[ 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐱𝐯𝐢𝐢𝐢 ] 𝐬𝐭𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐧

49 13 14
                                    

Pelaksanaan ujian telah usai, bersama lembar perolehan nilai turut keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelaksanaan ujian telah usai, bersama lembar perolehan nilai turut keluar. Kalingga dinyatakan lulus tes (dan hanya perlu menunggu tiga bulan ke depan untuk bisa menjadi mahasiswa baru di universitas).

Ada banyak opsi fakultas yang bisa dia ambil dengan perolehan numeris pada kertas. Seharusnya, Lingga merasa puas, gelar juara pararel kembali disabetnya dengan mulus.

Banyak pula angka seratus terlukis di sana-mendekati sempurna, kecuali tabel pojok kanan paling bawah, hanya diisi angka delapan puluh lebih sekian, pelajaran kimia. Layak noda tercela di antara meriah sekumpulan gradasi warna, satu cacat yang berhasil mencemari karya empunya seni estetika.

𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘯𝘪𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘵𝘪𝘬, 𝘳𝘶𝘴𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘴𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢.

Posisi Lingga memang tidak tergeser. Kabar buruknya, akumulasi nilai yang didapat memiliki perbedaan tipis dengan rival yang berada tepat di bawah. Hanya satu poin, dan tempat itu diisi oleh si murid baru. Kabar fenomenal yang berhasil menggemparkan seantero sekolah.

Bagaimana bisa?

Dan tentu, mengetahui hal itu Adena murka sejadi-jadinya. Lalu akan berkali-kali lipat lebih merepotkan dari biasanya setelah mengonsumsi obat-obatan dibanding alkohol, seperti saat ini contohnya. Dia mirip orang kesetanan nihil kewarasan-sejak awal dia memang sudah gila sebenarnya.

Adena memukul bokong semua pelayan yang diperintahkan untuk tiarap menghadap lantai, sedang kepala menjadi tumpuan dan tubuh bagian bawah terangkat lebih tinggi.

Menghasilkan suara hentak berdebam. Erangan kesakitan penuh pasrah itu kembali terdengar, mengema panjang pada setiap lorong-lorong rumah tak kepalang megah yang temaram.

Lagi-lagi, Lingga menyaksikan ketidakberdayaan mereka tanpa bisa berbuat apa-apa, selain bergelut sekuat tenaga. Meronta, berusaha mati-matian melepaskan diri dari belenggu dua pria besar samping kiri dan kanan raga untuk menghentikan tindakan brutal Mama.

Lingga sudah tidak tahan. Para pelayanan itu bahkan tidak bersalah, mereka tidak tahu apa-apa. Tetapi, Adena malah tertawa ketika Lingga memohon minta dia untuk berhenti sekarang juga.

"Kenapa?" Seraya mencengkram dagu Lingga ke bawah untuk sejajar dengan tinggi badannya. "Kamu yang membuat para jongos itu tersiksa, Kalingga. Untuk apa meminta Mama untuk mengampuni mereka, sementara kamu malah mengecewakan Mama, ha? Itu tidak adil." Kemudian, menjambak rambut Lingga. Tidak tanggung-tanggung, banyak helai terlepas pada genggaman dan si pemilik hanya bisa memejamkan mata, menahan ngilu bercampur perit pada kulit kepala. Luka di area sana baru juga mengering sebagian.

"Mama bilang, kamu harus bisa tembus fakultas kedokteran, tetapi apa? Kamu malah membuat Mama kecewa." Hanya butuh sekitar hitungan detik, air mata jatuh dari pelupuk.

[√] enigma; kim leehan boynextdoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang