5. The Ballet Coach

33 4 0
                                    

Sang surya hampir tenggelam di langit barat. Kota Seoul semakin ramai saat menjelang malam hari, dan beberapa cafe malam mulai buka.
Tepat saat itu, perempuan berpakaian serba hitam sedang mengutak-atik laptop di depannya. Ia membuka beberapa situs web terlarang, dan mulai mencari-cari lowongan pekerjaan. Target utamanya adalah keluarga konglomerat.

Telpon seseorang bergetar dari seberang sana, dengan cepat Natalie menyambar handphone di depannya dan menekan tombol berwarna hijau.

"Yeoboseyo? "

"Yeoboseyo, apa benar ini dengan Nyonya Besar Natalie? " jawab wanita itu dari seberang.

"Ah iya, benar. "

"Saya ingin bertanya soal lowongan ballet class untuk Nyonya Aya, apakah Nyonya Besar Natalie memesan saya? "

"Iya benar, saya melihat rating terbaik di profil anda. Saya ingin yang terbaik untuk putri saya, Aya. Mohon kerja sama nya. " selang beberapa detik, telpon tersebut akhirnya konek kembali.

"Saya akan memberikan yang terbaik untuk putri Nyonya Besar Natalie, terima kasih. " wanita seberang sana menutup telpon nya.

"Oh... Sudah di tutup ya? Aku ga salah orang kan? Ga mungkin, jelas-jelas ia coach ballet dengan rating terbaik di Seoul. " celetuknya.

Pria dengan balutan handuk mendatangi istri nya yang sedang memasang muka kebingungan sejak tadi.

"Sayang, kamu kenapa? Udah dapet info belum? " tanya Evan dengan nada tenang.

"Itu sudah, tapi... " Natalie menggantung kalimatnya, khawatir Evan memperpanjang.

"Tapi, kenapa? " pria itu sibuk mencari piyama tidur di lemarinya.

"Engga deh, pokoknya aku udah dapet. Dia adalah coach ballet dengan rating terbaik di Seoul, semoga Aya nyaman training dengan nya~" imbuh nya.

"Boleh kan aku lihat situs web kamu? Aku penasaran sama mukanya. " pria itu sambil memakai piyama berwarna biru muda, dan datang menghampiri istrinya yang tengah duduk di meja kerjanya.

"Boleh kok, ini lihat aja. " wanita itu memutar laptop kearah lawan bicaranya.

"Loh? Gak ada fotonya ya? Apa ga bahaya lie? "

"Cuma foto doang, sayang. Lihat dong, dia coach ballet kelas tinggi di Seoul. " Natalie menaikan alis.

"Kamu yakin ini akan aman buat Aya kedepannya? Engga mau aku carikan aja? Jadinya kamu repot-repot cari dari tadi siang. " sambungnya sambil mengelus-elus rambut Natalie.

"Gapapa dong, kamu kan sibuk kerja. Ini bakal aman kok, kalaupun ada apa-apa, kan Bi Yoon yang selalu menjaga Aya jika aku tidak ada. "

"Selalu cek CCTV rumah ya, nanti aku juga bantu cek kalau jam meeting lagi kosong. Jangan sampai lengah, minta Bi Yoon awasin, kalau perlu kita sewa asisten baru. " Natalie sampai menggeleng heran mendengar ocehan Evan.

"Iya iya, aku selalu cek CCTV kok! "

Pria yang tengah mengeringkan rambut dengan handuknya itu masih terpaku heran sambil menyatukan kedua alis di depan meja kerja nya.

"Mengapa tidak ada foto profilnya ya? Banyak sekali kasus penipuan di Seoul belakangan ini. Apa hanya firasat ku saja? " ujar Evan.

Pria itu keluar untuk makan malam bersama keluarga kecilnya di meja makan. Hari ini Bi Yoon dan asisten-asisten lainnya boleh ikut menjamu makanan di meja makan tersebut.

"Bi Yoon, Soonghan, Bi Doy, Bi Mala, semua nya ayo makan bersama. " seru wanita ber piyama itu.

Para asisten pun berdatangan dengan baju yang seiras, seperti terseragam.

Suddenly Missing | AyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang