XCVIII × LXII = ?

261 21 30
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Gimana rasanya jadi orang bodoh? Lo pastinya bosan banget, kan? Sampai-sampai mau epic comback dengan menjadi kandidat kedua?” tuding Belvina pada sosok pemuda dihadapannya yang nampak tak terusik dengan umpan terakhir yang dilemparkan nya.

“Aivan—”

Shut up! Jangan sebut dia disini. Orang yang sudah mati, tidak ada tempat disini.” pada akhirnya, sosok pemuda dihadapannya itu termakan umpan terakhir yang dimiliki oleh Belvina. Dan gadis itu nampak menyunggingkan senyum kemenangan kala sosok dihadapannya itu yang semula nampak tenang dan mata terpejam, kini menampilkan wajah dingin bercampur amarah dan tak lupa dengan sorot mata yang menghunus tajam.

Finally. I got you back.

Sosok itu pun bangkit dari posisi semula. Dengan tubuh tegaknya itu nampak melangkah mendekat kearah Belvina yang menampilkan senyum mengejek pada sosok dihadapannya itu.

Kini tersisa jarak satu langkah diantara keduanya.

“Harusnya gue yang tanya. Gimana rasanya jadi pintar dan melambung tinggi di posisi teratas? Gimana rasanya jadi pemeran pengganti?” tudingnya balik dengan nada sarkas. Tapi tak berefek membungkam gadis dihadapannya itu yang kala mendengarnya seketika meledakkan tawanya.

“Pfftt. Tentu rasanya menyenangkan. Bahkan meskipun menjadi pemeran pengganti, setidaknya semua berada dibawah kendali. Tidak seperti yang menjadi pemeran utama, tapi tak memiliki kuasa.” skakmat. Kasihan sekali. Nampaknya pemuda dihadapannya itu kalah telak. Tapi ini belum seberapa. Belvina masih memiliki satu senjata lagi untuk diacungkan.

“By the way, lo nggak kangen rumah? Saran gue jangan lupa pulang, sih. Udah cukup lo lupa diri. Tapi lupa rumah? Sama saja dengan cari mati.”

***

Satu minggu kemudian...

Hari ini adalah hari keberangkatan kedua kandidat yang akan mewakili Ruby academia high school dalam pekan perlombaan kecerdasan; Young Genius Olympic.

Satu minggu belakangan terasa berat sesuai dugaan Kaivan. Semakin banyak pengganggu, semakin berat baginya untuk menahan diri.

Sebenarnya bisa saja ia buat bungkam para tikus bedebah itu. Tapi sialnya, sesuai perkataan Belvina kala itu, bahwa benar dirinya tak memiliki kuasa. Jadi sekarang, yang bisa dilakukannya adalah dengan mengikuti alurnya.

Alur permainan yang dibuat mereka, tanpa mereka sadari bahwa mereka juga ikut bermain dalam alur yang dibuatnya.

“Mari kita lihat, pemain mana yang akan kalah hingga tunduk dibawah kaki pemain lainnya.”

***

“Kekompakan antara kandidat satu dengan yang lainnya adalah kunci utama. Kalian berdua harus bisa saling menutupi kekurangan. Bangunlah strategi dengan kepala dingin, berhati-hati dan cermat pada situasi. Saya harap kalian berdua bisa menjadi kandidat yang unggul. Kami disini akan mendoakan kesuksesan kalian. Jadi cukup fokus pada tantangan disana dan jangan lihat kearah belakang. Mengerti?” tanya sang Kepala sekolah usai mengungkapkan wejangannya yang panjang berderet.

𝗖𝗮𝗻𝗱𝗶𝗱𝗮𝘁𝗲 : √𝟰𝟬𝟬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang