Ch. 12 - Try Out?

11 3 0
                                    

Setelah beberapa menit motor Dion menyusuri jalanan yang ramai itu, akhirnya mereka berdua sampai di rumah besar milik Dion.

"Kar! Sini masuk, ngapain lo di luar?" heran Dion melihat Akara yang masih di teras rumahnya, "Si Joan udah mau nyampe katanya, gue nungguin dia dulu ye" ujar Akara, "Ohh yaudah. Ntar kalau dia udah dateng langsung ke kamar gue aja" ucap Dion lalu memasuki rumahnya.

"Sip" balas Akara seraya mengacungkan ibu jari miliknya.

Beberapa menit kemudian, handphone milik Akara berbunyi, tertera nama Joanjay yang ternyata menelepon nya. "Halo kar?" ucap Joan diseberang sana, "Apaan? Nemu rumahnya kaga lo?" balas Akara, "Lo keluar dulu deh, diem di depan rumah", "Biar pasti gue kalau ini rumahnya" lanjut Joan.

Tanpa lama, Akara langsung bergegas menuju kedepan gerbang besar rumah Dion, terlihat disana ada Joan yang sedang celingak-celinguk melihat daerah sekitar.

"Jo!" panggil Akara saat tiba di depan gerbang, "Oh disini ternyata, ini motor gue dimasukin?" tanya Joan setelah mendengar namanya dipanggil, "Yoi" jawab Akara.

Mendengar persetujuan dari Akara, Joan langsung memasukkan motor sport miliknya ke dalam rumah Dion. "Gas jo, langsung masuk ae" ajak Akara, Joan menganggukkan kepalanya setuju dengan ajakan Akara.

"Buset! Banyak bener nih makanan, ini kita mau mukbang?" kaget Joan saat melihat berbagai snack yang ada di kamar Dion. "Tau noh si Dion, dia yang ngide beli ginian banyak-banyak" ujar Akara, "Jo, kita tuh mau belajar, butuh tenaga, butuh juga asupan. Makanya gue beli makanan banyak, gak salah kan?" tanya Dion seraya memainkan kedua alisnya.

"Iya sih. Gue setuju sama lo, thanks ya" ucap Joan, "Yoi. Gas lah mulai belajar!" ajak Dion lalu mengambil beberapa buku di lemari miliknya.

Beberapa menit berlalu, ketiga remaja tampan itu tengah fokus dengan buku yang dibacanya masing-masing.

"Bro, soal berita Akara, gue sampe sekarang belum tau siapa yang buat itu. Bahkan gue udah tanya tanya ke temen gue yang ikut jurnalistik, katanya mereka sama sekali gak diajak diskusi soal berita itu" ucap Joan memecah keheningan.

"Bentar, berarti berita itu dibuat secara pribadi dong? Yang gue gak pahamin, sama sekali gak ada yang minta ijin ke perangkat jurnalistik untuk nge-publish berita itu, aneh banget" jawab Dion, "Bener. Selain itu, kita juga gak tau yang buat berita itu emang gak suka Akara atau dia adalah suruhan?" ucap Joan kembali.

"Cuy udahlah, urusan berita gue itu belakangan aja. Lagian udah meredam juga itu berita, gak ada bukti asli kalau gue yang di dalem berita itu, sekarang kita fokus sama UAS dulu" ujar Akara menengahi keduanya. "Kar, tapi ini kan-

"Yang dibuatin berita palsu itu gue, gue aja gak masalah soal itu, biarin aja, yon. Berita itu udah meredam, anak-anak di sekolah juga kaga lagi ngeliatin gue tiap gue dateng ke sekolah" ucap Akara memotong kalimat Dion dengan cepat, "Oke kar, oke. Kali ini gue iyain dulu permintaan lo".

"Tapi kalau sampai ada berita palsu lagi soal lo, gue gak akan diem walaupun di deket hari UAS, catet" lanjut Joan dengan jelas. "Gue juga!" seru Dion mendengar perkataan Joan.

Disisi lain, terlihat dua orang yang sedang berdiskusi mengenai suatu hal. "Sejauh ini, gimana?" tanya orang pertama, "Aman. Gue udah sempet rekam pembicaraan mereka berdua, dan mereka ada rencana baru lagi", "Gue rasa setelah rencana itu dilaksanain, kita udah bisa tunjukin apa yang kita tau" jelas orang kedua dengan panjang lebar.

"Bagus, pantau terus gerak-gerik dua orang itu, gue harap lo gak ketauan." jawab orang pertama, "Pasti. Gue bakal lakuin yang terbaik untuk rencana kita ini" ujar orang kedua.

Tapi sebenarnya, siapa dua orang itu? Dan, apa yang mereka berdua rencanakan? Lalu siapa dua orang yang mereka pantau sejauh ini?

Kembali ke sisi Akara, Dion, dan Joan. "Yon ambilin gue chiki yang biru dong" pinta Akara kepada Dion, "Biru? Yang ini?" tanya Dion seraya mengangkat chiki berwarna biru dengan gambar anak ayam di kemasannya.

Ambisi: Akara, Violent, DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang