11

1K 88 26
                                    

Happy Reading

Jaemin terpaku, disiksa? Jadi Haruto yang sudah menjadi teman barunya yang selalu bertingkah ketakutan, panik dan pendiam ini disiksa? Oleh siapa?

Melihat Jeno yang menyusul ingin bersuara Jaemin menahannya agar tidak bersuara.

"Gak ada, percaya sama gue" ujar Ni-ki lagi meyakinkan tetapi Haruto tetap menggeleng takut.

Jeno memgamati dalam diam, masih tidak mengerti kondisinya bahkan saat di rooftop tadi pun Ia tidak faham apa yang membuat Haruto seperti orang yang takut akan sesuatu.

"D-ia ada! Haru gak mau disiksa lagi! Sakit! Gak mau! Mending mati saja! " seru Haruto mengambil serpihan kaca dilantai bilik yang digunakannya kemudian merematnya kuat-kuat.

"Shit! " Jay bertindak melepas genggaman tangan Haruto kemudian membekap mulutnya menggunakan sapu tangan yang sudah diberi obat tidur.

"Emmh! " Haruto memberontak, bayangan masa lalunya kembali, didepannya itu bukan Jay melainkan pria yang selalu melukai tubuhnya.

"Maaf, lo harus tidur sebentar" ujar Jay bersamaan dengan mata Haruto yang tertutup.

Sunghoon yang berdiri disebelah Jeno dan Jaemin menatap mereka berdua.

"Nanti kita jelasin ke kalian berdua dengan syarat" ucao Sunghoon serius, Jeno dan Jaemin mengangguk.

"Bawa ke mobil gue" ujar Jaemin, mereka mengangguk saja, Jay menggendong Haruto mereka berjalan keluar dari sekolah dan itu terlihat oleh Junghwan yang masih berada di rooftop bersama Asahi.

"Mati bagus" Asahi menoleh pada Junghwan yang mengatakan itu kemudian menatap kembali ke bawah dimana sosok Haruto yang terpengaruh oleh obat tidur dibaringkan ke mobil milik Jaemin. Tak lama mobil itu bergerak diikuti delapan motor yang meninggalkan area sekolah.

"Ada yang aneh" monolog Asahi, matanya dengan jelas melihat seorang pria memakai jas hitam memasuki mobilnya tak lama saat mobil juga kedepan motor itu pergi.

"Hah? Apa yang aneh? " tanya Junghwan heran.

"Seandainya pelaku yang nikam lo bukan Haruto bagaimana? " pertanyaan Asahi dibalas dengusan oleh Junghwan.

"Hah, lawak lo. Dari CCTV sudah jelas tu orang pelakunya" Asahi menatap dingin pada Junghwan.

"Suatu saat bakal nyesel"

_____

Saat ini, anggota Enhy'blood, Jeongwoo, Jaemin dan Jeno sedang menunggu Haruto  yang sedang diobati, mereka membawa Haruto ke rumah sakit karena beberapa serpihan kaca yang masuk ke dalam telapak tangannya hingga harus melakukan operasi kecil.

"Lo lengah Jeong" ujar Jay dingin, Jeongwoo diam saja.

"Sebenarnya ini kenapa? " tanya Jeno mengalihkan topik, Ia penasaran daritadi.

"Biar gue jelasin tapi secara singkat" Jake mengangkat  bicara.

"Pertama, Haruto pindah ke Amerika tanpa sepengetahuan ibu juga kakaknya karena Ayahnya.
Kedua, saat di Amerika Ayah Haruto menyiksa anaknya dengan menyewa seorang psychopath untuk mendidik Haruto yang akan menjadi penerusnya nanti, selama di negara ini Om Hanbin gak leluasa buat bertindak, peluangnya saat kakak dan ibunya Haruto tidak ada, dia akan mencambuk Haruto tanpa ampun tanpa melukai bagian-bagian yang terekspos"

"Kenapa bukan Yoshi aja? Dia kan anak pertama" potong Jeno terheran-heran.

"Gue gak tau alasannya, entah dia yang kurang cocok jadi penerus perusahaan atau tidak tega melakukan kekerasan pada anak pertamanya, selama di Amerika Ayah Haruto lebih leluasa nyiksa anak bungsunya, membuat Haruto harus sempurna, salah sedikit maka resikonya disiksa oleh psychopath yang disewanya. Om Hanbin gak peduli keadaan anaknya, itu bapak bau tanah terus mikir Haruto harus sempurna dimata publik, membuat om hanbin harus dipuji oleh rakyat di Amerika karena Haruto menjadi penerus yang sangat hebat. " Jake berhenti sejenak. Jeno dan Jaemin terhanyut oleh cerita Jake, meski masih sebagian mereka berdua prihatin pada Haruto dan emosi pada ayah Haruto.

