"Mavera Diyva ! Simpan sepedahnya jangan di mana saja ! Kalau di ambil oleh orang lain, kamu pasti akan menyalahkan mamah !" Teriakan ibunya dengan aksen kental irlandianya terdengar hingga ke kamarnya.
Namanya Mavera Diyva, gadis berdarah Irlandia, setengah Korea, dan Indonesia ini tengah sibuk menyiapkan tasnya untuk latihan Taekwondo.
Dirinya terlahir dengan warna rambut yang unik. Bewarna ginger, keturunan ibunya yang memiliki rambut sama seperti putri semata wayangnya.
Temannya kerap memanggilnya dengan Vera."Mah ! Sabuk Taekwondoku ada dimana yah ?" Gadis itu mengacak ngacak seisi rak lemari. Mamahnya bahkan pergi ke kamar milik gadis tersebut, dengan kekuatan ibu-ibu yang menyertainya hanya 5 detik, ibunya menemukan sabuk di balik tumpukan baju putrinya.
"Wahhh~ hihi terima kasih mamahku tercintah♡" Mavera mengecupkan kepipi ibunya.
"Papah ada dimana ?" Dirinya bertanya seraya merapihkan kekacauan dikamar miliknya sendiri. Ibunya bahkan membantunya.
"Dia sedang mengurus persiapan restoran yang akan kita buka," tutur ibunya.
"Woah ! Vera jamin deh, masakan papah dan mamah akan menjadi favorit dan terlaris di Korea !"
Ibunya terkekeh mendengar ucapan putrinya. Ngomong-ngomong, ibu Maveralah yang lahir 100% di Irlandia makannya rambut merah ibunya turun kepada putri semata wayangnya.
Sedangkan ayahnya lahir dan dibesarkan di Korea, meskipun begitu salah satu nenek dari keluarga ayah berasal dari Indonesia. Tidak menutup kemungkinan bahwa, Mavera berdarah Irlandia, Korea, dan Indonesia.
"Isi kopernya masih belum dikeluarkan lagi ? Mamah kira setelah kepulangan dari Indonesia, kamu langsung membenahinya," ujar ibunya sembari berkacak pinggang.
"Kemarinkan pulang malam~ jadi aku langsung tidur." Gadis itu menyengir.
Dirinya pindah ke SMA Sunny School pada ajaran kedua, pindahan dari sekolah Indonesia. Dia harus kembali beradaptasi dengan lingkungan baru dan kurikulum pelajaran yang berbeda.
Gadis itu menggendong tasnya lalu memakai helm sepeda.
"Mamah,Vera berangkat yah," teriaknya seraya mengayuh sepeda."HATI-HATI !"
Gadis itu mengayuh sepeda fixie dengan cekatan, tidak peduli keringatnya sudah mengucur di dahi.
Sorot mata siswa Sunny High School menatapnya dengan heran, desas-desus mereka masih terdengar di telinga dirinya."Murid baru yah."
"Iyah, wajahnya ga mirip seperti kita," bisik mereka.
Mavera lebih memilih mendorong sepedahnya setelah sampai di gerbang. Dirinya memakirkan di tiang besi lalu mengalungkan kunci sepedah.
Dirinya membuka helm, merapihkan rambut gingernya yang kusut karena terbawa angin. Gadis itu memgelap wajah yang berkeringat dengan sapu tangan di saku jas seragam merahnya, lalu menyemprotkan parfum favoritnya.
"Sudah~"
Mavera berjalan menyusuri koridor yang di pandu oleh gurunya. Lorong kelas sudah cukup sepi karena bel masuk telah bunyi. Gurunya telah mengizinkan gadis itu masuk ke dalam kelas.
Mavera perlu memperkenalkan diri di depan kelas, dengan jiwa ekstrovertnya dia bersemangat memperkenalkan diri, hingga membangunkan pemuda yang--
'Aneh kok plester di simpan di bawah hidung sih ?"
"Hallo ! Namaku Mavera Dyiva, kalian bisa memanggilku Vera. Salam kenal yah !"
Berbagai pujian dan ujaran rasa kesal para gadis dilancarkan pada dirinya.
"ASIK ! Kita dapat cewek cantik lagi nih! Boleh dong nomor teleponnya~""Kita kedatangan cewe yang haus pujian lagi yah," Tutur gadis dengan menyeringai ke arahnya.
"Kenapa tidak datang murid ganteng saja sih ?" Ucap gadis tak dikenal menatap bosan ke arah Mavera.
"Berisik !" Ujar Yonhaa yang sudah geram mendengarnya.
'Ternyata lebih menyenangkan di Indonesia dari pada di Korea. Di sini ulid-julid bener deh, ku tandain muka kalian!' Ujarnya dalam hati.
Tidak memusingkan hal itu Mavera duduk di bangku yang sudah di sediakan. Nasibnya mendapatakan bangku paling belakang, tapi plusnya bisa memandangi pemandangan dari balik jendela.
‧₊ 𖦹 🍒 ⋅ ˚✮
KAMU SEDANG MEMBACA
⋆𖦹✮ "𝑫𝒐 𝑰𝒕 " [𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫] 🚦⋆。°⋆
Hayran Kurgu"𝐊𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐠𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧𝐠-𝐠𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐡𝐢𝐩𝐞𝐫𝐚𝐤𝐭𝐢𝐟..."