Tanpa rasa bersalah, Hunter membawa Jaehee keruangan konseling. Sepanjang jalan, banyak pasang mata menatap mereka penasaran, ingin tahu apa yg terjadi. Setahu mereka, Hunter bukanlah tipe orang yg berkelahi. Tak banyak bicara jika bukan dengan Sion, Yechan juga Riku. Ini merupakan pemandangan yg ganjil.
Brakk
Pintu dibuka dengan kasarnya, Hunter mendorong tubuh Jaehee hingga tersungkur ke lantai.
"Anjing!!"
"Apa-apaan ini?". Jeon Wonwoo, sang guru konseling merasa terkejut dengan apa yg dilihatnya. Kurang ajar sekali pikirnya, dan dengan sangat percaya dirinya seorang siswa membawa siswa lain yg babak belur keruangannya.
"Dia sudah melakukan pelecehan." Ujar Hunter tanpa basa-basi.
"Benarkah? Siapa korbannya?"
Toktoktok
"Masuk."
Yushi muncul dari balik pintu, diikuti Ryo di belakangnya.
"Kalian ada perlu apa?".
"Dia korbannya." Tanpa menunggu jawaban Yushi, Hunter berbicara tanpa basa-basi. Dan Yushi mengangguk.
"Pak, itu gak benar. Mana mungkin saya melecehkan laki-laki. Itu cuma alasan dia karena takut kena sanksi karena sudah mukulin saya pak." Jawab Jaehee mencari alasan.
"Masuk akal, itu seperti tidak mungkin" Jawab Wonwoo.
"Saya jadi korbannya pak, gak ada yg gak mungkin." Yushi membela diri.
"Yushi kamu anak baik, tidak perlu kamu membela Hunter jika dia memang salah." Ucap Wonwoo kepada Yushi.
Hunter kemudian mengeluarkan ponselnya, membuka galeri di ponselnya, kemudian memutarkan video.
"Bapak bisa lihat ini." Hunter memberikan ponselnya kepada Guru. Jeon Wonwoo menontonnya dengan serius, dan lumayan terkejut, karena setahunya Jaehee salah satu murid yg cukup pintar dan tidak pernah melakukan hal aneh-aneh.
"Jaehee, ada yg mau kamu katakan?" Tanya Wonwoo.
"Maaf pak saya mengaku bersalah." Ujar Jaehee.
"Baiklah. Saya akan memanggil orang tua kalian masing-masing untuk membicarakan semuanya."
Yushi membelalakan matanya, bisa mati dia jika sampai papanya tahu semua hal ini. Bukan pelecehan yg Yushi takutkan, namun ia takut jika mulut Jaehee yang kurang ajar menyeret permasalahan ia dan Sion. Itu sama saja dengan Yushi menggali kuburannya sendiri.
"Pak, saya rasa gak perlu panggil orang tua. Saya sudah memaafkan perlakuan Jaehee, saya cuma mau minta supaya dia jangan dekat-dekat saya. Itu saja pak." Ucap Yushi yg membuat semua orang terkejut.
"Kamu yakin?"
"Iya pak."
"Baiklah kalau begitu."
Jaehee tersenyum tipis sembari menatap Yushi, ia merasa senang karena ia paham kira-kira apa yg ada dipikiran Yushi.
Jeon Wonwoo kemudian menjelaskan secara terperinci, dan juga hukuman apa yg di terima oleh Jaehee, termasuk Hunter yg sudah membuatnya babak belur. Mereka berempat berjalan keluar secara bersamaan, Jaehee yg berjalan sempoyongan masih memberikan tatapan sinis kepada Hunter yg seolah tak perduli."Kalian ke kelas duluan." Ujar Hunter kepada Yushi dana Ryo.
"Thanks." Ucap Yushi, ia dan Ryo pergi meninggalkan Hunter. Sementara Jaehee tanpa berucap juga pergi darisana. Hunter berjalan santai menuju kelasnya,kemudian merogoh saku celananya. Mengambil benda persegi empat, dan menekan panggilan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Fanfiction || Yusion/SiYu
FanfictionSemua berawal dari karya 'Fanfiction' salah satu fujoshi akut yg juga seorang shipper Yushion garis keras. Siapa sangka, hayalan yg di anggap tabu malah menjadi kenyataan. KONTEN DEWASA!! BxB Yaoi Baca dulu siapa tau suka