75. Dari Hati ke Hati

6.7K 1.4K 125
                                    

Selamat malam minggu, yang jomblo merapat di sini aja 🫶🏼

Cerita Duda Incaran Shana ini akan update sampai selesai di wattpad, tapi tidak dengan ekstra chapter. Ekstra Chapter hanya bisa diakses di karyakarsa dan sudah bisa dibaca sampe tamat.

Btw aku juga update cerita baru, judulnya Behind The Camera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw aku juga update cerita baru, judulnya Behind The Camera. Dibaca yaa, ditunggu komennya ❤️

 Dibaca yaa, ditunggu komennya ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca ❤️

***

Tiada hari tanpa kejutan. Ketenangan seolah hanya diangan. Faktanya, Ndaru baru saja mendengar kabar tak mengenakan. Akan kedatangan kakak ipar di kediaman.

Putri datang menemui Shana. Itu yang ia dengar dari Roro.

Baru saja Ndaru ingin menenangkan diri dengan kembali fokus bekerja. Mencoba melupakan sejenak masalah keluarga yang masih ia cari kebenarannya. Namun harapan tak berjalan sesuai rencana. Karena akhirnya Ndaru menunda pertemuan penting demi bisa sampai di rumahnya.

"Apa ada jalan lain?" Ndaru tidak menyukai kemacetan di hadapannya.

"Ada, Pak. Tapi sama macetnya, bahkan lebih panjang," jelas Pak Nanang.

Tidak ada Gilang, Ndaru memintanya untuk menggantikannya sebentar di kantor. Karena saat ini, ada hal yang lebih penting.

Menahan Shana di rumah memang Ndaru lakukan. Bukan karena setuju dengan usulan keluarganya. Bukan juga karena takut jika Shana akan melarikan diri. Melainkan sebaliknya. Seperti saat ini, Ndaru takut jika keluarganya yang menemui Shana.

Terutama Putri.

Emosi wanita itu sedang gila-gilanya. Tak terkendali karena rasa tak terima akan kematian suaminya. Shana berada di nomor urut pertama tersangka di daftar keluarganya. Namun Ndaru tak seperti mereka. Pikirannya masih terbuka untuk menerima semua bukti nyata. Sebelum ada bukti yang bisa ia terima di kepala, maka Ndaru akan bertahan dengan pendapatnya.

"Apa saya naik kendaraan umum saja?" tanya Ndaru lagi.

"Sabar, Pak. Macetnya cuma karena lampu merah, kok. Maklum jam makan siang. Setelah jalan ini, semua lancar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duda Incaran ShanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang