13. Ancaman?

1.7K 119 152
                                    

BRAKK

"Kamcagiya~ huhh." Riku refleks mengelus dadanya.

"Pelan-pelan atuh neng, kasian pintunya." Ujar Yechan yg tak kalah terkejutnya, sementara itu Sion   yg berbaring di atas kasurnya juga sontak menatap ke arah pintu.

Pintu dibuka paksa, munculah Yushi dari balik pintu dengan wajah cemberutnya. Tanpa menghiraukan ucapan Riku dan Yechan, ia berjalan ke arah Sion, kemudian naik ke arah kasur dan tanpa aba-aba memeluk laki-laki itu.

"Babe, kenapa kesini lagi?." Tanya Sion heran.

"Diem." Ujar Yushi galak, sembari membenamkan wajahnya di dada Sion.

"Duh mata gue." Ujar Riku, dan dengan randomnya Hunter menutup mata Riku dengan telapak tangannya.

"Aigooo~ apa ini apa?." Yechan mendramatisir keadaan.

Hunter dan Sion saling bertatapan,entah apa maksudnya. Keduanya sama-sama bingung.

"Hei,kenapa?." Sion mengguncangkan tubuh Yushi pelan,namun anak itu dia saja tak merespon, justru mengeratkan pelukannya.

"Gue balik duluan, udah malam juga. Besok gue kesini lagi." Ucap Hunter yg sedikit paham akan keadaan.

"Gue juga. Anak tikus gue belum gue kasih makan. Ehe." Celetuk Yechan.

Hunter dan Yechan berdiri, dan mendapatkan anggukan dari Sion. Sementara itu, Riku seperti tak ada tanda-tanda akan pulang.

"Lu gak balik.? Tanya Yechan kepada Riku, dan lelaki manis itu menggeleng.

"Males mau balik. Kaki gue berat buat jalan" Ujarnya santai.

"Mau gue gendong?" Tanya Hunter dengan wajah datarnya,entah serius atau bercanda.

"Mau dong di gendong Mas-mas Thailand." Riku menanggapi dengan candaan dan mengedipkan matanya jahil, yg sukses membuat Yechan mual ingin muntah.

"Dih najis kata gue teh." Yechan keluar duluan, matanya tak tahan melihatnya.

"Oke."

"Eh-"

Tanpa basa-basi, Hunter yg bertubuh besar itu mengangkat Riku seperti mengangkat karung beras.

"Anjir- turunin gue buset. Gue becanda doang." Riku meronta-ronta, membuat Sion tertawa lepas, juga Yushi yg mengintip interaksi itu.

"Diem. Gue jatohin beneran nanti." Ucap Hunter, dan benar-benar pergi dari sana.

Suasana mulai hening, Yushi masih memeluk pinggang Sion erat, seolah lupa  jika lelaki yg disukainya itu sedang terluka.

"Babe, kenapa cemberut? Ada masalah?"Tanya Sion lagi. Dielusnya rambut halus Yushi.

Yushi menengadahkan wajahnya, menatap wajah Sion yg menatapnya intens.

"Arghh-" Sion meringis ketika tanpa sengaja Yushi menekan luka di perutnya.

"Maaf." Ucap Yushi dengan wajah memelas seperti akan menangis.

"Its ok. Gak sakit." Jawab Sion berbohong, yg sebenarnya itu sangat sakit. Jika saja bukan Yushi, sudah dapat dipastikan tinjunya akan melayang saat itu juga.

"Jadi kenapa hum?" Sion mengelus pipi Yushi,menatapnya penuh kehangatan.

"Gak ada apa-apa." Jawab Yushi.

"Yakin? Gak ada apa-apa kok mau nangis gini. Bilang ada apa?" Sion menggenggam tangan Yushi, mengelusnya lembut, memainkan jari-jari lentik itu.

"Gak ada."

Gara-gara Fanfiction || Yusion/SiYu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang