Ch. 3 - Berita Palsu

18 6 0
                                    

Remaja itu berjalan dengan bahu tegapnya menyusuri lorong kelas, hingga tiba di depan kelasnya.

"Morning, kar!" sapa nya, "Tumben lo dateng awal, yon? Mimpi apaan lo?" tanya Akara.
"Yeuu lo tau kaga? Kemarin akhirnya bestie lo mau ngomong sama gue, fenomena ajaib ini" ucapnya dengan senyuman manis. Akara mengerutkan dahinya, "Bestie?" tanya nya.

"Si asu jahat bener, bestie sendiri kaga diinget, itu si Joan anjir" Dion berkata dengan gemas, bisa bisanya orang ini melupakan sahabatnya sendiri!
"ANJIR!!!? SERIUS LO? JOAN?" Akara terkejut, sangat. Ini pertama kalinya ia mendengar pernyataan bahwa seorang Joan, berbincang dengan Dion.

"Sialan banget mulut lo! Gitu gitu dia sepupu gue anyingg" ucap Dion dengan sedikit kesal, "Heh begimana ceritanya itu lo bisa ngomong sama dia? Mimpi apaan dia?" tanya Akara dengan penasaran. Dion pun menceritakannya, tentu saja tentang kemarin malam, bagaimana ia dan Joan bisa saling berbincang satu sama lain.

"Anjayy, berarti keluarga lo harus sering ngadain acara bareng tuh yon! Biar deket sama sepupu lo" ucap Akara, "Tapi sayang nya sih kar, dia cuman mau gitu di depan keluarga doang, setelahnya dia gamau" balas Dion, ia cukup sedih dengan itu, bisa bisanya ia tak dekat sama sekali dengan sepupunya sendiri.

"Tapi nih ya kar, gue kemarin udah tanya ke dia, alasan kenapa dia selalu jauhin gue, dan dia gak jawab sama sekali. Malah dia ngelamun-in sesuatu gitu, kayak ada yang dipikirin sama dia".
Akara yang mendengar itu membuang nafasnya dengan berat, " Hufftt gue juga heran sama itu, yon. Dia kayak sembunyiin sesuatu dari gue, sama sekali gak pernah mau cerita kalau tentang itu", "Padahal gue bisa jadi pendengar dia, apapun yang dia ceritain bakal gue dengerin, yon.

Sayangnya dia belum mau ceritain itu, gue cukup sedih soal itu". Kalau boleh jujur, Akara sedikit kecewa dengan sahabat nya itu, apakah Joan sama sekali tak percaya dengannya sehingga menyembunyikan sesuatu darinya? Apalagi, Joan selalu menghindari pembicaraan dengan topik ini.

"Sabar kar, nanti pasti ada waktunya dia cerita sama lo" ucap Dion dengan senyuman, ia tau kini teman sebangku nya itu sedang sedikit kecewa dengan Joan.

Tak terasa bel masuk berbunyi, kini kelas Akara sedang mendapatkan pelajaran IPS. Dan untuk saat ini, mereka bertugas untuk mempresentasikan sebuah tugas di depan kelas secara berkelompok, dan siswa lainnya dipersilahkan untuk bertanya pada saat sesi tanya jawab.

"Baik, kami buka sesi tanya jawab, apakah ada yang ingin bertanya?" tanya seorang siswa yang berperan sebagai moderator presentasi. Beberapa murid mengangkat tangannya, hingga ditunjuklah salah satu siswi oleh moderator tersebut. "Silahkan, Vio".

" Dari topik tersebut, apakah ada yang kalian bisa lakukan untuk membantu para warga? Misalnya membuat program kerja yang melibatkan seluruh masyarakat sekitar?" tanya Vio, Vio memang seorang siswi yang kritis! Moderator meminta waktu untuk berdiskusi terlebih dahulu, hingga akhirnya menjawab pertanyaan Vio dengan lugas.

"Baik, kami lanjutkan kembali, pertanyaan kedua?" ucap moderator. Yang kedua kali ini moderator menunjuk salah satu siswa yang pintar kembali! Tak hanya pintar, ia juga siswa yang tampan, hahaha.

"Silahkan, Akara".
"Baik, terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Menurut kalian apa yang bisa di tamb-
Belum selesai Akara melanjutkan pertanyaan, seseorang memotong ucapannya, "Oh ya kira-kira media apa yang kalian gunakan untuk proker bersama masyarakat sekitar?" itu Vio, Vio memotong pertanyaan Akara, sungguh menyebalkan.

"Vio, tidak sopan memotong pembicaraan orang lho" ucap Bu Sinta, guru PKN yang sedang menilai presentasi di meja guru.
"Ow, maaf bu tadi saya soalnya lupa bertanya 1 pertanyaan lagi. Baru inget waktu Akara ditunjuk" sahut Vio dengan sedikit tersenyum puas.

Ambisi: Akara, Violent, DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang