bab 13

110 7 4
                                    

"SELAMAT PAGI SEMUANYA!" ujar kaila yang baru saja datang ke meja makan. Lalu menyapa Bunda Maria dan Ayah Aldi yang berada di meja makan.

Ayah Aldi berdeham. "Bau-bau kesenangan ini," kekehnya.

"ENAK AJA KAILA BAU! Kaila baru saja selesai mandi," sahutnya.

Bunda maria terkekeh, menatap Ayah Aldi. "Mulai rajin mandi dia Ayah, karena malu ntar kalo gak mandi pagi pas udah serumah sama suaminya," ledekannya.

"Emang kaila rajin mandi pagi ya, kalo di pesantren. Bunda sama Ayah aja yang gak tau," bantah kaila sambil duduk di kursi.

Bunda maria mendengus. "Itu kan di pesantren. Kalo di rumah emangnya kamu pernah mandi pagi kalo gak hari sekolah doang?"

Kaila geming, menggaruk lehernya yang tak gatal. "Ummi yeyen, mana Bun? kok gak ikut makan bareng?" alih-alih mengalihkan pembicaraan.

"Ummi baru aja selesai makan," sahut Bunda maria.

"Sekarang ummi dimana?"

"Lagi ganti pakaian di kamar kamu, emang kamu darimana? Kok gak tau, ummi lagi di kamar?" tanya bunda maria.

Kaila terkekeh, menggaruk lehernya yang tak gatal lagi. "Kaila tadi lagi duduk-duduk di belakang rumah sambil liat ikan yang waktu itu kita beli," ujarnya.

"Pasti kamu sambil ngelamun kan? Kebiasaan ngelamun itu jangan diterusin kaila, Gak baik!" sahut ayah Aldi.

"Eeee mana ada kaila ngelamun. Tadi tuh kaila ke belakang rumah biar gak bising banget dengar suara orang masang dekorasi di halaman depan," bantahnya.

"Masa sih?" ledek ayah Aldi.

"Yaudah, kalo gak percaya!" Kesal kaila yang hendak pergi meninggalkan meja makan, namun tangan nya di tahan oleh bunda Maria.

"Makan dulu, nanti selesai makan kita pergi ke butik," katanya, menatap kaila.

Kaila menggeleng, berlari mengejar ummi yeyen yang menuruni anak tangga.

"Ummi, kaila dibully sama ayah bunda," rengeknya.

"Bunda sama ayah kamu gak lagi bully kamu kok," kekeh ummi yeyen.

"Terus tadi bunda sama ayah ngapain coba, kalo gak bully kaila?"

Bunda sama ayah kamu itu lagi menceritakan kebenaran tentang kamu," ledek ummi Yeyen. mentoel hidung kaila.

Kaila pun mendengus kesal, melepaskan pelukannya dan melipatkan kedua tangannya di bawah dada dengan bibir yang sengaja dimanyunkan.

"Besok mau nikah, masa masih suka ngambek sih," ledek ayah Aldi.

"BIARIN!" cetus kaila.

Ummi Yeyen mengusap kepala kaila. "Mandi sana, abis itu kita pergi ke butik."

Kaila mengangguk dan pergi menaiki tangga dengan wajah kesalnya.

"Wuuuu katanya udah mandi," ledek ayah Aldi.

"Ayah diemmmmm," jerit kaila sambil berjalan dengan kaki yang sengaja di hentak-hentakkan.

Ckling!

Satu pesan WhatsApp masuk di ponsel kaila. Ia baru saja selesai mandi dengan handuk di kepala nya, berjalan dan meraih ponsel di atas nakas nya.

+62823+++++

"assalamualaikum tolong disimpan, nomor saya"

Kaila mengernyitkan dahi nya, menatap nomor asing yang baru saja mengirim pesan di WhatsApp nya.

Ia hanya acuh, meletakkan kembali ponsel nya di atas nakas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

suara hati gus zizanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang