Hayiii guysss
AYO BACA SHAKA AMA DILLA YUKK!!
Ditulis, 22 April 2024
---------
"DILLA!" Shaka berteriak sembari terus mengejar Dilla di halaman belakang rumah gadis itu.
"Jangan lari lo!" Shaka mengejar Dilla kemanapun gadis itu berlari.
"APASIH! BISA DI MANDIIN LAGI DIA!" Balas Dilla sambil mencoba menghindar dari tangkapan Shaka.
"Hyak! Kena lo!" Senyum jahat terlukis diwajah Shaka saat tangannya berhasil meraih lengan Dilla.
"Akh!!" Dilla berteriak kegelian gara-gara Shaka menggelitiiki pinggang nya. "Berhenti woii!"
"Gak bakal! Lo harus tanggung jawab. Pokoknya mandiin doggy gue ampe kinclong lagi!" Titah Shaka tidak terbantahkan.
Glup.
Dilla menelan ludah nya kasar. Memang salah dia menerapkan konsep lukis pada anjing kesayangan Shaka yang memiliki warna bulu seputih salju itu.
Lagian, bulunya terlalu monoton sih. Masa putih aja, jadilah Dilla berinisiatif memberinya sedikit motif lope-lope pada bulu-bulunya.
"Lagian bulunya masa putih begitu. Kurang menarik, jadi gue kasi variasi sedikit. Lo harusnya berterima kasih tau ama gue." Dilla masih sempat-sempatnya berpangku tangan kepada Shaka.
"Variasi otak lo! Apa tadi? Terima kasih? Ck! Harusnya lo minta maaf ege. Nggak punya rasa bersalah banget lo. Gak diajarin ya sama guru?!" Sewot Shaka.
Shaka menghembuskan nafas panjang untuk mengatur mood dan emosi nya. "Gue gak mau tau, lo harus manddin Doggy sekali lagi. Kalau gak--" Shaka menjeda ucapannya sembari menunjuk wajah Dilla.
"Kalau gak bulu Katty juga bakal gue warnain kayak lo warnain bulunya Doggy! " Ancam Shaka.
Dilla membulatkan bola matanya. "Jangan weh! Lo kan tau paling susah buat ajak kucing gue mandi!"
"Makannya mandiin Doggy gue. Ampe bersih pokoknya, biar Clint biar kinclong." Tekan Shaka.
Pundak Dilla menurun dengan lemas. "Tck? Iya-iya. Awas aja lo nyentuh Katty. Gue ceburin juga guguk lo ke dalem ember cat!" Dilla malah balik mengancam.
"Tch. Iya-iya. Udah sana cepetan. Ntar catnya makin susah dibersihin itu." Shaka mendorong bahu Dilla agar lebih ceoat bergerak.
Dilla akhirnya kembali berlari. Tapi bukan memandikan doggy. Dia malah lari ke pintu belakang untuk kabur dari Shaka.
"DILLA!" Emosi Shaka naik lagi. Gadis itu benar-benar menguji kesabaran Shaka rupanya.
Shaka bersedekap tangan. Memangnya mau lari kemana gadis itu, toh dia hanya membawa ponsel tanpa sepeser pun uang yang ia bawa.
Pupil Shaka sedikit membesar kala mengingar satu hal. "Dia pasti bawa atm."
Shaka gak mau ambil pusing. Paling bentar lagi juga balik, mana bisa dia keluyuran kayak gitu.
Ia kemudian berpamitan kepada Mbok Ratni dan menitipkan pesan jika Dilla kembali ke rumah pada saat Shaka tidak ada.
------
Dilla berjalan kaki mengelilingi komplek perumahan mewah yang menjadi kawasan tempat tinggalnya selama ini.
"Huh! Gak mau gue di cakar Doggy kalo mandiin tuh anjing tantrum. Bisa-bisa kulit gue compang-camping nanti." Dumel Dilla sambil terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness or Pain
Novela JuvenilKisah cinta yang gak tau sejak kapan di mulainya. Banyak hal yang tidak bisa diprediksi terjadi dalam waktu singkat. Cerita dengan bumbu kasmaran pasaran, dengan tema yang masih ngambang. Acak. Hubungan Fradilla Sigit Sandjaya dan Ershaka Panji De...