bab 4

207 13 5
                                    

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الوقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ

Nashron azizan

Pagi ini di asrama terlihat Tiara yang sedang cemas mencari-cari keberadaan kaila. Karna terakhir mereka bertemu waktu berangkat ke sekolah kemarin, sebelum akhirnya kaila ijin untuk ke kamar mandi dan tak kunjung kembali sampai hari ini. Mungkin saja Tiara tidak tau jika sahabat nya itu dihukum oleh kyai Hasbullah.

"Kaila kemana ya, kok dari kemarin gak ada keliatan balik ke asrama. Jangan-jangan dia gak betah sekamar sama kita, jadinya dia pindah kamar?" Celetuk tiara.

"Astagfirullah tiara. Kamu gak tau ya kalo kaila dihukum?" Sahut Keysa.

"S-serius kamuu?"

"Emang kamu gak denger waktu saya sama Rana cerita?"

"Kan kemarin aku lagi nyari kitab di perpustakaan"

"Oalah pantes kamu gak tau kalo kaila dihukum sama kyai Hasbullah."

"Emang hukuman kaila apa, kok gak balik sampai sekarang?"

"Kaila cuman boleh beraktivitas di dalam rumah di dekat ndalem selama seminggu tanpa berinteraksi sama orang lain"

"Astaghfirullah Keysa. Kamu serius?"

"Kamu meragukan informasi Intel pondok tia?"

Ternyata oh ternyata. Keysa ini walaupun pendiam bisa tau semua tentang informasi di pesantren. Memang ia sangat cocok disebut intel pesantren Al Fatah.

"Asal kamu tau si nenek lampir itu cuman dipindahkan dari pesantren ini sedangkan kaila di hukum sendirian." sahut Rana.

"Nenek lampir siapa ra?" tanya Tiara.

Rana menarik nafas kasarnya. "Lo beneran udah ketinggalan zaman nih Tia. Masa lo gak tau nenek lampir itu sebutan para santriwati buat ning sasa."

Tiara kaget bukan main dan terkekeh saat mengetahui nenek lampir itu adalah ning sasa

Sampai pada akhirnya ia pun tertunduk

lesu karna memikirkan nasib kaila yang malang sendirian di rumah kecil itu.

"Ini gak adil buat kaila. Kasian dia sendirian di rumah itu selama seminggu," gumam tiara sambil memegangi dada nya dan tanpa sadar air mata sudah membasahi pipinya.

Rana dan Keysa pun langsung memeluk dan mencoba menenangkan sahabat nya yang sedang menangis itu.

"Uda tia tenang. Kaila juga bakal baik-baik aja kok," ujar Keysa.

"Kasian kaila sendirian disana key"

"Dia bakal baik-baik aja kok tia. Toh kan juga ada bi Ani yang pasti jagain kaila"

Rana yang sedari tadi diam mendengarkan kedua sahabatnya. Ternyata ia sedang memikirkan ide untuk membuat sahabat-sahabat nya senang kembali.

"Gimana kalo ntar sore kita minta tolong sama mang Broto buat beli es krim. Nah terus ntar es krim nya kita bawa kasih ke kaila, gimana? pada setuju gak?"

Mendengar ucapan Rana

seketika angin kebahagiaan muncul yang membuat tiara dan Keysa tersenyum.

"Emang di ijinin santriwati biasa seperti kita, masuk ke area ndalem ra?"

Rana terkekeh disertai senyum liciknya. "Siapa yang mau masuk ke ndalem?"

"Lah terus piye?"

"Let's see my idea"

suara hati gus zizanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang