Yushi kecil berlari ditengah derasnya hujan, cipratan darah yg menempel dipipinya perlahan terhapuskan oleh tetesan air hujan.
"Aaa .. tolong hiks tolong."
Yushi kecil berlari terseok-seok, sesekali menoleh ke arah belakangnya dan laki-laki muda terus mengejar dengan pisau ditangannya. Ekspresi yg menjijikan, juga senyum memyeramkan terus terpatri di wajah orang tersebut.
Gubrak..
"Aaa hiks.."
Yushi terjungkal, luka di lututnya bertambah. Rasa perih yg terkena tetesan air hujan tak menghambatnya. Ia terus berlari tanpa arah, berharap bertemu seseorang yg mampu menyelamatkan jiwanya.
"Datanglah pada kakak adik manis. Kakak akan membunuhmu dengan cara yg lembut." Ujar pemuda gila itu sedikit berteriak.
"Tidakk..."
Yushi terus berlari, sesekali menggedor pagar rumah warga di sekitar berharap ada orang baik hati yg membantunya, namun nihil. Suasana mulai gelap, langit mendung dan hujan semakin deras. Dan disinilah Yushi, terpojok di jalanan buntu. Tak ada jalan keluar, tak ada lagi tempat untuk menghindar. Melawan? Mustahil dilakukan. Yushi hanyalah bocah berusia 6 tahun, menyerang sama dengan mengantarkan nyawa.
"Ampun... Tolong."
Yushi memohon, kakinya bersimpuh di aspal jalan. Pemuda itu semakin mendekatinya, tawa yg menggelegar bak pemburu yg mendapatkan mangsanya.
"Hahaha... Anak manis, anak baik. Kakak akan mengakhiri penderitaanmu."
Yushi memejamkan matanya, ketakutan yg besar menyelimuti dirinya. Ia bahkan tak mampu lagi untuk bersuara, lidahnya kelu, mulutnya seolah terkunci rapat.
"Ini akan sedikit sakit, tapi kamu akan bahagia disurga nantinya. Bertemu dengan ibuku yg baik hati, dia akan menjagamu. Atas nama Yesus, aku membebaskanmu dari penderitaan. Amen."
"TIDAK"
Yushi membuka matanya seketika, tubuhnya bergetar. Ia terkejut ketika tangan besar penuh tatto memegang pundaknya.
"Hei.. kamu baik-baik saja?".
Jeno menatap Yushi keheranan, ia membangunkan anak itu sedari tadi yg terus bergumam dalam tidurnya. Entah mimpi macam apa yg baru saja dialami, sehingga membuatnya merintih dalam tidurnya.
"Iya."
Yushi terdiam sejenak, menatap sekeliling ruangan yg ia paham betul jika itu bukanlah kamar tidurnya. Disudut ruangan, ia melihat Riku yg sedang tertidur di sofa. Yushi mengingat kembali apa yg terjadi, kemudian membelalakan kedua bola matanya.
"Gimana Sion?"
Yushi bangun dari ranjang, kemudian duduk di tepian. Yushi harap-harap cemas, menunggu jawaban dari Jeno.
"Dia baik-baik saja. Gak perlu khawatir." Jeno menepuk pelan bahu Yushi.
"Saya mau liat Sion. Dimana dia?" Yushi turun dari ranjang, namun Jeno mencegahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Fanfiction || Yusion/SiYu
FanfictionSemua berawal dari karya 'Fanfiction' salah satu fujoshi akut yg juga seorang shipper Yushion garis keras. Siapa sangka, hayalan yg di anggap tabu malah menjadi kenyataan. KONTEN DEWASA!! BxB Yaoi Baca dulu siapa tau suka