Ch. 9 - Jalan Bareng

11 5 0
                                    

"Kar gas lah ke tempat komik, kan tadi lo yang ngerencanain buat baca komik. Sekarang malah ke tempat biologi, perasaan tadi udah baca biologi deh lo, kaga bosen?" omel Dion yang kesal karena Akara sibuk mencari buku biologi sedari tadi.

"Ngomel mulu lo kayak emak-emak, lagian gue lagi nyari buku buat dipinjem, sabar ege!" balas Akara yang masih menelusuri buku buku biologi yang terpajang rapi di rak perpustakaan, "Mantep nemu akhirnya, gas ke tempat komik" ajak Akara setelah menemukan buku yang ia cari sedari tadi.

Dion mengembangkan senyumnya saat mendengar ajakan Akara, "Dari tadi kek lo" ujarnya sembari menoyor kepala Akara dengan semangat, "Sialan lo, yon!" gerutu Akara dengan raut kesal. Dion terkekeh mendengar ucapan teman kesayangannya itu.

"Yon saran komik yang bag-
Akara melongo melihat Dion membawa tumpukan buku yang begitu banyak sembari tersenyum tengil, "Anjir yon?? Ngapain lo banyak gitu bawa buku?" tanya Akara yang masih terkejut dengan Dion.

"Ya buat bacalah, tolol. Pake nanya lagi lo, bagus bagus amat komiknya, bingung gue mau baca yang mana. Jadi yaudah deh semua aja gue ambil" ujar Dion sembari mengeluarkan cengiran menyebalkan nya, "Stress lo yon" ledek Akara.

"Ini semua ceritanya tentang apa?" tanya Akara seraya melihat buku-buku yang diletakkan Dion di meja baca mereka, "Rata rata romance sih, kar. Ikutan baca gak lo? Variannya banyak nih" ucap Dion sambil menunjukkan beberapa buku yang dibawa olehnya. "Varian varian, dikira es krim. Lagian tumben banget nyari komik romance, biasanya horor" heran Akara.

"Bosen gue sama horor, suram bener hidup gue isinya hantu hantuan mulu. Sekali kali gitu ye berwarna diisi sama kisah cinta, ya walaupun bukan gue yang dimabuk cinta" jelas Dion sembari terkekeh, "Selain itu gue masih terbayang sama cerita yang di perpus tadi sih, makanya gue nyari romance lagi" lanjutnya.

"Yaelah jiwa jones nya keluar lagi, terserah lo aje dah yon" balas Akara lalu mengarahkan pandangan nya ke buku yang ia ambil, komik petualangan, kesukaan Akara. "Sekali lagi lo manggil gue jones, gue pukul lo kar!" gerutu Dion dengan kesal, "Lo tuh yang aneh, hidup udah banyak petualangan nya malah baca komik petualangan lagi, joneh lo".

Akara menaikkan alisnya heran menatap Dion, "Apaan joneh?". "Jomblo aneh" ledek Dion lalu mengacungkan jari tengah kepada Akara dengan kesal, Akara hanya terkekeh dan balik mengacungkan jari tengah ke Dion. Pertemanan yang lucu, hahaha.

Menit menit berlalu, kini Akara telah fokus dengan komik yang sedang dibacanya, namun tiba tiba panggilan dari Dion kembali mengusik dirinya. "Kar, lo tau gak?".

"Yon lo ngajak gue kesini buat baca atau buat gosip, sih?" tanya Akara sedikit jengkel, "Dua duanya sih. Tapi gue serius, lo tau gak?" tanya Dion kembali. Akara menggelengkan kepalanya tak tahu, "Si Vio kaga jadian sama Sam ternyata, gue bilang pdkt kan tadi, lah merah pipinya woi!".

"Ya berarti dia demen sama Sam, kenapa lo? Jealous karena kaga ada yg diajak pdkt?" tanya Akara, "Ye kaga. Kan gue cuman pengen ngasih tau ke lo kalau siswi ambis di kelas kita bisa jatuh cinta juga" jawab Dion dengan tersenyum tengil.

Akara memutarkan bola matanya dengan malas, "Ya gitu gitu dia manusia juga, nyet! Punya perasaan juga lah, lo kira dia manekin". "Ya gue kira hidupnya cuman isi ambisi, egois, sama benci doang, ada cintanya juga ternyata" ujar Dion. "Udah ah lo gosip mulu, nambah dosa gue aja" ucap Akara lalu kembali memfokuskan dirinya dengan komik petualangan nya itu.

Disisi lain, Vio dan Sam juga telah sampai di cafe dekat perpustakaan kota, tempat dimana Sam menyatakan perasaannya terhadap Vio.

"Lo pesen apa? Sama kayak dulu? Atau beda?" tanya Sam dengan lembut, "Sama kayak dulu, deh. Tapi kali ini gue mau bayar sendiri, gantian dong gue yang bayarin" jawab Vio dengan tersenyum, "Gak usah, gue aja yang bayar" pinta Sam. "Gue yang bayar atau gue gak mau lagi pergi sama lo?" ancam Vio menatap Sam dengan tajam.

Ambisi: Akara, Violent, DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang