Ch. 7 - Semakin Dekat

8 5 0
                                    

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan malas menuju gerbang sekolah, sungguh mood nya sangat rusak akibat kejadian kemarin. Mungkin kini matanya sembab karena menangis semalam? Entahlah, ia harap tidak ada yang menyadarinya.

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang, "Morning, Vio!". Vio membalikkan badannya kebelakang, terlihat wajah yang tak asing baginya, itu Sam. Gadis itu tersenyum tipis, "Morning juga Sam". "Mata lo sembab, habis nangis? Ada apa? Cerita sama gue" ucap Sam sambil menatap Vio dengan intens. "Gue gak bisa cerita disini" lirih Vio.

Sam langsung meraih tangan lentik milik Vio, menariknya untuk kesuatu tempat. Vio hanya mengikuti langkah remaja tampan itu, ia butuh tempat cerita saat ini.

Rupanya Sam mengajak Vio ke taman sekolah, keadaan saat itu masih sepi, sehingga memberi ruang bagi Vio untuk menceritakan semua yang dirasakannya. "Sekarang ceritain semua yang lo pengen ceritain ke gue" ucap Sam dengan lembut.

"Sam, gue gatau gue yang salah atau gimana, tapi bokap gue gak pernah puas sama hasil yang gue kasih. Kemarin lagi dan lagi dia marahin gue karena nilai gue gak sesuai sama ekspetasi dia. Gue tau dia capek kerja cuman buat gue, gue tau, Sam. Cuman apa dengan alasan itu dia gak bisa ngerti kalau gue juga bisa capek? Gimana gue bisa ngertiin dia kalau dia aja gak bisa ngertiin gue? Apa itu adil? Ini bukan yang pertama kalinya, ini udah kesekian kalinya".

"Gue gak punya tempat bersandar, nyokap gue udah meninggal 2 tahun yang lalu, bokap gue selalu sibuk kerja dan selalu nuntut untuk jadi nomor satu, dimana gue bisa cerita kalau gue capek, Sam? Gue gak punya temen deket, bahkan sahabat, karena gue selalu disuruh belajar, belajar, dan belajar" lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca, sungguh menyedihkan.

"Kalau lo mau nangis, nangis aja" ujar Sam sembari menarik Vio ke pelukkannya, ia tau gadis ini sedang butuh sandaran saat ini. Vio menangis di pelukkan Sam, kini ia tak bisa menahan air matanya lagi.

"Vio, lo ada gue sekarang. Gue siap jadi temen lo, sahabat lo, tempat cerita lo, bahkan jadi sandaran lo saat lo terpuruk. Gue juga bakal dengerin semua cerita lo, ngasih lo saran dan semangat buat lo. Jangan nyerah ya? Lo harus tetep semangat" ujar Sam seraya mengusap punggung Vio. Vio tak membalas perkataan Sam, Sam membiarkan gadis itu tetap menangis di peluknya, membiarkan dia melepaskan kesedihannya saat ini.

Beberapa menit berlalu, "Sam? Makasih banyak, ya?" ucap Vio yang masih sesenggukan akibat menangis tadi, kini ia juga melepaskan pelukan Sam, "Maaf bikin baju lo basah, gara gara gue nangis" lanjut gadis itu dengan sedikit terkekeh.

Sam mengembangkan senyum nya, "Gapapa. Yang penting lo udah nyeritain semuanya, kan? Itu bisa buat lo jadi lega dan kesedihan lo bakal berkurang". Vio menganggukkan kepalanya, "Mata gue sembab banget nih?" tanya Vio. "Ya gitu deh, tapi tetep cantik kok" balas Sam, "Apaansih lo" ucap Vio, ucapan Sam berhasil membuat rona merah di pipi nya, sungguh menggemaskan.

Sam hanya terkekeh melihat 'sahabat' nya ini, "Si Akara itu gimana? Masih nge-manipulasi nilai?" tanya Sam menatap Vio. Vio menaikkan bahunya, "Gatau, gue gak merhatiin dia akhir-akhir ini. Males" ujar Vio. Sam menganggukkan kepalanya paham, "Yaudah lo ke kelas dulu sana, tas lo ditaruh dulu, biar kaga kemana mana bawa tas".

"Iyaa, sekali lagi makasih banyak ya, Sam" ucap Vio sembari tersenyum manis, hingga akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari taman sekolah. Mungkin kini moodnya telah balik kembali, akibat bantuan Sam tentunya. Unek-unek nya telah dikeluarkan tadi, tak ada yang mengganjal kembali di hatinya saat ini, sungguh beruntung ia bisa mengenal Sam.

"Woi kar, temen lo kenapa tuh? Matanya sembab bener kayak habis di sengat tawon" ucap Dion saat melihat Vio yang baru saja sampai di kelas dengan mata yang sembab, Akara mengikuti arah pandangan Dion, dan memang benar katanya, mata gadis itu sembab. "Mata sembab karena nangis, bodoh! Kalau disengat lebah namanya bengkak" balas Akara.

Ambisi: Akara, Violent, DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang