Part 8 - Demo Ekstrakulikuler

55 4 0
                                    

'Langit sayang mamah'
-Damar Langit

'Suara lo bagus'
-Damar Langit

Sebenarnya Langit merasa tidak enak dengan Auretta, tapi urusannya kali ini lebih penting dari apapun.

Saat ini Langit berjalan dengan langkah tegapnya menuju area parkir SMA Bumi Pertiwi, ia terlihat sangat terburu-buru. Setelah sampai, Langit segera menaiki motornya. Saat ingin menyalakan mesin motornya, dering dari handphone nya berbunyi, lalu ia segera mengangkatnya.

"Halo mah," ucap Langit.

"Iya mah, ini Langit udah mau jalan kok," ucapnya lagi.

"Iya, udah dulu ya mah, bye." Tandasnya dan langsung mematikan teleponnya.

Lalu ia memasukkan handphone ke dalam saku jaket yang ia kenakan saat ini. Setelah itu, ia langsung mengenakan helm dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sore itu, Langit memecah jalanan ibu kota yang ramai dengan motor kesayangannya. Sekarang tujuannya adalah kembali ke rumah. Jarak dari sekolah ke rumahnya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, jika mengendari dengan kecepatan sedang.

Seharusnya dengan kecepatan motornya yang tinggi, Langit bisa 10 menit lebih cepat untuk sampai ke rumah, tetapi jalanan sore ini cukup ramai jadi, setelah 15 menit mengendarai motornya barulah ia sampai di rumah.

Sesampainya di rumah, Diana langsung membukakan pagar untuknya. Setelahnya Langit langsung memarkirkan motornya di garasi. Ia melihat di halaman depan sudah terdapat beberapa koper yang sudah pasti itu milik mamahnya.

"Udah beres semuanya mah?" Tanya Langit sehabis memarkirkan motornya.

"Udah sayang," jawab Diana.

"Maaf Langit gak sempet bantu mamah beres-beres," ucapnya lembut.

Diana tersenyum mendengar perkataan anaknya ini. "Gak apa-apa sayang, mamah bisa sendiri kok. Lagipula gak banyak barang yang mamah bawa." Tutur diana seraya mengusap pelan rambut Langit.

Langit ikut tersenyum mendengar jawaban sang mamah. "Mau berangkat sekarang?" tanyanya.

"Iya, tuh taxi online nya udah dateng." Jawab Diana dengan menunjuk sebuah mobil yang baru saja tiba di depan rumah mereka.

"Ya udah yuk," ujar Langit.

"Ehh, kamu gak mau ganti baju dulu?" Tanya diana yang melihat anaknya masih mengenakan seragam sekolah.

"Gak usah mah, Langit pake jaket aja," jawabnya.

Diana hanya menghela nafas mendengar jawaban dari anak bungsunya itu.

"Ya udah terserah kamu deh." Ucap Diana.

Setalah itu, ia mengangkat kopernya untuk dimasukkan ke dalam mobil, tapi dengan cepat Langit langsung mengambil alih koper tersebut dari tangan sang mamah.

"Biar Langit aja yang bawa, mamah langsung masuk ke mobil aja." Ujarnya pada sang mamah.

Diana tersenyum dan mengusap lembut kepala Langit. "Makasih ya sayang nya mamah." Ucap Diana lalu berjalan memasuki mobil.

Langit membawa koper itu untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil dan setelahnya ia langsung menyusul sang mamah ke dalam mobil. Tujuan mereka sekarang adalah bandara.

***

"Makasih pak." Ucap Langit setelah supir taxi tersebut mengeluarkan koper milik sang mamah dari bagasi.

Akhirnya, setelah satu setengah jam perjalanan, kini mereka telah sampai di tempat tujuan, yaitu bandara.

"Sayang, kamu tunggu disini ya mamah mau check-in dulu," ucap Diana.

TENTANG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang