Ch. 8 - Jomblo Ngenes

6 5 0
                                    

Kini dua remaja itu telah sampai di perpustakaan, keduanya kini sedang mencari buku yang akan dibaca. "Kar, saran dong buku buat dibaca, tapi jangan buku matematika". "Terserah lo" jawab Akara tanpa menatap Dion, "Kayak cewek aje lo dah, yang serius woi" balas Dion.

"Ya terserah lo, gue kaga tau" jawab Akara kembali yang masih fokus mencari buku yang ingin dibaca olehnya, "Nyari buku apa sih lo?" tanya Dion yang sedikit penasaran akibat Akara yang sangat fokus mencari buku sedari tadi.

"Biologi" ucap Akara singkat, "Ah gak asik lo. Sekali sekali komik lah kar" sahut Dion, "Nah ini yang gue cari" ujar Akara tanpa membalas perkataan teman di sebelah nya itu, "Si anjir gue dikacangin, monyet lo kar". Akara kini menatap Dion, "Ye sorry yon. Tadi lo bilang apa? Komik?".

Dion menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Akara, "Komik yang bagus mah di perpustakaan kota, disini kaga ada yang bagus menurut gue" ujar Akara kembali. "Nah ide bagus, pulsek ke perpustakaan kota aja kita, mau kaga lo?" ajak Dion sembari mengembangkan senyuman nya.

"Gass, tapi gue ijin dulu".
"Yaudah buruan chat dulu ibu lo" suruh Dion kepada Akara untuk meminta ijin kepada ibunya, Mila. Tak lama, Akara memberitahu Dion bahwa dirinya diizinkan oleh sang ibu untuk pergi ke perpustakaan kota bersama Dion.

"Lo bawa motor kan, yon?" tanya Akara yang kini telah duduk di kursi yang telah disediakan di perpustakaan untuk para siswa. "Aman, gue bawa kok, tar gue bonceng lo kesana" ujar Dion sembari mendudukkan dirinya di kursi depan Akara.

"Cinta di SMA?", "Ngapain lo baca buku beginian, yon?" heran Akara saat membaca judul buku yang dibawa oleh temannya itu. Dion terkekeh mendengar pertanyaan Akara, "Pengen baca kisah cinta aja gue, hidup gue kaga ada cinta SMA nya sama sekali". "Yeee kasian deh lo jones, jomblo ngenes" ujar Akara sedikit tertawa kecil,

"Resek lo, ngaca keles. Lo juga jones nyet" balas Dion yang tak terima dirinya dikatakan jones, bagaimanapun mereka berdua sama sama jomblo tak ada yang menemani, sungguh menyedihkan.

"Kar, jadi pengen punya pacar deh gue" ucap Dion setelah membaca beberapa halaman buku yang berjudul 'Cinta Di SMA'. Akara mengerutkan dahinya, "Emang ada yang mau sama lo?" tanya Akara. "Yang mau sih ada, kar. Cuman nyari nya dimana coba?" tanya Dion balik ke Akara.

Akara menatap ke sekelilingnya, "Tuh cewek banyak, tembak gih". "Main tembak tembak aja, dimana mana tuh pdkt dulu ege! Mana ada langsung nembak terus pacaran, yang begini nih kaga berpengalaman" ujar Dion sedikit mengejek Akara.

Akara memutar bola matanya dengan malas, "Siap deh yang paling berpengalaman", "Berpengalaman tapi jones, kocak amat lo, yon" lanjut Akara yang tak kalah meledek Dion. "Setidaknya gue berpengalaman ya, nyet" balas Dion menatap Akara dengan tajam.

"Tapi gue heran, sejak deket sama lo niat gue buat pacaran makin dikit. Bahkan kayaknya sama sekali kaga ada, deh" ujar Dion, "Ya karena hidup lo udah rame karena gue, dan karena gue sendiri kaga pacaran. Jadi ya lo gak ada niat untuk pacaran" balas Akara tanpa menatap Dion.

"Tapi, lo kenapa gak nyari pacar?" tanya Dion yang penasaran, "Gue dari SMP belum pernah pacaran karena fokus belajar buat masuk ke sini. Dan kalau sekarang sih karena kaga pengen aja, lagian kalau gue pacaran lo nya kasian, makin kesepian" jawab Akara sembari terkekeh. "Idih bacot lo, gue kaga kesepian. Cuman butuh temen doang" gerutu Dion.

"Tapi asal lo tau nih ya kar, kisah cinta SMP tuh lucu banget" ucap Dion sembari tersenyum, "Lucu? Lucu apanya?" tanya Akara yang penasaran. "Lucu kenangannya, gue dulu sempet demen sama cewek, gue tembak kan tuh, diterima sama dia. Tiap hari ke kantin bareng, makan juga bareng, eh putus karena gue sekelompok sama cewek lain, dia cemburu" jelas Dion sedikit terkekeh mengingat kenangan cinta monyetnya dulu.

Ambisi: Akara, Violent, DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang