***
BRAK!
“Ngaku aja, siapa kandidat kedua yang jadi buronan disini!” pekik siswa bernama Vincent usai menggebrak mejanya. Netranya yang tajam menelisik satu persatu gelagat teman-teman kelasnya.
“Lo kalau gabut, nggak gini caranya, Vin!” seru teman-teman Vincet yang lain. Pasalnya mereka heran. Kenapa cowok itu mendadak tantrum seperti ini?
“Gue serius, sialan. Karena si kandidat itu memilih untuk jadi pengecut disini, dampaknya kelas kita jadi bahan perbincangan sampah. Gue sebagai ketua kelas, tentunya nggak bakal diam gitu aja. Kelas ini memang udah di cap rendah dari awal. Sampai-sampai kita juga dipandang rendah. Udah cukup gue bersabar selama ini!” ungkap Vincent menggebu-gebu dan seketika membuat sebagian murid yang mendengarnya pun tertegun. Nampak setuju dengan statement sang ketua kelas.
“Ya terus kita harus gimana? Kita cuma mau sekolah dan have fun disini, tapi dari awal dipersulit cuma karena kelas ini adalah kelas teraneh. Apa perlu kita adain battle antar kelas untuk mengangkat posisi kelas ini? Seenggaknya kelas ini bisa naik ke peringkat 3 besar, baru bungkam itu mulut-mulut setan.” kali ini giliran siswi bernama Steffy yang berbicara. Si juara satu di kelas Bidang teka-teki peminatan sekaligus juara paralel 5.
“Udahlah, Steff. Mimpi lo terlalu tinggi. Lo dari kelas ini bisa tembus paralel 5 aja tengah mampus. Apalagi mau menggiring kelas ini untuk masuk jejeran 3 besar.” sarkas Destara.
Terus saja beradu argumen sampai jam kosong mata pelajaran puzzle pun usai. Begitu dering bell pertanda istirahat kedua terdengar, ternyata perseteruan pun tak terhentikan.
Dan Kaivan dari tempat duduknya nampak menikmati drama yang disuguhkan.
“Baru gue lempar satu batu, langsung ketahuan. Bagus, deh. Seenggaknya, rencana gue dipermudah.”
***
“Tugas dari gue kemarin, gimana kabarnya?” Tanya Belvina pada Vichara.
“Aman, Vyn. Kekuatan uang memang mantap.” jawab gadis itu dan Belvina pun menganggukkan kepalanya. “Bagus. Sekarang tinggal menonton pertunjukan.”
“Nggak biasanya lo tertarik dengan alur permainan orang lain, Vyn. Dan tumbenan ikut campur?” kali ini giliran Dayucha yang bertanya.
“Gue cuma mau memberikan salam perkenalan kembali, Cha.” balas Belvina dengan senyum misteriusnya.
***
Masih sama dengan situasi seperti kemarin, kali ini penghuni kantin dihebohkan dengan postingan terbaru dari akun gossip sekolah. Entah siapa yang memberikan bukti-bukti tersebut tapi mereka sangat berterimakasih karena rasa penasaran mereka pun terbayarkan. Sekarang sisanya tinggal bersenang-senang.
Iya, bersenang-senang.
Dengan si buronan kandidat dua yang dicari-cari.
'Inisial A.K dari kelas terbawah, adalah buronan yang kita cari.' begitulah kira-kira caption pada postingan. Beserta sebuah foto yang menunjukkan ada seorang siswa bersama guru waka sedang berbincang didepan ruangan kepala sekolah.
“Kalau dia bukan dari kelas terbawah, gue sih nggak apa-apa kalau kalah. Tapi ini? Gila, sih!”
“Pasti anaknya lagi ketar-ketir, sekarang. Mau sembunyi dimana lagi, dia?”
“Dia itu bukannya anak beasiswa yang turun peringkat seangkatan semester kemarin, bukan?”
“Anjir. Dia sogok kepala sekolah pake apa, ya? Supaya bisa jadi kandidat kedua?”
***
“Oo, jadi ini si kandidat kedua?” tuding Belvina dengan nada sarkas pada seorang pemuda yang nampak santai menyandarkan tubuhnya seraya selonjoran membelakangi beton pembatas Rooftop gedung M.
Hening. Tidak ada balasan.
Dan hal tersebut yang membuat Belvina tertarik. Berarti umpannya masih kurang.
Baiklah, kalau begitu, bagaimana dengan umpan yang satu ini?
“Gimana rasanya jadi orang bodoh? Lo pastinya bosan banget, kan? Sampai-sampai mau epic comback dengan menjadi kandidat kedua?”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗮𝗻𝗱𝗶𝗱𝗮𝘁𝗲 : √𝟰𝟬𝟬
Teen Fiction‼️ Sudah tamat. Part Masih Lengkap‼️ Young Genius Olympic merupakan olimpiade terfavorit setiap 2 tahun sekali yang diselenggarakan oleh beberapa perusahaan dan yayasan di bidang pendidikan. Benefitnya tak tanggung-tanggung. Apabila kamu berhasil m...