"Ketiga, seperti yang diliat kalian berdua sekarang. Haruto trauma, jika ada sangkut pautnya dengan pria itu traumanya akan kambuh, Haruto akan merasakan semua lukanya terasa sakit dan Haruto berfikir jika air panas lah solusinya, berendam air panas meredakan semua rasa sakitnya. Baik mental maupun fisik tetapi itu tetap beresiko, lukanya yang masih basah akan semakin parah, kulitnya akan memerah dan anehnya itulah yang akan membuatnya kembali tenang, terkadang Haruto akan menggunakan sesuatu yang tajam untuk melukai dirinya sendiri" lanjut Sunghoon.

"Sekarang, si psychopath itu kemana? Sama si bajingan Hanbin? " tanya Jeno emosi.

"Om Hanbin meninggal dan pria itu... Dia menghilang begitu saja setelah kematian om Hanbin" jawab Jungwon.

"Untuk sekarang, Haruto aman, dia tidak lagi bertemu pria itu semenjak kematian Hanbin tetapi apa yang didapatnya dari pria itu membekas di ingatannya hingga menimbulkan sebuah trauma"

"Bagaimana bisa? Apakah tidak ada yang menolong Haruto? " pertanyaan Jaemin tidak mereka jawab.

"Ada" jawab Sunoo pelan.

"Siap-"

"Tapi gue gak bisa ngomong ke orang sembarang, itu psychopath punya banyak koneksi bahkan tidak pernah sama sekali tertangkap polisi, Pria itu selalu lolos bahkan sampai saat ini" potong Jake.

"Sialan... "Lirih Jeno merasakan amarah dalam dirinya.

"Orang yang bantu Haruto...gimana dia? " tanya Jaemin.

"Gue gak tau banyak, pria itu tidak bisa dijelaskan... Terkadang Ia akan bertindak menolong Haruto dan terkadang... " Jake menahan sejenak ucapannya.

"Apa? " tanya Jeno penasaran.

"Om Hanbin nyewa dua orang, si psychopath itu juga pembunuh yang baru saja keluar 1 tahun yang lalu dari penjara, jadi gue gak tau gimana cara dia bertindak"

Tak berselang lama pintu ruang operasi terbuka terlihatlah seorang dokter  yang menggunakan masker juga peralatan khusus diruang operasi.

"Pasien sebentar lagi akan sadar, tetapi apakah saya bisa bertanya lebih dalam tentang pasien? Salah satu dari kalian saja" mendegar itu Jeongwoo berdiri kemudian menyusul dokter.

"Pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap" ucao suster bersamaan dengan brankar yang mendorong ranjang dengan Haruto yang terbaring disana keluar dari ruang operasi.

"Pindahkan ke ruang VIP" ujar Jay, suster itu mengangguk.

Mereka mengikuti suster ke ruang yang disebutkan Jay.

Sementara itu, diruangan dokter yang bertanggungjawab menangani Haruto tadi, Jeongwoo duduk berhadapan dengan dokter Kim didepannya.

"Apa pasien bernama Kim Haruto sering mengalami kekerasan? Saya melihat banyak luka cambuk juga sayatan ditubuhnya" tanya dokter Kim, saat memeriksa semua tubuh Haruto tadi dokter Kim sempat terpaku dengan berbagai luka baik dari tubuh depan dan belakang Haruto.

"Iya, tetapi saya tidak bisa menjelaskannya lebih lanjut" dokter Kim mengangguk.

"Saya sarankan Pasien harus menjaga luka Tubuhnya sampai benar-benar kering, luka itu bisa infeksi kapan saja " Jeongwoo mengangguk, Jeongwoo dam dokter Kim berbincang selama 5 menit tentang keadaan Haruto, setelah selesai Jeongwoo menuju ruangan dimana Haruto dirawat.

Saat ini ke 10 pemuda sedang menunggu Haruto sadar, mereka ber 10 diam tidak saling berbicara, Jeno dan Jaemin yang baru saja mengetahui kondisi Haruto sedang memikirkan itu, mencerna setiap cerita dari Jake, Sunghoon juga Jungwon.

"Keterlaluan" gumam Jaemin menatap prihatin dimana Haruto terbaring menutup mataya.












TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ConfidentialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang