Ch 1. - Masalah Diantara Keduanya

37 7 0
                                    

Seorang remaja lelaki yang baru tiba di sekolah dengan menaiki bus, berjalan dengan bahu tegapnya menuju kelas, Akara. Keadaan kelas masih sepi, karena ia datang dengan bus, tentu ia hadir lebih awal dibandingkan temannya yang lain. Sembari menunggu waktu bel masuk berbunyi, ia memilih untuk belajar, kebetulan hari itu adalah ulangan harian biologi.

Tak terasa, satu per satu murid lainnya mulai berdatangan, hingga akhirnya kelas mulai ramai. "Sibuk banget sih, kar?" tanya seseorang yang langsung menduduki bangku sebelah Akara sembari meletakkan tasnya.

"Tenang aja, kaga bakal ada yang bisa nyalip ranking lo kok" lanjutnya, itu adalah Dion, Dion Dirgantara. Salah satu peraih peringkat kelas dan peringkat paralel, bukan siswa yang berambisi, tak juga yang selalu rutin belajar, 'santai, gak usah buru-buru' itu yang selalu dikatakannya. "Lo gak belajar yon?" tanya Akara kepada lelaki itu, "Yaelah udah kemarin, santai aja keles, gak usah khawatir gitu by" balas Dion dengan senyum yang menjijikkan.

"Jijay banget gue yon, asli deh" sahut Akara yang jijik dengan panggilan yang digunakan Dion, "Hahahahaha, eh tuh cewek lo dateng" kata Dion sambil mengarahkan pandangannya ke perempuan yang baru saja datang memasuki kelas.

Akara yang heran mendengar penuturan Dion langsung menoleh ke arah pandangan Dion, itu Vio, peraih peringkat 2 di kelas dan di angkatan, siswi yang paling ambis! "Si anjir, ngawur lo kalo ngomong!" ucap Akara sembari mengarahkan pandangannya kembali ke arah Dion dengan tatapan kesal, "Kan cocok ege, sama sama siswa ambis! Cocok abis gileee, hahahaha" canda Dion sambil mencomblangkan temannya itu. "Apaan cocok-cocok?" suara orang yang sedang dibicarakan tiba-tiba berada di dekat mereka berdua, itu Vio! "Eh kaga ada, ini si Dion ngomongnya ngelantur, hehe" balas Akara dengan kekehan, Vio menatap Akara dan mengarahkan pandangannya ke buku yang ada di mejanya.

"Lagi belajar?" tanya Vio kepada Akara. "Ya, bisa lo liat kan?" sahut Akara sembari menatap Vio, Vio yang ditatap dengan Akara sedikit menyeringai dan berbisik kepada Akara "Kali ini, gue yang bakal kalahin lo" ucap Vio sebelum meninggalkan Akara dan Dion lalu duduk di bangku nya. "Hayo dibisikin apa lo kar? Mau nge-date ya lo? Asik banget tuh, ikut dong" ucap Dion menggoda Akara, "Ah bacot lo, sotoy amat anjir" kesal Akara, "Lagian bisik-bisik begitu ya curiga lah gue, kar" balas Dion yang penasaran dengan bisikan Vio.

Kringggg~~~
"Noh bel udah bunyi, mendingan lo belajar dikit lagi deh, penyesalan selalu di akhir, ege" ucap Akara menyuruh Dion untuk mempersiapkan dirinya kembali untuk ulangan harian, Dion yang mendengar ucapan Akara hanya menganggukkan kepalanya dan langsung mengambil buku di dalam tasnya. Pak Dimas, guru biologi sudah hadir di kelas dengan senyum sumringah.

"Selamat pagi semuanya, mari kita awali pagi hari ini dengan ulangan ya. Sesuai janji bapak di minggu lalu soalnya cuman 5" ucap Pak Dimas, "Dan semuanya soal essay" lanjut Pak Dimas kembali dengan senyum yang lebih sumringah. Keluhan para murid terdengar mendengar perkataan Pak Dimas yang mengecewakan, kecuali 3 orang, tiada lain tiada bukan adalah Akara, Vio, dan Dion.

Kertas soal dan kertas jawaban mulai dibagikan oleh Pak Dimas, hingga waktu ulangan pun dimulai. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 90 menit, waktu yang sangat cukup untuk 5 soal essay, bahkan lebih dari cukup. "Pak saya sudah selesai" ucap seorang siswa, Akara. Belum ada 30 menit dia sudah berhasil mengerjakan soal-soal itu, Pak Dimas yang mendengar ucapan Akara langsung mendekati bangku Akara.

"Gak usah kaget gitu pak, ini orang emang agak kelainan, suka cepet jawab soal kalo ulangan, mana bener lagi jawabannya" ucap Dion yang duduk di sebelah Akara karena melihat wajah Pak Dimas yang terkejut dengan Akara yang berhasil selesai sebelum waktu habis.

"Wadidaw, bener semua ini, keren lho kamu Akara, harus ditiru ini, ada yang sudah selesai selain Akara?" tanya Pak Dimas kepada murid sekelas, hingga salah satu siswi mengangkat tangannya, "Saya pak, saya sudah selesai." itu Vio! Pak Dimas langsung menatap arah suara.

Ambisi: Akara, Violent, DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang