06

570 57 5
                                    

Happy Reading

Pukul 8 malam Jeongwoo sudah duduk manis di sofa ditemani bundanya Haruto yang berbincang dan membahas tentang Haruto, tentu Jeongwoo cukup cerdas menjawab dan sedikitttt berbohong atas permintaan Haruto jika suatu saat bundanya akan bertanya tentangnya.

Haruto akhirnya keluar dari kamar dengan kemeja biru lengan panjang dipadu kaus putih didalamnya serta Jeans hitam.

"Wahh... Anak bunda ganteng banget" puji Jennie melihat penampilan Haruto.

"Haruto doang nih? " Jennie sontak menoleh pada Jeongwoo yang memakai kaus hitam dengan jaket jeans serta celana cargo nya.

"Iya... Jeongwoo juga sama gantengnya" puji Jennie terkekeh, Haruto mendapatkan teman yang baik sekali ya. Fikir Jennie

"Kami pamit" Haruto mencium tangan Jennie begitu pula Jeongwoo.

"Hati-hati! "

"Lo yakin Ru pergi ke party? " Haruto mengangguk, malam ini sesuai kartu undangan party dari Hyunsuk yang berulang tahun, Haruto dan Jeongwoo diundang untuk datang. Sebenarnya Jeongwoo malas karena mereka berdua tidak terlalu dekat terlebih lagi kesan pertama dari Hyunsuk membuat Jeongwoo lebih memilih tak ingin mengajaknya berteman dan menganggap nya sebagai musuh.

"Ya, kalo lo gak mau jangan. Gue bisa sendiri" ujar Haruto pada Jeongwoo yang ragu saat menyalakan motornya.

"Iya, iya gue ikut napa sih" Haruto diam tidak menaiki motor Jeongwoo.

"Kenapa? Gak jadi? "

"Gue yang nyetir, lo gak tau dimana rumahnya"  seketika Jeongwoo berdecak pelan kemudian turun dan Haruto naik.

"Ru, kalem ya? Nyawa gue gak murah loh, gak ada diskonnya juga" ujar Jeongwoo was-was membenarkan posisi duduknya sebaik mungkin.

"Iya" Perasaannya mulai tak enak, saat mulai memasuki jalan raya benar saja firasatnya. Haruto dengan penuh kesadarannya menggas motor milik Jeongwoo membuat motor itu berlalu cepat, dengan lihai Haruto menghindari kendaraan yang cukup banyak itu.

"WOI! PELAN RU! PELAN ANJIRR! MOMMY! HELP YOUR SON! " Di belakang Jeongwoo berteriak histeris memegangi bahu Haruto untuk topangannya. Seolah tuli Haruto tetap melakukannya dengan cepat, dia seperti sedang balapan dengan lawan seperti saat di Amerika.

30 menit mereka berkendara, sampailah di sebuah rumah yang cukup besar dan terdengar keributan didalamnya. Jeongwoo yang rohnya hilang setengah turun dari motor memegangi lututnya yang gemetar, inilah alasan dirinya tidak pernah mengizinkan Haruto untuk mengendarai motor dengan dirinya yang dibonceng. Haruto cosplay seperti Rossie di arena balap bahkan melebihinya mungkin.

"Loyo kaki gue kayak jelly" Haruto memutar bola matanya malas.

"Lo berdua mubar kan? " suara perempuan menginterupsi mereka berdua, Haruto melihat sosok gadis yang memakai celana jeans serta kaus putih dipadu dengan jaket hitam tak lupa rambutnya yang cukup panjang itu dibiarkan tergerai dia sedang memandangi dirinya dan Jeongwoo.

"Iya" jawab Haruto

"Mau bareng? Kenalin, gue Ryujin. Bendahara kelas" Gadis bernama Ryujin itu melipat kedua tangannya menatap mereka berdua untuk menunggu jawaban.

"Boleh, sama gue aja yah jalannya? " Haruto memutar bola matanya kala mode kumat Jeongwoo mulai aktif.

"Ayo" Ryujin berjalan mendahului mereka berdua bahkan tak terpengaruh dengan godaan seorang Lee Jeongwoo. Mereka berdua mengekor dari belakang Ryujin sampai memasuki ruangan yang begitu tidak asing bagi Haruto, tempat ini sudah ramai dengan para teman sekelasnya yang sedang bermain atau bercanda bersama. Haruto menggenggam erat sebuah paperbag di tangannya menahan sesuatu dari dirinya.

"Happy birthday Hyunsuk, lo harus lunasin tunggakan lo ya! " Ryujin tersenyum pada Hyunsuk yang sedang bercanda dan menerima berbagai ucapan serta hadiah dari teman-temannya.

"Haha...Minggu depan gue lunasin, btw makasih ya"seolah sedang bercanda, Ryujin tertawa kemudian menepuk lengan Hyunsuk sampai pemuda itu mengaduh sakit karena tepukan Ryujin tidak main-main.

