05

616 54 4
                                    

Happy Reading

"Tuh! Harusnya diem jangan ngelawan, dah tau mantan temen lo gitu kan jadi kebuka lagi" omel Jeongwoo memasang perban baru dipunggung Haruto, setelah bel berbunyi tadi Jeongwoo langsung menyeretnya ke uks karena melihat seragam putih itu terdapat bercak darah meski sedikit dan terhalangi oleh almamater sekolah dia bisa tau dan sudah terbiasa.

Yang diomeli hanya diam bahkan saat Jeongwoo menekan-nekan lukanya Haruto tidak meringis atau kesakitan seolah terbiasa.

"Paman bisa ngilangin bekasnya, mau gak? " tawar Jeongwoo karena merasa tak tahan terus-terusan melihat pergelangan tangan Haruto yang terdapat banyak bekas disana.

"Ntar gue pikirin" Haruto termenung melihat pergelangan tangannya.

"Jaga sopan santunmu anak bodoh! "

Ctarrr

"Akhh... Maaff! Maaf! "

"Gunakan tangan busukmu dengan baik! Kau mengerti?! "

Ctarrr

Ctarrr

Ctarrr

"Hitung! Anak sampah sepertimu harus diberi pelajaran! "

Ctarr

"A-aku minta maaf... "

Ctarr

"Akhh! "

"Hitung! Anak bodoh sepertimu tidak tau cara berhitung hah?! "

Ctarr

Ctarr

"S-satu... "

Nafas Haruto mulai tak beraturan, keringat dingin muncul didahinya mengingat hal itu lagi dan lagi.

"Akhh... " Haruto meremat pergelangan tangannya dengan kuat, luka yang masih baru itu mengeluarkan darah segar saat kukunya menekannya. Jeongwoo yang membereskan kotak obat dengah panik membawanya kembali.

"Hh... Dingin woo... " lirih Haruto terbaring di kasur uks.

"Tahan,lo harus bisa! Kenapa malah diteken sih Ru? Liat kebuka lagi gimana sembuhnya" gemas Jeongwoo menatap Haruto yang matanya bergetar ketakutan. Jeongwoo dalam diam kembali mengobati lengan Haruto, dia menghela nafasnya.

"Kalo lo capek mending pergi" ujar Haruto menatap langit-langit uks dengan pandangan kosong.

"Halah, gakda gue lo pasti nyariin kayak anak ilang" ujar Jeongwoo mencoba bercanda.

"Gue serius, gue bisa sendiri maaf selalu ngerepotin lo selama ini" Jeongwoo diam sejenak.

"Gue gak peduli keadaan lo gimana, lo temen gue dan gue temen lo. Lo selalu bantu gue buat bisa apa yang gue gak bisa sebaliknya pun gitu, lo kuat gak ada orang yang selalu nemenin lo? Bahkan Daddy sama Mommy percayain lo ke gue. Kalo lo mau ngusir gue, gue gak bakal pergi sampe lo bener-bener kembali ke diri lo sebenarnya pun gue bakal tetep temen lo" jelas Jeongwoo sembari mengobati Haruto dengan teliti tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tiap lo selalu kesakitan, gue ada buat nenangin lo. Tiap lo tidur terus ngerancau gue bangunin lo. Tiap lo dituduh gue ada belain lo" Haruto memejamkan matanya sejenak, hatinya merasa tenang saat Jeongwoo berkata seperti itu juga bersalah karena menyuruhnya pergi.

"Maaf, shhh... "

"Gue gak butuh minta maaf, yang gue butuh itu diri lo yang asli bukan kek gini, gue gak kenal sama sekali" Jeongwoo kali ini menatap Haruto setelah menekan lukanya menggunakan kapas. Haruto bergumam sebagai jawaban.

ConfidentialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang