Halo, aku update dulu yang di sini. Besok baru di karyakarsa.
Selamat membaca ❤️
***
Sebenarnya pertemuan Shana dengan Raja tidak berlangsung lama. Mereka hanya membahas hal-hal kecil mengenai iklan yang masuk. Setelahnya, Shana memilih untuk berdiam diri di kafe. Sudah lama ia tidak berada di ruangannya untuk waktu yang lama. Hal itu ia manfaatkan untuk kembali menulis. Mencari ide baru yang mungkin saja bisa keluar dari tema zona nyamannya.
Tak terasa jarum jam terus berputar. Membuat Shana lupa akan waktu yang ternyata tidak sebentar. Matanya mulai mengedar, menatap dinding kaca yang menampilkan keadaan luar. Ramainya pengunjung mulai membuat konsentrasinya buyar. Sudah waktunya untuk dirinya menghindar.
Shana meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Hanya sebuah pesan, tetapi langsung direspon dengan cepat. Terbukti dari pintu ruangannya yang langsung diketuk tiga kali dan disusul oleh seseorang yang masuk ke dalamnya.
"Ada apa, Mbak?" Dia adalah Bagas, manager kafenya.
"Buatin kopi buat take away."
"Mbak Shana udah mau pulang? Mau kopi yang kayak biasanya? Mau dibungkus berapa, Mbak?"
"Tiga puluh."
Tidak terkejut. Bagas hanya mengangguk mengerti. "Langsung dikirim ke lokasi syuting kayak biasanya?"
Shana menggeleng sambil memasukkan iPad-nya. "Biar gue yang bawa, gue mau mampir sebentar."
Mendengar itu Bagas dengan cepat berlari mendekat dan langsung duduk di hadapan Shana. Pria itu menatap Shana dengan wajah penuh senyuman, membuat Shana bergidik dibuatnya.
"Kenapa lo?"
"Tolong bilangin ke Lanadia buat follow balik twitter saya, ya, Mbak." Bagas masih menatap Shana penuh harap.
"Emang lo siapa?" tanya Shana jengah.
Bagas berdecak. "Penggemar nomer satu, nih! Bahkan saya tau nomor HP-nya."
"Dari blog anonim nggak jelas di google?" ejek Shana. "Udah, deh, Gas. Cepet bikinin kopinya, jangan sampe makin malem."
"Ya udah, mintain tanda tangan ya minimal." Bagas masih berusaha.
"Di mana? Celana dalem lo?"
Mata Bagas membulat. "Emang boleh?"
Shana memejamkan matanya dan menarik napas dalam. "Keluar nggak?" pintanya setelah membuka mata.
Bagas masih tidak bergeming.
"Bagas Wardana! Keluar nggak lo!" Shana mulai bersiap melepas sepatunya.
Dengan begitu Bagas langsung berlari pergi. Tak mau jika sepatu Shana berakhir menghantam tubuhnya seperti yang sudah-sudah.
Artinya, perasaan bosnya itu sedang tidak bagus.
***
Perjalanan menuju lokasi syuting tidak memakan banyak waktu. Jarak yang cukup dekat membuat Shana sering mengirim beberapa makanan dari kafenya untuk para pekerja. Namun kali ini Shana memutuskan untuk mengirimnya sendiri, sambil melihat perkembangan yang ada tentu saja. Shana tidak mau terlalu lama berada di sana, apa lagi bertemu dengan Dito. Terakhir kali ia bertemu dengan pria itu, menimbulkan prahara antara dirinya dan Ndaru.
Shana meringis mengingat kebodohannya saat itu.
"Berhenti di sini aja, Ro."
"Di sini, Bu? Tapi lokasinya di seberang."
![](https://img.wattpad.com/cover/344225443-288-k486511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Incaran Shana
RomanceHandaru Gama Atmadjiwo tidak tahu jika keputusannya untuk kembali ke Ibu Kota menimbulkan petaka. Baru satu hari tiba, dia sudah terlibat skandal dengan seorang gadis muda. Skandal yang membuat citra keluarga Atmadjiwo ternoda. Sialnya, dia harus be...