🍼Bab 13 [Revisi done✓]🍼

2.6K 97 4
                                    

Dengan tergesa, Glenca berbalik, kembali menaiki tangga menuju kamar.Namun, sebelum Glenca sempat bergerak, sosok Elkairo tiba-tiba muncul dari arah dapur.

Dengan langkah tergesa, ia berjalan menghampiri Glenca.
"Glen, biar aku saja yang mengambilnya!" ujar Elkairo. "Kamu mandi dulu, air panas sudah siap di kamar mandi!"

Tanpa menunggu jawaban, Elkairo segera melesat menaiki tangga, bergegas menuju kamar mereka untuk mengambil berkas-berkas yang dibutuhkan.

Glenca pun kembali melangkah, menyusuri anak tangga menuju kamar mandi. Meskipun telah mandi dengan air hangat, hawa dingin khas Garut tetap terasa menusuk, membuatnya menggigil kedinginan.

Dengan tergesa, Glenca meninggalkan kamar mandi, kembali naik ke kamarnya. Sesampainya di sana, ia segera duduk di tepi ranjang, membalut tubuhnya dengan selimut, berusaha melindungi diri dari rasa dingin yang menyergap.

Namun, gerakan tiba-tiba Glenca tadi rupanya mengganggu kenyamanan sang buah hati, Jevariel, yang masih terlelap. Bayi mungil itu mulai merengek, menandakan bahwa ia merasa haus setelah terlelap sepanjang malam.

"Eaaa..." tangis Jevariel pecah, menggema di dalam kamar.
Glenca segera mendekatkan diri ke arah bayi Jevariel dengan penuh kelembutan.

Perlahan, ia menepuk-nepuk tubuh mungil sang buah hati dengan kasih sayang, berusaha menenangkan tangisannya.

"Shhh, cup cup!" bisik Glenca lembut, namun ia segera menyadari bahwa Jevariel merasa lapar. Ia pun mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar, mencari-cari botol bayi dan kotak susu, namun tak kunjung menemukannya.

Raut wajah Glenca tampak bingung, tidak tahu ke mana gerangan botol dan susu itu pergi. Namun, tiba-tiba sosok Lasmita, ibu Elkairo, memasuki kamar dengan membawa nampan berisi makanan dan sebuah botol bayi yang telah diisi dengan susu formula.
Glenca sontak terkejut melihat kehadiran Lasmita. "Ibu?" ucapnya penuh keheranan.

Lasmita melangkah mendekat, lalu meletakkan nampan makanan di atas nakas. "Kamu makan dulu saja, biar Jevariel ibu yang mengurus!" ujarnya dengan nada sedikit jutek.

Tanpa banyak bicara, Lasmita segera mengangkat tubuh Jevariel, memberikan botol susu pada sang bayi. Glenca hanya terdiam, menatap interaksi ibu mertua dan cucunya itu dengan sorot mata yang sedikit canggung.

Meskipun nada Lasmita terdengar sedikit jutek, Glenca tahu bahwa itu adalah cara sang ibu mertua untuk menunjukkan rasa sayangnya terhadap dirinya. Tanpa banyak kata, Lasmita pun membawa bayi Jevariel keluar dari kamar, sambil memberikan sang buah hati asupan susu dari botol yang telah disiapkan.

Glenca beralih memperhatikan nampan makanan yang tadi dibawa Lasmita. Di sana, tersaji semangkuk sup daun hangat yang menguar wangi aroma herbal yang menggugah selera. Sayuran hijau segar tenggelam dalam kuah lezat yang tampak menggoda.

Di samping sup, terdapat sepiring nasi putih yang terlihat pulen, ditemani dengan lauk ayam goreng yang renyah serta tahu dan tempe yang garing dan gurih.

Glenca merasa terharu, menyadari bahwa Lasmita tampaknya memahami betul apa yang dibutuhkannya saat ini. Sebagai seorang ibu yang sedang menjalani program laktasi, Glenca membutuhkan asupan makanan bergizi yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI-nya.

Daun katuk dalam sup itu pun diketahui dapat membantu melancarkan hormon dan produksi air susu.

Perlahan, Glenca menggenggam sendok, lalu menyendok kuah sup yang masih hangat. Ketika ia mencicipinya, rasa nikmat dan lezat langsung memanjakan indera perasanya. Kuah yang hangat dan gurih, berpadu dengan kelezatan sayuran hijau yang masih renyah, membuatnya merasa kenyang dan terpuaskan.

Rumah untuk Jevariel [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang