Di senja penghujung hari, dimana matahari sedang menenggelamkan dirinya, seorang pemuda dan seorang gadis tengah berjalan menyusuri sudut kota menuju ke sebuah cafe bernama Weekend garage, dengan tangan mereka yang penuh barang belanja-an.
-•°
"sudah kubilang, kalau segini sih aku masih bisa!"
"kenapa kau harus menolak segala? aku melakukan ini karena mau membantu Ken-san agar barangnya cepat sampai! dengan tanganmu yang penuh begitu akan lama menuju kesana!"
-•°
"Aku kalah..." An tertunduk loyo, sambil membawa barang bawaan itu.
"Kau keras kepala."
"Hah! lihat siapa yang berbicara."
"lihat, kau bahkan tidak berterimakasih. Oh benar, aku kan membantu Ken-san bukan kau."
"Cih."
Tiba-tiba An teringat sesuatu.
"Begitukah? Aku rasa kau yang akan berterimakasih padaku. Aku tau tipe Kohane seperti apa." Dia terlihat bangga mengatakan itu.
"Hah, Sekarang kau bahkan menggunakan Kohane."
"Lalu? Memangnya kau tidak mau tau?" muncul seringai licik di wajahnya sekarang.
'ah bagaimana, ini akan sangat membantu Toya, tapi rasanya aku kalah telak.'
"Ck, tidak perlu, aku bisa menanyakan itu lain waktu."
"Oh benarkah?~ kau melewatkan kesempatan emas, Shinonome Akito."
Akito benar-benar geram dengan gadis ini.
"Yasudah! cepat beritahu aku!"
"Haha, aku menang!"
Akito mendengus kesal, tapi dia memilih untuk kalah dalam permainan ini.
'fufu, orang kasmaran itu lucu sekali ya?'
An memberitahukan apa yang tadi Kohane bicarakan mengenai tipenya, Akito mendengarkan dengan seksama, sambil terus memperhatikan jalan.
"Ya, jadi begitu, kurasa kau harus berusaha lebih keras, kalau tidak bisa saja kau akan kalah dengan Toy-
"HEI AWAS!"
*Swoosh-!!*
"hah.. dasar bodoh! bisa-bisanya pengendara motor itu melaju dekat dengan trotoar?!" Akito langsung menarik An sesaat hampir saja ia terserempet.
"h-hah?" An menatap Akito heran, ia masih terkejut dengan kejadian yang tiba-tiba ini.
"Kau juga! jangan jalan terlalu pinggir, apasih yang kau pikirkan?!"
An cukup terkejut melihatnya marah begitu.
"o-oh, haha, terimakasih Akito."
Pada akhirnya dia yang mengucapkan terimakasih. Akito masih menatapnya dengan kesal, hampir saja ada kejadian yang tidak diinginkan, akhirnya mereka berdua bertukar posisi. Mereka masih melanjutkan perjalanannya tapi kini keheningan ikut serta dengan mereka.
"Kau, tipemu seperti apa?" Akito memecah keheningan dengan cara yang tak terduga. seakan itu benar-benar pecah.
An bingung, ada apa dengan pertanyaan itu?
"Rasanya tidak benar, kau memberitahu tipe Kohane seperti tadi, setidaknya beritahukan tipemu juga agar kau tidak merasa bersalah."
"Wah, apa-apaan itu...tapi kau benar, rasanya jahat aku memakai Kohane seperti tadi."
"..."
"Yah.. Tipeku ya? Dia harus terlihat keren dan teguh pendirian."
"Huh, Apa-apaan, ternyata tipe seorang Shiraishi An cukup sederhana."
"Hey~ Kau tidak boleh menilai selera seseorang seperti itu."
"Yah, aku hanya tidak menyangkanya. Oh, lihat akhirnya kita sampai juga."
Mereka tiba di depan Weekend garage, Akito segera menyerahkan barang-barang itu pada An. Kini tangan An benar-benar penuh dengan barang belanja-an.
"Akito, kau tidak mau mampir sebentar? bertemu ayahku."
"Aku ingin, tapi sepertinya ada orang yang sedang mengeluh-ngeluhkan dimana pesanannya yang tak kunjung datang."
"Haha begitukah? yasudah terimakasih, ayahku juga pasti berterimakasih telah dibantu olehmu."
Akito menyadari sarkasme itu.
"Ya, ya, aku pergi, sampai jumpa." dia melambaikan tangannya dan pergi.
"Sampai nanti!"
Tiba-tiba An tersenyum sambil melihatnya pergi menjauh. 'Syukurlah kalau dengannya, sepertinya Kohane akan baik-baik saja.'
Dia pun memasuki Weekend garage.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're wrong. [Akian]
Fanfiction"𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘺𝘢? 𝘈𝘯 𝘚𝘩𝘪𝘳𝘢𝘪𝘴𝘩𝘪." . . . 🎀 Disclaimer 🎀 • Straight ship only! • kinda OOC (aku sdh berusaha semaksimal mungkin╥﹏╥) • Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini adalah karakter dari game HATSUNE MIKU: COLORFUL STAGE...