"Tahun depan sekalian" ujar Ryujin cukup kesal dengan teman-temannya jika ditagih maka jawabannya adalah minggu depan tetapi pas hari itu tiba mereka masih bilang hal yang sama tentu Ryujin sudah muak. Ryujin pamit pergi ke teman-temannya sedangkan Haruto dan Jeongwoo mereka mendekati Hyunsuk yang sudah memutar bola matanya malas, ekspresi yang tadinya tersenyum dan bahagia luntur dalam beberapa detik.

"Happy birthday" ucap Haruto dingin sembari menyodorkan paperbag ditangannya. Hyunsuk tak mengambilnya dan malah memanggil seorang bodyguard.

"Cek isinya, gue gak mau nerima kado dari pembunuh" Jeongwoo maju beberapa langkah merasa kesal namun Haruto langsung menahannya. Bodyguard tadi pun dengan kasar merampas paperbag ditangan Haruto dan Jeongwoo yang bahkan belum menyerahkannya.

"Bawahan kagak ada sopan-sopannya" sinis Jeongwoo

Bodyguard itu membuka paperbag yang dibawa Jeongwoo, isinya adalah sebuah buku dengan judul Cara menghargai dan mendengarkan seorang teman/sahabat.

"Bagus buat lo atau lo bisa pinjemin itu ke temen lo itu, berguna banget kan hadiah dari gue? Iyalah, spesial buat orang tertentu" Jeongwoo menyeringai puas melihat keterdiaman Hyunsuk, sepertinya Hyunsuk merasa tersindir dengan perkataan Jeongwoo.

"Ck, bakar" ujar Hyunsuk,bodyguard itu menyimpannya kembali di paperbag untuk dibakar nanti kemudian mengambil paperbag pemberian Haruto. Cara memeriksanya berbeda dari Jeongwoo, dengan kasar bodyguard itu membalikkan bagian bawah paperbag nya menjadi ke atas dengan cepat membuat isinya keluar dan terjatuh sampai menimbulkan suara yang cukup terdengar oleh semua orang yang berdekatan disana.

PRAKK

"Shit!" Haruto menatap Jeongwoo untuk diam, disisi lain kedua tangannya terkepal melihat sebuah jam tangan yang baru saja dia beli sendiri sesuai dengan karakteristik Hyunsuk tergeletak begitu saja dilantai serta gelang yang tentu sesuai karakteristik Hyunsuk. Mereka yang melihatnya sontak berkerumun penasaran, kini Haruto menjadi tontonan mereka disana.

"Bisa-bisanya lo ngasih gue sampah kayak gini"

TRAKK

Dengan santainya Hyunsuk menginjak dan menekan lalu memutar kakinya yang menginjak sebuah jam tangan itu, suara pecahan dari kaca jam tangan itu membuat suasana mendadak hening. Hyunsuk mengambil gelang itu kemudian menarik talinya kuat hingga putus.

Jeongwoo yang sudah dilanda emosi hanya bisa menahannya karena melihat reaksi Haruto didepannya yang mundur kemudian menggenggam tangannya.

"Lo gapapa? " bisik Jeongwoo dengan amarah tertahan mencoba berkomunikasi dengan Haruto, Jeongwoo merasakan tangan yang memegangnya itu terasa dingin dan berkeringat. Haruto tak menjawab, dia bahkan tidak berekspresi sejak tadi berbeda dengan hatinya yang merasa sakit dengan apa yang dilakukan Hyunsuk.

"Rasain... " gumam Junghwan, dia merasa puas dengan apa yang Hyunsuk lakukan. Mempermalukan Haruto sekaligus merusak barang pemberiannya suatu kesenangan bagi Junghwan bahkan anggota GoTreasure diam-diam tersenyum puas termasuk Hyunsuk.

"Lanjutin pestanya! " seru Junkyu, mereka pun kembali ketempat masing-masing seolah kejadian tadi hanyalah sebuah candaan.

"Ayo balik, gue gak tahan disini" ajak Jeongwoo terdengar memaksa.

"Tidak" tolak Haruto, dia pergi begitu saja menuju ke toilet. Haruto sudah hafal dimana toilet itu berada karena dulunya dia sering sekali bermain dirumah mantan Temannya sampai hafal letak semua ruangan.

Jeongwoo yang mengikuti dari belakang hanya bisa menatap Hyunsuk dengan amarahnya yang masih tertahan, pemuda itu bahkan tertawa dan bercanda bersama teman-temannya melupakan kejadian beberapa detik lalu yang mungkin saja melukai hati Haruto yang masih ingat dan memberikan barang sesuai karakteristik orang itu. Haruto selalu memperhatikan hal-hal kecil pada semua temannya termasuk Jeongwoo, kebiasaannya, kesukaannya, yang tidak disukainya dan sebagainya Haruto memperhatikannya dalam diam.

"Lo semua sampah" ucapan Jeongwoo entah didengar atau tidak oleh semua orang diruangan itu, dia bergegas menyusul Haruto sebelum terjadi sesuatu.













Tbc

ConfidentialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang