🍼Bab 23 [Revisi done✓]🍼

2.3K 72 0
                                    

Glenca Perlahan, ia mendekat dan mencium lembut punggung tangan Elkairo, memberi tanda penghormatan kepada sang kepala rumah tangga. Elkairo membalas perlakuan Glenca dengan mengecup lembut kening istrinya, menyalurkan kasih sayang yang tulus.

Dengan gerak lembut, Glenca membaringkan kepalanya di atas pangkuan Elkairo yang terbalut kain sarung. Ia memejamkan mata, mencari ketenangan dan kenyamanan dalam rengkuhan hangat sang suami.

"Capek ya?" tanya Elkairo penuh perhatian, seraya mengusap lembut surai hitam Glenca yang tergerai indah.

Elkairo mulai bersenandung pelan, membuat Glenca semakin merasakan kehangatan dan keamanan. Alunan merdu suara sang suami perlahan-lahan membuatnya tenggelam dalam kantuk yang menyapa.

Yit kulli ah
Yit kulli lah
Math khali dis kita wahdifil halaa
Yit kulli ah
Yit kulli lah
Math khali dis kita wahdifil halaa

suaranya yang merdu mengisi ruangan dengan nyanyian yang indah, menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya.

It daa kulli da (hiyaa)~
Ana albi dak ida (hiyaa)~
Ana hali mush tamam-
Ya habibi mush banam

Sambil terus melantunkan nyanyiannya Elkairo terus mengusap kepala istrinya dengan lembut.

Aaaa aaaaa aa
Ishibi ya ya gabil,
ey waya gabil
Habibe (be) nasibe (be)
Habibe (be) nasibe (be)
It kulli ah (it kulli ah)
Yit ulli ma (it ulli ya)
ly khulli dish kata wah deevil haraa

🎶 Dystinct la 🎶

Tanpa disadari, Glenca perlahan-lahan terlelap dalam tidurnya. Namun, Elkairo masih mengira bahwa istrinya hanya berpura-pura tidur untuk menggodanya.

Dengan lembut, Elkairo mendekatkan wajahnya ke telinga Glenca, berbisik penuh kasih, "Habibi... Ya istriku! Ayo, sayang."

Namun, tak ada sahutan dari Glenca. Tampaknya ia benar-benar terlalu lelah hingga terlelap nyenyak di pangkuan suaminya.

"Sayang, kamu beneran tidur?" tanya Elkairo dengan nada campur aduk, antara heran dan gemas.

Glenca perlahan menggeliat, sedikit terusik dari tidur lelapnya. Dengan mata sayu dan suara serak, ia membalas, "Hmm... El, aku mau tidur lagi aja."

Dengan langkah gontai yang dipengaruhi keletihan, Glenca berjalan menuju lemari, perlahan meletakkan mukenanya di gantungan. Ia berjuang keras untuk tetap terjaga, namun pada akhirnya kantuk yang begitu kuat membuatnya menyerah.

Sementara itu, Elkairo memperhatikan istrinya dengan tatapan penuh kasih. Senyum bahagia terkembang di wajahnya, matanya berbinar melihat kelelahan yang nampak jelas di raut wajah Glenca.

Meski hanya setitik gigi yang terlihat, senyumannya memancarkan kehangatan yang tak ternilai.

Dengan langkah tegap nan luwes, Elkairo menghampiri sosok Glenca yang terlelap pulas. Dengan sapuan penuh kehati-hatian, ia meraih tubuh sang istri, lalu membaringkannya dengan amat sangat lembut di atas ranjang yang empuk dan nyaman.

Sinar lampu temaram menerangi kamar mereka, menciptakan suasana romantis yang membuat hati bergetar. Elkairo menatap wajah damai Glenca, hatinya dipenuhi kasih sayang yang membuncah.

Perlahan, Elkairo membungkukkan tubuhnya, mengecup dahi Glenca dengan kelembutan yang tak terbatas.

"Good night sayang" bisiknya lirih, seakan tak ingin mengganggu ketenangan malaikat tidurnya.
Dengan gerakan bak menari, Elkairo menutupi tubuh Glenca dengan selimut tebal nan hangat, melindunginya dari dinginnya malam.

Ia memastikan istrinya benar-benar merasa nyaman dan aman, sebelum akhirnya berpindah ke sisi lain ranjang.

Sejenak, Elkairo terpana memperhatikan wajah cantik Glenca yang terlelap. Hatinya dipenuhi rasa syukur dan bahagia, memiliki pendamping hidup yang begitu sempurna.

Rumah untuk Jevariel [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang