6

115 13 15
                                    

Sekolah berjalan seperti biasa nya, di mana anak-anak datang, belajar, bermain, pulang.

Tak terasa, 6 bulan sudah berlalu Amora dan Asher jadi murid di SHS ini.

Sekarang anak-anak kelas MIPA J sedang asik bermain voli.

Amora dan teman-teman nya asik berlari sana sini merebutkan bola.

Awal nya main voli mereka normal pada umum nya, sampai kemudian berubah jadi seperti ikan berebut umpan.

Suara cekikikan dan saling mengumpat terdengar di lapangan voli.

Begitu lah cara pria berteman dan menambah teman.

Meski permainan berubah jadi asal-asalan, tapi tetap terlihat menarik untuk di tonton.

Apa lagi para pemain nya yang tampan paripurna.

Beberapa siswi-sub sengaja duduk sedikit mengangkat rok mereka atau membenahi rambut untuk mencari perhatian.

Bel istirahat berbunyi, beberapa anak lain datang ke lapangan yang heboh penuh gelak tawa dan teriakan penuh umpatan.

Salah satu yang datang adalah rombongan angin ribut petir jinak, tim Asher.

"Theo ayo turun ke lapangan!" ajak Juan dari lapangan.

"Ogah gua keringetan" balas Theo.

"Cih cemen lo, bilang aja lo ga bisa main voli kan" Satria memanasi.

"Heh gua jago ya kalo cuma masalah lempar ngelempar" balas Theo.

"Udah jangan di ladenin" tegur Gibran.

Theo melepas seragam milik nya, menyisakan kaos tanpa lengan nya dan turun ke lapangan.

Anak-anak di lapangan bersorak meligat Theo bergabung, terutama Amora dan Satria yang bertos ria.

Permainan kembali berjalan dengan seru, kali ini lebih serius karna kemasukan tuan mandor.

"Gua bantai lo pada hmm" ucap Theo pada lawan nya yaitu Amora dan Satria.

Satria memberi ciuman jarak jauh dengan wajah genit nya, sedang Amora memberi wink, lihat 2 orang ini, mereka cocok jadi sekutu.

Asher menonton sambil sibuk mengunyah.

Ia duduk di temani Ersy, Gibran dan Dirga.

Ke 4 nya menonton dengan hikmat sambil makan cemilan, sampai telinga mereka mendengar beberapa bisikan para cewe-sub ke arah dominan tampan di lapangan.

Teriakan para ciwi-sub menggema saat dominan-dominan tampan itu melakukan pergerakan bahkan yang sangat biasa.

Misal nya Bagas yang memperbaiki headban nya, Juan yang menyapu dahi dengan tangan nya, Amora yang berbagi wajah anjing pada Satria, Theo yang memberi jari legend pada 2 perusuh di tim lawan, dan lain sebagai nya.

Asher menatap para ciwi-sub dengan mata menyipit saat telinga nya mendengar beberapa pujian pada Amora.

'Amo punya Acel' batin Asher tak terima.

Waktu istirahat lomba voli berbunyi.

Para pemain segera menuju tas mereka di mana minuman dan handuk mereka berada.

Amora justru berjalan berbalik arah dari tas nya dan menghampiri Asher yang duduk sambil makan.

Ia mendekat dan duduk di sebelah istri kecil nya.

"Acel"

"Amo haus?" tanya Asher sambil tangan nya meraih botol.

Para ciwi-submisif merusuh di dekat Asher dan berebut ingin memberi nya botol minum.

Secret Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang