?"
"Saat kau meninggalkan kantor, jujur aku khawatir melihat penampilanmu yang kacau. Aku takut terjadi sesutu padamu, jadi aku ikut menyusulmu ke bandara dan setelah aku sampai, aku malah terkejut saat kau hampir jatuh karena tak sadarkan.
"Hmm sekali lagi terimaksih Yoongi-ssi sudah menolongku."
"Jangan berterimakasih, aku tulus membantumu."

Setelahnya hening kembali diantara mereka kurang lebih dua menit, hingga Yoongi yang sudah tak tahan dengan rasa penasarannya melontarkan pertanyaan yang sejak tadi sudah tertahan di ujung lidahnya.

"Jisoo maaf aku menanyakan ini, kau sedang ada masalah dengan Sajangnim??"

Jisoo ragu kata apa yang harus dia jawab atas situasi yang terjadi saat ini antara dia dan Seokjin, hingga akhirnya Jisoo menjawab "Kami hanya sedikit salah paham saja."
"Kau yakin? Maaf bukan maksudku ingin ikut campur, tapi.. ahh lupakan maaf sudah lancang menanyakan ini."

"Apa Sajangnim ada menghubungimu?"
"Tidak ada, pesan terakhirku hanya dia baca lalu handphone nya tidak aktif mungkin sekarang dia masih dalam pesawat. Dia tidak mengatakan apapun tentang kepergiaanya ke Jerman padamu?"

Jisoo hanya diam, kemudian menggelengkan kepala sambil memilin jarinya dan tanpa disadari air matanya kembali menetes dari kedua matanya.
"Jisoo kau baik-baik saja? Ada apa? Apa ada yang sakit?"

Bukannya menjawab air mata Jisoo malah semakin deras turun, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan menangis tergugu sampai bahunya bergetar. Yoongi yang melihatnya panik dan bingung harus berbuat apa.

Akhirnya dengan ragu Yoongi melingkarkan tangannya pada bahu Jisoo dan membawa Jisoo bersandar di pundaknya. Membiarkan Jisoo menumpahkan segala kesedihan yang sedang menyelimuti tanpa mengeluarkan sepatah kata. Hanya menepuk-nepuk ringan bahu Jisoo berharap agar tangis Jisoo segera reda.

Yoongi merasa hatinya ikut teriris melihat wanita yang dicintainya menangis seperti sekarang. Walau dia tidak tahu apa yang menyebabkan wanita ini menangis terserdu. Lama mereka dalam posisi ini hingga tangis Jisoo mereda. Jisoo yang sudah mulai tenang kemudian mengangkat kepalanya dari bahu Yoongi. Sedikit kecanggungan tercipta diantara mereka. Yoongi mengambilkan kembali air minum agar Jisoo lebih tenang.

Jamsi Anyeongchorom (Hanya perpisahan sesaat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang