bab 12

212 10 14
                                    

Pagi ini adalah hari yang cukup menegangkan bagi seluruh santriwan dan santriwati kelas 12 karna hari ini mereka akan melaksanakan ujian yang menjadi penentu akhir kelulusan mereka.

Bahkan seorang kaila yang suka ber santai-santai pun ikut belajar keras untuk menghadapi ujian hari ini. Walaupun ia hanya belajar kebut satu malam karna selama ini ia tak ada niat dan persiapan untuk ikut ujian akhir. Hanya bermodalkan mempelajari sedikit-sedikit, kaila nekat ikut ujian hari ini.

Semua santriwan dan santriwati sudah mulai berdatangan pukul 07.00 WIB. Padahal ujian di mulai kisaran jam 08.00 WIB.

Sebelum ujian di mulai, semua santriwan dan santriwati di kumpulkan menjadi satu di tengah lapangan untuk di beri arahan.

Saat kaila berada di barisan. Ia tak sengaja melihat Udin yang hanya diam tak seperti biasa saat melihat kaila ada di dekatnya. Udin terlihat lebih cuek dan menganggap kaila tidak ada di dekatnya. Namun si Akhmad yang berada di belakang Udin selalu tersenyum menatap kaila

"Assalamualaikum semuanya," tegas Gus zizan, menatap semua santriwan dan santriwati.

"Waalaikumussalam Gus," saut semuanya serentak.

Gus zizan berdeham, mendekatkan mikrofon lebih dekat ke mulutnya. "Hari ini adalah hari penentu, dimana kalian akan lulus atau tidak dari pesantren ini. Jadi saya mohon untuk kalian semua agar bersungguh-sungguh dan fokus dalam mengerjakan ujian hari ini," katanya, menatap kearah Shakeela."saya tidak mau jika ada santriwan atau santriwati yang berisik dan saling kerja sama dalam mengerjakan ujian nanti. Jika saya tau itu, saya tidak akan segan-segan mengeluarkan nya dari ruangan. Paham semuanya?"

"PAHAMM GUSSS"

"Baiklah, sebelum kita semua masuk ke kelas masing-masing, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu agar di beri kelancaran dalam menghadapi ujian nanti," ujar Gus zizan sembari menadahkan kedua tangan nya.

Semua santriwan dan santriwati pun ikut menadahkan tangan mereka, dan mengaminkan setiap doa yang Gus zizan ucapkan.

. اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شئْتَ سَهْلاً

Allahumma laa sahla illa maa ja'altahu sahlaa, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahlaa

"Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah"

Setelah selesai berdoa, Gus zizan membubarkan barisan dan menyuruh semua santriwan dan santriwati untuk masuk ke kelas mereka masing-masing.

Kurang lebih 10 menit lagi, ujian akan di mulai. Kaila, Keysa dan tiara berkumpul di satu meja sambil mengulang-ulang hafalan pelajaran, yang mereka hafal tadi malam.

Disisi lain Rana berdiri di depan pintu, memantau pengawas yang akan masuk ke kelas mereka.

"Raa, pengawas nya udah datang belum?" tanya tiara. Rana menggeleng, sibuk melihat sekelilingnya.

Namun tiba-tiba ia melihat seseorang yang berjalan sambil membawa rotan di tangan nya.

Rana menyipitkan mata nya melihat orang tersebut dari kejauhan. Sontak ia berlari ke meja nya saat ia melihat jelas, orang itu adalah Gus zizan.

"Mampus. Gus zizan yang ngawas kita." panik Rana.

"HAA!!! GUS ZIZAN!!!!" saut semua santriwati, kecuali kaila.

"Kenapa kalo Gus zizan yang ngawas kita Ra?" tanya nya, menatap Rana yang berjarak satu meja dengan nya. Rana hanya diam tak menjawab.

Kaila pun menggoyang meja di samping nya, agar Rana melihat dan merespon ucapan

suara hati gus zizanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang