Cocok.

81 6 1
                                    

"Jadi bagaimana, kalian sudah memutuskannya?"

An dan Akito menghampiri mereka berdua, Toya dan Kohane, yang sedari tadi sibuk mendiskusikan siapa kira-kira yang akan bernyanyi di bagian yang mereka tentukan.

"Ya! kami memutuskan untuk mengkombinasikan vokalnya."

Akito dan An menatap heran,

"Kombinasi?"

"Erm..ayo latihan, kami akan menunjukkannya langsung!"

♩~♪~♪

"Waahhh!! Tadi itu keren sekali Kohaneee-!!
kau juga Toya!!"

An langsung menepuk-nepuk bahu Kohane, sambil tangannya yang lain memberi acungan jempol.

"Hehe, Aoyagi-kun kita berhasil!"

"Ya, terimakasih padamu, Azusawa."

Mereka melempar senyum satu sama lain.

"Wah wah, sejak kapan kalian jadi terlihat dekat begini..? Kohanee, kau tidak akan meninggalkanku kan?"

"e-eh, tentu tidak An-chan."

"ahaha, aku bercandaa~"

"Tapi jujur saja, aku juga terkejut, duet kalian sangat bagus, walaupun milikku dan Toya lebih bagus, tapi tetap saja kalian hebat juga."

'haih.. lihat dia gengsi memujinya, lucu sekali'

◇◆◇

Kembali ke dunia asli mereka.

"fuuh~ latihan hari ini menyenangkan."

"Iya, kerja bagus semuanya."

"Kohanee, kita jadi belanja bersama-kan?"

"Tentu!"

"Yoshh! kalau begitu, kalian berdua, aku dan Kohane pamit undur diri." An segera merangkul Kohane dan mengajaknya pergi.

"Sampa nanti, Shinonome-kun, Aoyagi-kun."

Mereka berdua akhirnya telah menjauh pergi, menyisakan Akito dan Toya. Mereka pun akhirnya berjalan untuk pulang, karena mereka tidak ada agenda apa-apa hari ini, ditengah perjalanan itu mereka mengobrol,

"Hey Toya, kau tau? kau tidak perlu khawatir jika hubunganmu nanti akan mengganggu tujuan kita atau tidak. Aku lihat tadi kau dan Kohane benar-benar cocok."

"Terimakasih Akito, kau benar-benar mendukungku, tapi kurasa aku akan menikmati momen seperti sekarang ini, kupikir ini sudah cukup." Toya, pemuda itu terlihat pasrah tapi di satu sisi, dia terlihat bersyukur.

Akito merasa sahabatnya ini terlalu kikuk, padahal dia hanya perlu jujur terhadap perasaannya.

"Tetap saja, tidakkah kau ingin setidaknya dia tau bagaimana perasaanmu?"

_Kohane & An's POV_

"Kohane! kohaneee! lihat! bukankah ini terlihat lucuu?" Ucapnya sembari menunjuk gantungan kunci yang ia lihat di toko aksesoris.

"Wah kau benar, An-chan, ini terlihat lucu."

"hehe, ayo couple-an gantungan kunci ini."

" Ya!"

setelah berbelanja dan berjalan-jalan di sekitar vivid street, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan itu, tiba-tiba saja An terpikirkan, jika nanti Akito benar ingin bersama Kohane, dia pasti akan sulit untuk mengajak Kohane seperti ini, memikirkan itu dia sedikit sedih.

"hmm, Kohane, aku penasaran tipe mu seperti apa?"

"e-eh, ada apa tiba-tiba?"

"hehe, tidak ada, hanya penasaran."

"Kalau begitu.. sebenarnya aku sedikit bingung, tapi kurasa selama orang itu baik, dia tidak cepat emosi, berperilaku sopan, memiliki tekad yang kuat dan tidak merepotkan?"

'hmm, Akito kurasa memenuhi setengah dari itu, tapi kenapa aku merasa ada orang yang memenuhi semua itu ya..

Oh! benar! Toya! wah Akito..kurasa kau harus berusaha lebih keras.' ia tiba-tiba merasa prihatin dengan orang itu.

"Kalau An-chan sendiri bagaimana? seperti apa tipemu?"

"H-hah? oh, hehe seperti apa ya.."

◇◆◇

"Akito! Akito-!"

Pemuda bersurai ginger itu menoleh menuju arah dimana namanya dipanggil, gadis dengan manik mata amber-nya itu menghampirinya dengan kereta belanja yang ia bawa.

"tidak kusangka bertemu denganmu disini."

"Kau, kau sedang belanja untuk persediaan di Weekend garage?" dia bertanya seperti itu setelah melihatnya dengan kereta belanja.

"Yap, ayahku memintaku membeli ini dan itu, kau sendiri apa yang kau lakukan disini?"

Akito mengacak-acak rambutnya, dan mendengus kesal. "Awalnya aku hanya ingin keluar untuk berbelanja satu dan dua barang, namun Ena melihatku dan memintaku membelikan sesuatu untuknya."

"Oh, kakak perempuanmu yang itu?"

"Huh, benar, dia sangat merepotkan."

"Haha, dia terlihat seperti orang yang menyenangkan."

"Hah? atas dasar apa kau berkata seperti itu?"

An hanya mengangkat kedua bahunya.

"Ngomong-ngomong sebenarnya aku butuh bantuan, ada beberapa barang yang letaknya lumayan tinggi, ck, aku tau sebenarnya tinggi kita ini tidak beda jauh, tapi tetap saja kau lebih tinggi dariku."

"Cih, kau meminta bantuan setelah berkata seperti itu? baiklah, anggap saja aku melakukannya untuk membantu Ken-san bukan kau."

"Ya, terserah kau saja."

.
.
.

You're wrong. [Akian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang