🍼Bab 20 [Revisi done✓]🍼

2.6K 87 0
                                    

Hingga akhirnya, jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Elkairo terlelap di sisi ranjang, berdekatan dengan Glenca di sebelah kanan.

Bayi Jevariel, yang terletak di sofa dekat ranjang sebelah kiri, mulai merengek, menciptakan suara yang mengganggu di dalam kamar.

"Oee!" suara rengekan bayi Jevariel mengganggu suasana di kamar yang sebelumnya dipenuhi oleh desah napas dan erangan penuh hasrat.

Suara tangisan bayi itu seakan memecah ketenangan tidurnya yang baru saja diraih oleh Elkairo dan Glenca.

Glenca bergerak perlahan, berusaha melepaskan diri dari pelukan Elkairo yang masih terlelap.Glenca, yang merasa kelelahan setelah aktivitas panas bersama Elkairo, mendesis lemah saat membuka matanya. Ia berusaha memiringkan tubuhnya agar menghadap bayi Jevariel.

Seluruh tubuhnya terasa ngilu, membuatnya sulit untuk bangkit dari tidurnya.

Tiba-tiba, Elkairo terbangun. Ia menyadari bahwa ia harus segera menyiapkan susu bagi bayi yang baru berusia lima hari itu. Dengan perlahan, ia bangkit dari ranjang, hanya mengenakan celana boxer, lalu melintasi ruangan menuju ranjang tempat Jevariel terbaring.

Dengan hati-hati, Elkairo menggendong bayi mungil itu dalam pelukannya. "Shh! Jangan keras-keras nangisnya sayang.. Mhiu masih tidur," bisiknya pelan kepada Jevariel, lalu melangkah keluar dari kamar untuk menuju dapur, hendak membuatkan susu soya bagi sang buah hati.

Di dapur, Elkairo sibuk menyeduh susu dalam dot bayi dengan cekatan. Namun, ia tetap menjaga Jevariel dalam dekapannya, seakan tak ingin lepas dari gendongannya.

Setelah memastikan susu memiliki suhu yang tepat, Elkairo mencicipi sejumput dari dot itu di atas tangannya untuk memeriksa kehangatannya.

Dengan gerakan yang lembut dan terlatih, Elkairo menyodorkan dot berisi susu soya itu ke bibir Jevariel. Bayi itu mulai menyusu dengan rakus, seakan tahu bahwa ayahnya telah menyiapkan asupan yang dibutuhkannya. Elkairo tersenyum lembut, memandangi putranya yang menikmati susunya.

Tak disangka, Lasmita baru saja keluar dari kamar mandi dan menemukan pemandangan Elkairo yang sedang menenangkan bayi Jevariel yang menangis di dapur.

Lelaki itu sibuk memberikan botol susu kepada sang buah hati.
Namun, yang paling membuat Lasmita kesal adalah melihat Elkairo yang hanya mengenakan celana, meninggalkannya setengah telanjang di malam yang dingin.

Dengan penuh kegeraman dan cemooh, Lasmita mendekati dapur dan menarik perhatian Elkairo.

"Astaghfirullah!! Kamu El!! Ibu udah bilang jangan apa-apain dulu Glenca!! Nanti kalau kebobolan lagi gimana?? Ini juga kalau butuh bantuan bilang sama ibu!!!" bentaknya dengan nada tinggi, sambil mengepalkan telinga Elkairo dengan gemas.

"Aaaa sakit bu! Tapikan El nggak mau ngerepotin ibu!!" ringis Elkairo, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman ibunya.

Lasmita menatap tajam putranya itu, matanya memicing penuh kekesalan. "Udah, udah! Kadieukeun budakna,kamu pake baju dulu sana!i!" perintahnya dengan tegas memerintahkan Elkairo untuk menyerahkan bayi yang ada dalam dekapannya.

Elkairo, yang tidak ingin memperpanjang keributan, segera menyerahkan bayi Jevariel ke pelukan Lasmita. Tanpa banyak protes, ia bergegas menuju kamarnya di lantai atas.

Rumah untuk Jevariel [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang