Part 4 - Mulai Terbiasa

51 5 0
                                    

Apakah sekarang waktunya, untuk aku berdamai dengan apa yang terjadi kemarin?
-Auretta Capella


Saat ini Auretta sedang menunggu teman-temannya di depan gerbang sekolah, setelah 30 menit menunggu, akhirnya mereka pun sampai. Mereka mengendarai sepeda motor dengan Fazar yang berboncengan dengan Michella, Naufal dengan Revanya dan Nathan yang mengendarai seorang diri.

Sebentar, apa tadi katanya? Nathan mengendarai seorang diri? berarti kali ini Auretta akan berboncengan dengan Nathan? oh tidak, pikir Auretta.

Mereka semua turun dari motor dan menghampiri Auretta.

"RETTA!!!" Teriak Michella dan Revanya bebarengan.

Auretta langsung merentangkan tangan untuk memeluk dua sahabatnya itu.

"Kangen banget." Ucap Auretta usai pelukan mereka terlepas.

"Sama aku gak kangen ret?" Ucap Naufal dengan wajah sedih dibuat-buat.

"Idih males banget kangen sama lo, gak guna." Bukan Auretta yang menjawab melainkan Revanya.

"Perasaan gue nanyanya sama retta kenapa yang jawab malah mak lampir." ucap Naufal.

"Kurang ajar." Ucap Revanya yang sudah siap ingin memukul wajah menyebalkan Naufal.

"Udah-udah kalian ini kalo ketemu berantem terus." Kata Auretta menengahi. "Aku kangen sama kalian semua ko." lanjutnya.

Naufal tersenyum puas dan memeletkan lidahnya ke arah Revanya. Sementara Revanya hanya bisa mengelus dada sabar. "Yang waras ngalah." ucapnya.

"Biasanya yang suka berantem gini lama-lama jadi suka." Ucap Michella dengan wajah meledek

"Amit-amit." Ucap Revanya dan Naufal bebarengan.

Auretta, Michella, Fazar, dan Nathan hanya tertawa melihat wajah Revanya dan Naufal yang nampak kesal.

"Yo ah cabut." ajak Fazar. "Ret lo sama Nathan ya." lanjutnya.

Nahkan, benar saja apa yang dipikirkan oleh Auretta. Apa yang harus dilakukannya sekarang? ia memang sudah melupakan Nathan lagipula kejadian itu sudah 2 tahun yang lalu tapi, tetap saja ia belum siap bila harus sedekat itu dengan Nathan.

Mereka semua memperhatikan Auretta yang masih diam dengan wajah cemas, Michella segera mendekati Auretta. "Why retta? lo gak mau?" tanyanya.

"Kalo kamu gak mau biar Revanya yang sama Nathan, kamu sama aku." cetus Naufal

Revanya mengangguk setuju.

"Eh gak usah, aku sama Nathan aja." Tolak Auretta, ia merasa tidak enak, mereka sudah berbaik hati menjemputnya kesini. Ia juga berfikir kalau sudah saatnya ia berdamai dengan keadaan saat ini, bersikap seperti teman biasa pada Nathan sama seperti dirinya bersikap pada Naufal ataupun Fazar.

"Lo yakin?" Michella memastikan.

Auretta tersenyum lalu mengangguk yakin.

Nathan sendiri sedari tadi hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik Auretta, sepertinya gadis itu merasa tidak nyaman, pikirnya.

Nathan segera mendekati Auretta dan mengajak gadis itu naik ke motornya. "Ayo, la." Ajaknya pada Auretta.

"Oh iya." Auretta sangat gugup sekarang, tapi ia berusaha untuk tetap terlihat santai.

Auretta langsung menghampiri Nathan yang sudah duduk diatas motornya. Setelahnya, Auretta hanya diam disamping motor itu, ia terlihat ragu untuk menaikinya.

Nathan yang melihat itu pun langsung mengulurkan tangannya pada Auretta. "Nih, pegang tangan gue." ujarnya.
Auretta tampak ragu namun, ia tetap menerima uluran tangan Nathan dan langsung menaiki motor cowok itu. "Thanks." ucapnya pada Nathan.

TENTANG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang