62. Kembali Fokus

15.8K 1.7K 161
                                    

Gais, maaf baru muncul heheh 😁

Maaf juga aku belum bisa update di karyakarsa. Aku sedang menyiapkan ekstra chapter 🤭

Sebagai gantinya aku besok update lagi di wattpad dan mudah mudahann bisa update juga di karyakarsa. Mohon bersabar yaa.. aku lagi diskusi sama Pak Ndaru buat ending hidupnya 😂


***

Seperti hari sebelumnya, suasana pagi di kediaman Putri tampak sepi. Tampak berbeda setelah sang kepala keluarga pergi. Meninggalkan rasa dingin di setiap sisi. Tak hanya rumah melainkan juga isi hati.

Beruntung Putri tidak sendiri. Ada Ayah yang selalu menemani. Memberikan perhatian penuh pada anak yang ia sayangi. Yang kadang Putri abaikan karena ingin memilih sendiri.

Dari luar memang Putri terlihat begitu kuat. Pulihnya luka berangsur sembuh dengan cepat. Namun sayang itu hanya topeng sesaat. Begitu ia sendiri, dia kembali menjadi Putri dengan kesedihan yang dahsyat.

"Mama udah bangun?" Darma menggendong Satria untuk turun menuju ruang makan. Cucunya masih terlihat mengantuk dengan baju tidurnya.

"Nggak tau. Mama nggak ada tadi," adu Satria.

"Mungkin Mama udah di bawah."

Ternyata perkiraan Darma salah. Tidak ada Putri di ruang makan. Bahkan asisten rumah tangga pun tidak tahu keberadaannya. Pagi tadi, Satria memang menemuinya karena ibunya yang mendadak tidak ada.

Tidak seperti biasa.

"Anak saya sudah berangkat ke kantor?" tanya Darma lagi.

"Kayaknya belum, Pak. Supir Ibu masih di rumah soalnya."

Darma mengangguk dan mendudukkan Satria di meja makan. "Titip cucu saya sebentar."

"Baik, Pak."

Sepertinya Darma tahu keberadaan Putri. Dengan langkah mantap dia menuju ruangan kerja Arya. Benar dugaannya, anaknya ada di sana. Tertidur di sofa dengan bantal dipelukan. Melihat pemandangan itu, rasa sedih ia rasakan. Apa lagi saat melihat album foto di atas meja. Album foto yang berisi potret bahagia keluarga anaknya.

Pandangan Darma mulai mengedar. Ini kedua kalinya dia masuk ke ruangan Arya setelah menantunya meninggal. Sudah tidak banyak berkas atau dokumen terkait pekerjaan. Karena banyak berkas penting negara yang harus dipindahkan.

Tak sengaja mata Darma tertuju pada tempat sampah yang tampak kotor. Ada serpihan abu yang membuat dahinya berkerut. Dia mendekat dan melihat isinya. Banyak kertas yang terbakar di sana. Namun ada beberapa potongan kertas yang masih bisa ia baca.

Seharusnya potongan kertas itu tidak mudah untuk dibaca, sayangnya Darma bisa langsung mengetahuinya dari satu kata yang masih utuh.

Artana. Tak asing di telinga. Darma kembali mengorek kertas-kertas itu dan menemukan hal yang lain.

Artana Bara Group.

"Papa?" panggilan Putri mengejutkan Darma.

"Ini apa, Putri. Apa yang kamu bakar?" Darma menatap anaknya serius.

"Bukan apa-apa. Cuma sampah biasa." Putri dengan cepat mengambil tempat sampah itu. Dia lupa membuangnya karena memang tidak mengizinkan siapapun untuk masuk ke ruang kerja Arya.

Ini yang ia takutkan. Dia takut jika masih ada jejak kejahatan suaminya di sana.

"Jangan bohong. Artana Bara Group, perusahaan yang pernah suami kamu tangani dulu, kan?"

Putri menunduk dan mengusap wajahnya kasar. "Iya."

"Kenapa dibakar?"

Putri terdiam. Dia menatap ayahnya dengan tatapan memohon. Dia tidak mau membuka rahasia suaminya. Tetapi dia juga tidak bisa menyimpannya sendiri. Akhirnya tangis Putri pun pecah.

Duda Incaran ShanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang