"Ekhem.. Sepertinya aku datang di waktu yg salah"
Keduanya tersentak, baik Yushi maupun Sion serentak menoleh ke arah sumber suara. Pria berusia sekitar 28 tahun itu berdiri di pintu dapur dengan senyuman gelinya. Ya itu adalah Mark, anak tertua keluarga Jung. Mark adalah seorang pengacara muda yg cukup terkenal di dalam maupun luar negeri. Mark datang masib mengenakan pakaian kerjanya, setelan jas berwarna hitam, juga sepatu kulit yg terlihat mahal, membuatnya terlihat mempesona.
"Oh hai" Sapa Sion. Ia melirik Yushi yg membenamkan wajahnya di dada Sion, terlihat dengan jelas jika telinga pemuda itu semerah tomat.
"Mau sampai kapan disitu?"
Suara berat yg mengintimidasi terdengar , munculah seorang lagi dari arah belakang Mark. Ya itu adalah Jeno, anak kedua Jung. Pria bertato itu memandang datar adiknya yg nakal. Yushi beranjak dari atas tubuh Sion, dengan tergesa ia berdiri dan mengucapkan salam.
"Se-selamat mal-lam" Sapa Yushi terbata-bata.
"Malam juga" Balas Mark sambil tersenyum, dan Jeno hanya diam saja.
Yushi mengingat masakannya belum selesai, ia kemudian menyenggol lengan Sion dengan tangannya, seolah mengisyaratkan sesuatu. Sion yg paham akan situasi,mengajak kedua kakaknya itu ke ruang makan. Meninggalkan Yushi di dapur yg masih terkejut dengan banyak hal yg terjadi secara bersamaan.
~~°°°~~
Suasana terasa sangat canggung bagi Yushi, bagaimana tidak, mereka tertangkap basah dengan posisi yg ambigu, bukan hanya satu melainkan oleh dua orang, dan lebih memalukannya kedua orang tersebut adalah kakaknya Sion yg Yushi tidak kenal sama sekali.
"Masakannya enak" Puji Mark sembari mengunyah makanannya.
"Terimakasih." Jawab Yushi canggung.
Mereka berakhir dengan makan malam bersama, awalnya Yushi akan pamit pulang, namun Sion memaksanya untuk makan malam bersama dan beginilah jadinya.
"Gimana sekolah kamu?" Kali ini Jeno yg bersuara.
"Lumayan" Jawab Sion santai, sembari melirik Yushi yg makan sambil menunduk.
"Tumben, apa gara-gara yg disebelah?" Ucap Mark sedikit meledek.
"Begitulah." Jawab Sion lagi.
Yushi semakin menundukan wajahnya, untuk pertama kalinya ia merasa jika satu piring nasi terlalu banyak untuknya. Yushi merasa grogi karena alasan yg tidak jelas.
"Babe makan ikannya." Sion mengambil satu potong ikan, kemudian menaruhnya di piring Yushi.
"Masih banyak, kamu aja yg makan." Ucap Yushi sembari mengembalikan ikan itu ke piring Sion.
"Dagingnya mau? Atau sayurnya? Mau Sup?". Tanya Sion lagi, Yushi menggeleng.
"Apa mau minum? Bentar" Sion hendak bangkit dari kursinya, namun Yushi menahannya.
"Sion~ gak usah." Ucap Yushi pelan, dan terdengar manja.
Mark tersenyum melihat adiknya yg tidak peka, ia melirik mereka secara bergantian. Mengingatkannya pada masa-masa remajanya.
"Gimana sih dek,masa kamu gak peka." Mark tertawa geli, dan Yushi semakin malu dibuatnya.
"Hah?"
Sion terdiam sejenak, melirik wajah Yushi kemudian tersenyum.
Goblok banget gue hahaha
Sion tertawa pelan, tidak paham situasi pada awalnya. Merekapun kembali melanjutkan makan malam mereka dengan tenang. Diam-diam Jeno memperhatikan Yushi, karena wajahnya terasa tidak asing baginya. Jeno merasa seperti pernah melihatnya, tapi dimana dan kapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Fanfiction || Yusion/SiYu
FanfictionSemua berawal dari karya 'Fanfiction' salah satu fujoshi akut yg juga seorang shipper Yushion garis keras. Siapa sangka, hayalan yg di anggap tabu malah menjadi kenyataan. KONTEN DEWASA!! BxB Yaoi Baca dulu siapa tau suka