Kacau sekali.

51 5 2
                                    

Akito sedang duduk di sebuah kursi panjang yang terletak tepat setelah keluar dari tempat wahana itu, ia melampirkan jaketnya untuk dikeringkan. Sekaligus menunggu An yang ternyata tidak ada bersamanya setelah keluar dari tempat tadi.

-sesaat setelah An bisa jalan sendiri-

Seperti biasa di jalan keluar dari tempat wahana akan ada stand dimana foto mereka ter-potret ketika bermain. Langkah An terhenti akibatnya, dia penasaran.

"Hey Akito, kau mau lihat tidak?" sahutnya kepada Akito yang berada beberapa langkah didepannya.

"Tidaklah, lihat saja, aku mau mengeringkan jaketku." balasnya acuh.

Begitupun An ikut mengabaikannya, dia mulai melihat hasil jepret-an ketika tadi mereka naik wahana. Tidak, foto di dalam terowongan dia skip. Hingga ia melihat foto yang tertangkap ketika keretanya terjun.

'Apa-apaan wajah cemasnya itu? Haha, lucu.' An tersenyum kecil, ia terus memandangi potret itu, hingga ia teringat pembicaraan mereka yang terpotong di kereta tadi.

(pic)

Dia membelinya sebagai kenangan.

-

Akito daritadi hanya menggenggam ponselnya, ia sedikit panik, pasalnya, karena ponsel An mati, ia yang harusnya mengabari Toya dan Kohane lewat pesan. Namun ternyata pesannya tidak terkirim karena ia mematikan data selulernya.

"Dasar bodoh, Kenapa bisa begini?!"

Dalam hati ia memaki dirinya, kalau An tahu, sudah pasti gadis itu ikut memaki-nya, memikirkan itu membuatnya semakin kesal. Ketika ia membuka group-chat nya tak ada pesan terbaru dari dua orang itu, segera setelah itu pesannya terkirim. Akito mengacak-acak rambutnya sendiri. Bahkan ia tidak sadar ada yang mendekatinya.

Tep'

rasa sejuk itu mengalir di pipi kiri-nya, membuatnya langsung menoleh ke arah sumber.

"Ada apa? kau terlihat frustasi?" An bertanya, ia datang membawakan kaleng minuman dingin yang ia tempelkan pada pipi Akito untuk menyadarkannya.

"Kenapa kau lama sekali?"

"Kau kan tau, tadi aku mengajakmu melihat foto hasil bermain? Sekalian nih aku beli minum." Balas An, Ia memberikan minuman kaleng itu.

"Ah makasih, kau membeli fotonya?" tanyanya seraya menerima minumannya.

"Tidak, aku tidak berani melihat foto-foto nya." Ia setengah berbohong soal itu.

"Hah? Apa-apaan.."

An melihat ke arah jaket yang terlampir di sisi lain bangku panjang itu. "Apa jaketmu sudah kering?"

"Yah... setidaknya ini sudah jauh lebih baik."

"Kalau begitu...Kohane dan Toya, mereka bilang sesuatu tidak?"

"Tidak, tidak ada."

"Aneh, harusnya mereka sudah selesai, kupikir mereka akan menunggu disini. Akito, kau sudah bilang kan pada mereka kita menunggu disini?"

"Ya...Baru saja." Ada jeda yang cukup lama disana, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa?!? Apa maksudmu 'baru saja'!"

"Aku lupa menyalakan data selulernya."

"Aishh, yang benar saja Akito?! Kalau begitu, kau sudah coba telfon mereka?"

Tiba-tiba Akito tersadar, ia segera melakukannya.

Niit- niit- niii...t

Namun setelah beberapa kali, tidak ada balasan.

"Aneh, kenapa tidak ada yang mengangkatnya?"

"Baiklah, ayo kita coba cari mereka disekitar sana."

Akito segera memakai jaketnya. Mereka berdua beranjak menuju pintu exit kereta misteri yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka tadi ,. Sesampainya disana, keadaan disekitar cukup ramai, mereka mulai mencari, tapi tidak ada tanda-tanda dari Kohane dan Toya.

"Mereka dimana sih.." An berjalan mondar-mandir kesana-sini.

Drrt- drrt-

Tiba-tiba Akito merasa, ponselnya bergetar.

"Oi An-!! sini, Toya menelfon."

An segera menghampirinya.

_

"Toya! Sebenernya kau dimana?!"

"Ah, h-halo Shinonome-kun.."

"Kohane? Apa yang terjadi? Dimana Toya?"

"Singkat cerita..wahana itu, sungguh tidak cocok untuk Aoyagi-kun."

(Terdengar nada cemas disana.)

"Hah? Apa maksudmu? Dimana kalian sekarang?"

"Kami segera pergi ke toilet terdekat setelah selesai bermain wahana, Aoyagi-kun... Wahananya berhubungan dengan ketinggian."

"Apa-?? Maksudmu sekarang Toya sedang.."

"Aoyagi-kun benar benar terlihat kacau setelah selesai tadi...dia bilang ingin mengeluarkan semuanya dan menenangkan diri sebentar."

"Wah, itu pasti kacau sekali... berikan lokasimu, aku dan An akan menyusul."

"Akan segera ku lakukan."

"Kau temani dia dulu..Kohane, tolong."

"Tentu saja, Shinonome-kun."

"Baiklah, terimakasih."

Niit-

Segera setelah itu, Akito menutup telfonnya.

"Ada apa? Kelihatannya terjadi sesuatu pada mereka."

"Ah itu-

Akito menjelaskan singkat tentang apa yang kira kira terjadi pada Kohane dan Toya.

"Apa?? Jadi Toya- Aihhh, kenapa hari ini kacau sekali. Tidak ada satupun dari kita menaiki wahana yang benar." An membuang nafas kasar.

Akito ikut menghela nafas panjang sebelum melanjutkan.

"Kau benar, ayo kita susul mereka."

.
.
.
.

You're wrong. [Akian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang