21.༣ Cafe

16 4 0
                                    

Arra dan Anne dengan kompak mendudukkan tubuhnya di kursi samping jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arra dan Anne dengan kompak mendudukkan tubuhnya di kursi samping jalan. Gadis berkepang dua itu menatap nanar ban sepedanya yang bocor karena tidak sengaja melindas paku. Arra mendekap bahu, mengigil karena angin terus saja membuat tubuhnya tersapu.

"Arra, aku minta maaf." Anne yang sedang menatap ban sepedanya itu beralih menatap Arra. Rasa menyesal pun tumbuh, rasa tidak enak hati juga ikut berlabuh.

"Nggak papa An, harusnya aku yang minta maaf. Gara-gara nganterin aku, sepeda kamu jadi kempes begini."

Bibir Arra melengkung kebawah, dia mengalihkan pandangannya ke arah jalan sepi yang hanya diterangi lampu remang-remang. "Kayaknya aku harus jalan kaki aja, aku nggak mau perjalanan penuh drama ini sia-sia."

Demi secangkir susu jangan buatan mbok Astuti, Arra jadi nekat seperti ini. Tidak tahu saja kalau sang raja rimbanya sedang mondar-mandir mencari keberadaanya di seluruh penjuru rumah.

"Makasih ya An, udah mau boncengin aku. Di jalan sana ada tukang tambal ban, kamu bisa kesitu. Aku mau lanjutin perjalanan aku. Untungnya sebelum berangkat aku nyiapin perbekalan dulu." Arra nyengir, tingkahnya ini seperti orang yang sedang melakukan perjalanan melewati gurun pasir saja.

Gadis itu merogoh satu celana, mengeluarkan beberapa permen kiss yang dia sebut bekal itu. Kemudian diberikan kepada Anne. Setelahnya, Arra lantas beranjak untuk melanjutkan tujuannya ke cafe milik mbok Astuti.

"Makasih Arra, hati-hati ya."  Ucap Anne buru-buru, karena Arra sudah dulu mengambil beberapa langkah menjauhi posisinya.

Setelah berjalan 8 menit, akhirnya gadis bermuka sedikit cemong itu telah menemukan cafe dengan cat biru muda itu dengan selamat. Meskipun mulutnya cengap-cengap karena seluruh tenaganya habis untuk digunakan berjalan kaki tadi.

"Demi mendapatkan susu murni ini, aku rela melewati kepedihan dan neraka jahanam. Tentunya bukan susu murni Nasional, tapi susu murni yang diambil dari sapinya langsung! Hidup susu! Hidup!" Jari yang telah tergengam itu dia angkat, sembari berteriak-teriak.

Sebelum dia masuk ke dalam cafe, Arra berhenti di tempat parkir. Lantas kemudian duduk di samping motor Kawasaki hitam yang kebetulan dekat dengan kursi. Dia mengatur nafas. Karena terlalu lelah, punggung Arra dengan santainya menyender di motor Kawasaki itu.

"Ini motor memang multitalenta, selain jadi alat transportasi, ini juga bisa digunakan untuk penopang tubuh. He he he..." Arra tersenyum lalu menggeliat nyaman diatas benda besi tersebut.

Hingga akhirnya...

BRUGH...

"BUJUG BUNENG!" Motor yang menjadi sandaran punggung Arra jatuh karena tidak sanggup menahan beban tubuh cewek itu. Tentu saja sang pelaku ikut terjungkal kebelakang dengan hati yang sangat terkejut.

Terjatuhnya kuda besi besar yang entah milik siapa ini menyebabkan suara yang menggema. Arra memejamkan mata lalu meringis menahan sakit. Punggungnya terbentur setir motor yang keras sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMARALOKAⁿᵉʷ ᵛᵉʳˢⁱᵒⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang